Sofia Marhenis

Mengajar di SMP NEGERI 2 Bukittinggi,SUMATRA BARAT, mari kita berliterasi dan belajar cerdas dari kehidupan ....

Selengkapnya
Navigasi Web
Minat Baca yang terlupakan

Minat Baca yang terlupakan

Ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar, di sebuah desa yang terletak di kaki bukit, waktu itu masih segar dalam ingatan, sekolah itu berdinding bambu yang dianyam, dari luar dapat dengan mudah untuk mengintip dari dalam maupun dari ruang kelas, jika hujan turun jalan menuju sekolah akan penuh dengan lumpur, seperti aspal yang meleleh, jika tidak hati-hati berjalan diantara kami ada saja yang terpeleset, lalu jatuh di lumpur jalanan, tapi dengan bagian bokong yang kotor itu, kami tetap pergi sekolah serta tidak berniat untuk kembali ke rumah.

Sarana sekolah seadanya saja, tapi semangat belajar tidak pernah berkurang, bahkan buku pelajaran tidak semuanya yang dapat dibelikan oleh ibu dan ayah, kekurangan buku itu harus diupayakan sendiri dengan cara meminjam buku teman-teman di sekolah, karena belum ada mesin fotocopy saat itu buku yang dipinjam saya salin dengan tulisan tangan, kadang sampai tidur larut malam menyiapkan ringkasan buku, karena esok hari buku tersebut harus dikembalikan, apalagi buku cerita jarang sekali ditemukan, paling sekali dalam enam bulan ayah membelikan kami majalah Bobo, majalah yang sangat terkenal di kalangan anak-anak semasa itu.

Suatu ketika sekolah kami dapat bantuan buku dari pemerintah, tapi jumlahnya juga tidak begitu banyak, sehingga kami harus bergiliran meminjam buku tersebut, buku yang diberikan berupa buku cerita yang menurut kami anak-anak saat itu sangat menarik untuk di baca, seperti legenda batu menangis, malin kundang, cerita Si Samin dan lain-lainnya.

Sebelum kami dapat meminjam satu buku, diantara kami siswa sekolah dasar yang terlebih dahulu meminjam, menceritakan isi buku itu pada teman-teman yang belum meminjamnya, sesudah itu mereka akan berebut mencari judul buku yang menarik yang didengar dari cerita teman, hidup begitu indah karena dapat saling berbagi cerita, tanpa paksaan dari guru.

Begitulah kehidupan masa sekolah dasar yang berkesan, tapi setelah memasuki sekolah menengah pertama, kebiasaan membaca itu berangsur-angsur hilang, karena kami lebih fokus pada membaca buku pelajaran, kebiasaan membaca selain buku pelajaran tidak terpupuk dengan baik karena di SMP tidak ada motivasi untuk membaca, tidak tersedia buku diperpustakaan yang dapat dipinjam secara leluasa seperti waktu di sekolah dasar, hanya sesekali guru Bahasa Indonesia kami menceritakan tentang pengarang-pengarang pada zaman Balai pustaka, tapi hanya dalam pelajaran bahasa Indonesia.

Hasrat untuk membaca itu semakin tersimpan saja di lubuk hati, karena sarana, dan kesempatan yang semakin berkurang, keadaan itu berlanjut sampai dewasa, setelah dewasa saya menyadari bahwa ada yang kurang dalam diri, ya tentunya wawasan dan perbendaharaan kata.

Keadaan itu juga yang terjadi pada anak-anak kita saat ini, minat baca yang sangat besar dimiliki oleh anak-anak yang berada di bangku sekolah dasar, setelah mereka masuk ke sekolah yang lebih tinggi minat baca itu semakin berkurang, banyak penyebab terjadinya keadaan yang demikian, seperti: tidak adanya motivasi dari orang tua, guru atau lingkungan.

Budaya membaca perlu mejadi perhatian bagi orang tua, dan guru, bagaimana menjadikan siswa kita menjadi seorang yang membudayakan membaca, sungguh tepat sekali pada saat ini bagi sekolah-sekolah yang menerapkan kurikulum 13, dalam pembelajaran salah satunya adalah mengintegrasikan tentang literasi.

Kita berharap juga pada guru agar selalu memupuk minat baca siswa, sehingga minat baca yang dimiliki oleh siswa sewaktu di sekolah dasar dapat dikembangkan lagi pada sekolah yang tingkatannya lebih tinggi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Jadi ternyata buku pelajaran membunuh keinginan membaca buku lain (populer) ya bu. Wah ini bahaya ya.

17 Jun
Balas

bukan membunuh keinginan pak tapi menyita waktu, itu dampak pemberian tugas yang terlalu banyak oleh guru.

18 Jun

Apakah anak-anak SD sekarang masih memiliki minat baca yang tinggi ya, Bu? Saya khawatir jangan-jangan mereka juga sudah mulai kehilangan minat baca sebab begitu banyak sisi kehidupan yang menawarkan hal-hal yang lebih menarik, yang memungkinkan mereka menjangkaunya.

17 Jun
Balas

benar pak Sungkowo, siswa SD Secara umum minat bacanya sangat tinggi, tapi berangsur-angsur hilang setelah banyak gangguan dan terabaikan.

18 Jun



search

New Post