Sebulan yang lalu, aku dapat kesempatan mengikuti kegiatan kelas editor buku, di Pusat Bahasa UNESA, tekad yang kuat untuk melakukan pengeditan tulisan sendiri, kami bertiga dari Bukittinggi Sumatera Barat mendaftar untuk mengikuti kelas editor.

Pengalamanku yang pertama sekali mengunjungi kota surabaya, tidak membuat langkah kami surut, dengan berharap bantuan Allah Subhanahu Wataala dan memanfaatkan becak, grab, dan google map kami dapat mengelilingi Surabaya sepuas-puasnya.

Pertama datang di bandara kami memanfaatkan taxi bandara, kami diantar untuk mencari penginapan dekat UNESA, sopir taxi yang ramah dan baik mau melayani kami dengan baik, maklum ibu-ibu setengah tua,kami suka berselfi-selfi juga, sang sopir taxi yang baik mau membantu kami.

Pagi hari sebelum kegiatan dimulai, kami sengaja menyusuri kampus UNESA,dan mencari pusat bahasa, kami berjalan kaki di seputar kampus, karena hari minggu keadaan kampus masih sepi, hanya ada kegiatan lomba di salah satu fakultas, keluar dari komplek kampus kami mencari taxi untuk menyusuri beberapa tempat belanja di Surabaya.

Betapa senangnya hati ketika kegiatan kelas editor dimulai, sebelumnya kami yang tergolong remaja_remaja yang hampir pensiun ini merasa minder, karena yang hadir kebanyakkan penulis-penulis muda yang potensial.

Pak Eko Prasetyo, dan Pak Ihsan hadir di kelas editor, motivasi beliau menghilangkan rasa minder kami dan semangat yang luar biasa untuk menulis segera muncul kembali. Apalagi Pak Eko Prasetyo memberikan kami hadiah buku yang dapat kami baca, sebagai penulis pemula bagi kami hadiah tersebut luar biasa sekali, apalagi ada tangannya pak Eko Prasetyo, si penulis 53 buku yang sangat energik dan bersemangat, tapi tetap ramah untuk melayani pertanyaan kami, meskupun kesibukkan beliau yang sangat luar biasa.

Di sore hari kami kembali ke penginapan, karena kami dari luar daerah, jadi kami tidak punya kenderaan ke luar lokasi, tapi ada saja teman dari kelas editor yang baik hati, beliau berasal dari Madura, telah memberi tumpangan untuk keluar lokasi UNESA, meskipun harus berdempet-dempetan dengan teman lain yang juga peserta kelas editor. Terakhir aku tahu nama beliau bapak Alee, penulis yang sangat produktif di Gurusiana.

Di penginapan kami juga di beri jatah kue, sedangkan pada kegiatan kelas editor kami juga di beri jatah kue, sehingga kue kami menumpuk di kamar, kami bungkus kuenya dalam kotak lalu kue tersebut kami berikan pada tukang parkir yang berada di ujung gang tempat kami menginap, dia sangat berterima kasih sekali pada kami, keesokkan hari ketika jami keluar menyapa kami dengan ramah.

Setelah selesai kegiatan kelas editor hari ini, kami memesan grab, kami bersiap-siap mengunjungi Suramadu, tapi ternyata kami tergoda melanjutkan perjalanan ke pulau Madura, menyenangkan kami sempat berfoto-foto di depan gerbang Bangkalan Madura, lagi-lagi sopir grab jadi sasaran yang bertugas memotret kami, tidak lupa juga membeli oleh_oleh Madura, dan makan bebek goreng Sinjai, aduuh aku pengen lagi ke sana.

Itulah sekelumit perjalanan kami di sekitar Jawa timur, kami pulang membawa kenangan indah dari Kota Surabaya, teman-teman kelas editor yang baik dan ramah, makanan yang enak dan masyarakatnya masih punya kepedulian terhadap sesama.

Kami masih merasakan betapa si tukang parkir berusaha untuk mrmbantu kami mencarikan taxi untuk berangkat ke bandara dan ia berulang kali mengucapkan terima kasih, meskipun kami sudah berada dalam taxi.Surabaya Mei 2017.