Suami bukan PEMBANTU, Istri bukan BABU
Era milenium seperi sekarang bukan hal aneh jika laki-laki dan perempuan memiliki kedudukan setara dalam segala hal dan bidang. Pasangan yang menikah pun bisa berperan ganda. Masyarakat umum terbiasa dengan keadaan laki-laki sebagai pencari nafkah dan perempuan sebagai pengurus rumah dan anak-anak mereka. Namun, perlahan-lahan kondisi ini mulai berubah tidak ada aturan baku semua pasangan nikah harus seperti itu.
Cinta harus berpacu dengan waktu agar tak sampai rumah larut malam. Sebagai seorang istri Dia tetap berpikir bahwa pekerjaan rumah yang telah ditinggalkan selama dua hari untuk pelatihan kelas menulis pasti sudah menumpuk. Cucian yang menumpuk, baju yang minta dielus-elus agar rapi, dan segudang cucian piring yang minta dimandikan. Terlintas di pikiran Cinta, Rangga suaminya sudah menyelesaikannya, agar Ia tak terlalu lelah karena besok pagi harus beraktivitas seperti biasanya di sekolah. Tetapi, Cinta tahu benar kebiasaan suaminya, hal yang diandai-andaikan itu tak akan terjadi.
Sesampainya di rumah, Cinta disambut dengan senyuman manis Rangga, laki-laki yang dicintainya sejak tujuh tahun lalu. Diciumnya punggung tangan kanan suaminya seraya berucap Assalammualaikum ndut.setelah itu, Mata Cinta berbinar-binar, ruangan yang diduga akan berantakan seperti kapal perang jatuh dari langit ke tujuh, terlihat begitu rapi, dan tercium aroma wangi. Akhirnya, Cinta menyadari bahwa pola pikirnya salah. Rangga bukanlah laki-laki berpikiran kaku yang tidak mau melakukan pekerjaan rumah dengan alasan dia adalah suami yang wajib dilayani. Rangga adalah suami yang mau bekerja sama dengannya. Bertukar kewajiban dan hak-nya agar dapat membantu perempuan yang Ia pilih sebagai teman hidupnya.
Itulah hakikat hubungan pernikahan, bukan membuat suami menjadi pembantu atau istri menjadi babu. Semuanya harus saling memberi dan menerima, saling melengkapi, dan saling membantu. Agar tak ada perasaan, Saya seperti pembantu atau Saya lebih mirip babu. Terkadang suami istri dapat bertukar peran demi kepentingan bersama, seperti Cinta yang harus belajar demi mengembangkan kompetensinya sebagai seorang guru dengan mengikuti kegiatan kelas menulis, dan Rangga yang rela mengerjakan pekerjaan rumah untuk meringankan beban istrinya saat pulang pelatihan.
Dalam islam juga tidak ada hadist atau ayat dalam Al quran yang mewajibkan seorang perempuan ketika menikah harus mengurus rumah. Namun, memang ada aturan dan tata cara yang di sampaikan dalam Al quran. Salah satunya seperti kutipan ayat di bawah ini:
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. (QS. Annisa : 34) Ayat di atas bukan bermakna istri harus mengurus pekerjaan rumah karena suaminya sudah menafkahinya, karena memberi nafkah memang tugas suami. Namun, istri boleh mengerjakan pekerjaan rumah tangga sebagai salah satu tindakan nyata berbakti pada suami tetapi bukan hal yang diwajibkan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
tulisan yang inspiratif, Bu Nia. Semangat ya... ditunggu akhir Oktober
Oh cinta oh rangga, kasihmu abadi.... Salut broh
Akibat meja kerja depan bu mugi, perasaan klo ga nulis merasa bersalah wkwkwk
Kadang dalam hal seperti ini kita harus saling memahami, dan menyadari diantara kita, dan berganti peran merupakan suatu keharusan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi
Semangat, semangat, dan terus semangat, karena di sekiling kamu banyak manusia-manusia tangguh yang selalu memberi tauladan