MAJU GENERASI MUDA ACEH UNTUK PERADABAN YANG LEBIH BAIK
Disadari atau tidak, generasi muda sejatinya memiliki peran dan fungsi yang sangat penting sebagai ujung tombak dalam pembangunan Aceh, termasuk pula dalam proses kehidupan bermasyarakat di Tanah Aceh. Generasi muda merupakan actor penentu dalam pembangunan Aceh yang gemilang. Generasi muda merupakan penerus perjuangan generasi terdahulu untuk mewujukan cita-cita Aceh. Generasi muda menjadi harapan dalam setiap kemajuan, perkembangan, peradaban, dan perubahan di Aceh. Generasi mudalah yang dapat merubah pandangan orang terhadap Provinsi Aceh dan menjadi tumpuan para generasi muda untuk membangun Aceh dengan ide-ide ataupun gagasan yang berilmu, wawasan yang luas, serta berdasarkan kepada nilai-nilai dan norma yang berlaku di dalam Syariat Islam di Aceh.
Perana generasi muda di Provinsi Aceh seharusnya lebih berorientasi kepada upaya membangun kualitas sumber daya manusia (SDM) dan upaya menjaga kualitas sumber daya alam (SDA) Aceh, agar tetap dapat mempunyai daya dukung bagi pembangunan Aceh dasawarsa kedepan dan untuk persiapan bagi generasi mendatang. Sebagai satu-satunya provinsi yang bergelar Serambih Mekkah di Indonesia, dan masih banyak hal yang harus diperbuat, diperjuangkan dan ditingkatkan agar provinsi Aceh dapat sejajar serta dapat mengejar ketertinggalan dengan provinsi-provinsi lainnya di Indonesia.
Generasi muda merupakan salah satu wahana untuk membangun, memelihara dan menjalin komunikasi yang harmonis dalam rangka meningkatkan sinergitas, persaudaraan dan rasa persatuan dan semangat juang tinggi dalam membangun Aceh menjadi lebih baik. Peranan generasi muda sebagai pilar, penggerak dan pengawal jalannya pembangunan di Aceh sangat diharapkan. Dengan adanya organisasi dan jejaring yang luas, maka generasi muda dapat memainkan peran yang lebih besar untuk mengawal jalannya pembangunan di Aceh. Dengan adanya generasi muda maka terlahirlah inspirasi dan gagasan untuk mengatasi berbagai kondisi dan permasalahan yang ada dalam proses pembangunan di Aceh.
Kita sebagai generasi muda harus bisa memiliki suatu keahlian dan pola fikir yang dapat membuat kita menjadi generasi muda yang cerdas, kreatif, dan inovatif dalam rangka pembangunan Aceh yang sangat kita cintai ini, yakni Provinsi Aceh. Beberapa landasan hukum yang berhubungan langsung dengan Peran Pemuda dalam Upaya Pembangunan Daerah/Provinsi, Bangsa dan Negara adalah sebagai berikut :
Ø UUD 1945 Pasal 28 C Ayat (2) :
“Setiap Orang berhak untuk memajukan dirinya dalam Memperjuangkan Haknya secara kolektif untuk Membangun Masyarakat, Bangsa, dan Negaranya”.
Ø UU No. 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan Pasal 16 :
“Pemuda berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional”.
Berdasarkan landasan hokum diatas, kita telah memahami akan apa yang harus dimiliki oleh generasi muda Aceh untuk dapat membangun Aceh, bahkan Indonesia kedepannya. Dimana bila hal-hal tersebut dimilki oleh generasi muda Aceh, maka insyaallah Dearah Istimewah Aceh akan dapat menjadi salah satu provinsi yang diakui akan kehebatannya baik dibidang ekonomi, maupun bidang teknonologi oleh provinsi-provinsi lain, bahkan luar negeri dimasa sekarang ini, maupun yang akan datang.
Dalam kehidupan sehari-hari di mana generasi muda sebagai cikal bakal harapan masa depan. Generasi muda adalah harapan masa depan, calon pemimpin masa depan, olehnya itu di pundak generasi mudalah nasib Aceh dipertaruhkan kedepanya. Apabila generasi muda memiliki kualitas yang unggul dan semangat yang kuat untuk memajukan budaya Aceh yang didasari dengan keimanan dan akhlak mulia, maka Provinsi Aceh akan menjadi besar. Islam menggambarkan keutamaan pemudah dalam beberapa hadisnya:
Dan Abu Hurairah RA. bahwa Rasulullah SAW. bersabda, “Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy)-Nya pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya: (salah astunya) seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah..”.(HR. Al Bukhari no.1357 dan Muslim no. 1031 ).
Dalam hadits lain yang senada, Rasulullah SAW. bersabda :
إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَعْجَبُ مِنَ الشَّابِّ لَيْسَتْ لَهُ صَبْوَةٌ
“Sesunggguhnya Allah SWT. benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak memiliki shabwah”. (HR.Ahmad)
Sesungguhnya “ Seorang pemuda ibarat matahari yang tengah memancarkan cahaya terang dan cahaya yang paling panas” . Dari ungakapan ini kita dapat mengatakan, bahwa masa muda adalah masa kekuatan atau masa keemasan.
Generasi muda sebagai bagian yang tak terpisahkan dari lapisan Pemerintahan Aceh ini yang dikenal sebagai tulang punggung masyarakat Aceh, tentu mempunyai kewajiban besar untuk mengemban perbaikan Aceh ini. Oleh karena itu, peranan pemuda sangat dinanti-nantikan oleh segenap lapisan masyarakat.
Betapa besarnya pentingya peran pemuda atau generasi muda dalam embangunan Provinsi Aceh, maka patutlah bagi kita sebagai pemuda Aceh untuk bertindak sebagaimana dalam aturan-aturan perundang-undangan tersebut, sehingga kita sebagai generasi muda Aceh dapat menciptakan Daerah Provinsi Aceh yang berkembang dan maju akan teknologi.
Dalam mewujudkan proses pembangunan Aceh secara optimal, tentunya sangatlah dibutuhkan peran aktif dari masyarakat dan utamanya generasi muda yang menjadi pemegang estafet Pemerintahan Aceh di masa yang akan datang, sehingga dapat dijadikan pelajaran dan pengalaman berharga dalam upaya membangun Aceh di masa yang akan datang. Selain itu, di Daerah Istimewa Aceh ini, generasi muda telah mendominasi populasi penduduk di Aceh ini. Sehingga generasi muda tersebut perlu mengambil peranan sentral dalam berbagai bidang kehidupan untuk membangun Daerah Provinsi Aceh ini. Diharapkan generasi muda dapat membuka mata lebar-lebar dan beranjak dari ”Tidur Panjang”. Dan kini saatnya generasi muda membangun daerah sesuai kapasitasnya, sehingga akan terwujud kehidupan masyarakat yang lebih baik dan yang menjadi harapan masyarakat secara bersama.
Jelas dibutuhkan upaya untuk mengoptimalkan peran generasi muda dalam pembangunan Aceh ini. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis menawarkan solusi yakni sebuah trilogi Cetar. Adapun cetar sendiri merupakan akronim dari tiga unsur yang saling berkaitan, yakni “cetak, tampung, dan sebar”.
Secara terperinci, trilogi tersebut dijabarkan sebagai berikut. Pertama, cetak generasi muda berkualitas. Pendidikan dalam hal ini menjadi kunci untuk mencetak generasi muda yang berkualitas. Semakin tinggi jenjang pendidikan yang dienyam, maka kualitas generasi muda Aceh akan semakin tinggi. Pendidikan pulalah yang menjadi pondasi awal generasi muda untuk membentuk karakter nasionalisme. Bila seorang generasi muda memiliki karakter nasinalisme yang kuat, tentu ia akan memperjuangkan segenap keahlian dan kemampuannya untuk membangun Aceh ini. Selain itu, sejatinya melalui pendidikan kita dapat mencetak generasi muda yang bukan sekadar bekerja, melainkan dapat menciptakan lapangan kerja sendiri sesuai dengan spesifikasi ilmu. Jika hal ini terwujud, maka generasi muda Aceh akan berdaulat dalam hal lapangan pekerjaan.
Kedua, tampung generasi muda yang berpotensi. Tidak sedikit generasi muda Aceh yang berpotensi dari berbagai aspek. Tentu, generasi muda Aceh yang berpotensi tersebut harus ditampung dalam suatu wadah agar fokus mengembangkan potensinya, maka berikan ia wadah untuk berinovasi dan berkreasi dalam pemanfaatan SDA di Aceh. Dan jangan sampai potensi generasi muda tersebut justru diabaikan atau bahkan diwadahi oleh negara lain.
Ketiga, sebar generasi muda ke seluruh kabupaten di Provinsi Aceh. Setelah generasi muda dicetak dan diwadahi, maka langkah selanjutnya adalah disebar ke berbagai provinsi di Aceh, untuk dapat mengaplikasikan potensi serta keilmuan yang dimilikinya pada masyarakat Aceh. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesenjangan dalam perkembangan pembangunan di Provinsi Aceh.
Bagaimanapun generasi muda merupakan sektor potensial yang mampu mengubah kondisi Aceh kedepannya. Trilogi Cetar merupakan salah satu solusi untuk mengoptimalkan generasi muda dalam pembangunan Aceh. Sejatinya bila seluruh generasi muda Aceh berkualitas, bukan tidak mungkin kita akan menjadi tuan rumah di Indonesia dalam efen-efen penting seperti Sea Games dan lain-lain, praktiknya akan dikenal, cetar membahana hingga ke kancah global.
Walaupun masih ada beberapa generasi muda yang tidak memiliki rasa tersebut dan cenderung tidak lebih mencintai Aceh, tapi sekarang saatnya generasi muda Aceh harus memiliki jiwa bangga dan cinta menjadi warga Provinsi Aceh. Bukan hanya dalam bentuk demo yang berujung anarkis dan perusakan infastruktur atau hal-hal yang merusak citra Provinsi Aceh.
Namun dibuktikan dengan hal-hal yang positif dan kerja nyata bahwa Provinsi Aceh adalah Provinsi cinta damai, terpelajar, makmur dan maju. Karena generasi muda Aceh selalu menjadi bagian dari perjalanan Aceh, baik sebagai pelopor, penggerak bahkan sebagai pengambil keputusan. Generasi muda itu mempunyai pemikiran yang kritis terhadap masalah yang ada disekitar, mengangkat realita sosial yang terjadi di masyarakat Aceh, dan bisa juga memperjuangkan aspirasi masyarakat.
Saatnya generasi muda Aceh menempatkan diri sebagai pemimpin gerakan perubahan dan pembanguan di Aceh. Generasi muda yang kreatif, inovatif, dan memiliki potensi, harus menjadi asset yang mahal untuk kejayaan dan kemakmuran Provinsi Aceh dimasa depan. Oleh karena itu, generasi muda Aceh harus memimpin gerakan perubahan dalam membangun Aceh ini. Dikarenakan, generasi muda Aceh paham betul dalam memahami dengan baik kondisi Aceh dari berbagai sudut pandang. Kemudian dengan adanya kaderisasi formal dan informal dalam organisasi serta interaksi kuat dengan berbagai lapisan sosial termasuk dengan elit penguasa dalam diri generasi muda Aceh akan menjadi pengalaman (experience) dan ilmu berharga untuk menyongsong perubahan dalam membangun menuju Aceh Gemilang.
Tak hanya itu saja, Generasi muda Aceh harus bersatu-padu dalam kepentingan yang sama (common interest) yaitu untuk suatu kemajuan dan perubahan di Tanah Rencong. Tidak ada yang bisa menghalangi perubahan yang disosong oleh kekuatan generasi muda, sepanjang moral dan semangat juang tidak luntur. Mengembalikan semangat nasionalisme dan patriotisme pejuang Aceh dikalangan generasi muda akan mengangkat moral perjuangan generasi muda. Nasionalisme adalah kunci integritas dalam perubahan Aceh menuju peradaban yang lebih baik.
Dengan menguatkan semangat nasionalisme tanpa harus meninggalkan jati diri Aceh. Semangat persatuan dan kebanggaan diperlukan sebagai identitas, sementara jati diri Aceh akan menguatkan komitmen generasi muda untuk membangun dan mengembangkan Aceh. Keduanya diperlukan agar anak Aceh tidak tercabut dari akar budaya dan sejarahnya Provinsi Aceh. Perlunya adanya kesepahaman dan kekompakan generasi muda dalam melaksanakan agenda-agenda pembangunan. Energi generasi muda yang bersatu cukup untuk mendorong terwujudnya pembangunan di Aceh. Sesuai karakter generasi muda yang memiliki kekuatan (fisik), kecerdasan (fikir), kekuatan spiritual, intelektual, dan tingginya moral, serta kecepatan belajar dari berbagai peristiwa yang dapat mendukung akselerasi perubahan dalam pembanguna Provinsi Aceh.
Dalam proses pembangunan Aceh, generasi muda merupakan kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan sebagai perwujudan dari fungsi, peran, karakteristik, dan kedudukannya yang strategis dalam pembangunan Aceh. Untuk itu, tanggung jawab dan peran strategis generasi muda di segala dimensi pembangunan perlu ditingkatkan dalam kerangka hukum Provinsi Aceh sesuai dengan nilai yang terkandung di dalam Syariat Islam Aceh. Oleh karena itu, dalam mengambil kebijakan-kebijakan pembangun Aceh Serambih Mekkah, generasi muda Aceh harus betul-betul mengakar bagi kepentingan dan kemashlatan masyarakat Aceh.
Generasi muda sejatinya memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam perkembangan pembangunan bagi Aceh. Baik buruknya suatu provinsi, dapat dilihat dari kualitas generasi mudanya, karena mereka adalah generasi penerus yang harus mempunyai karakter kuat untuk melakukan perubahan, memiliki kepribadian tinggi, semangat nasionalisme, mampu memahami pengetahuan dan teknologi untuk bersaing secara global.
Oleh Karena itu, agar pembangunan di Aceh berjalan efektif dan terencana sesuai dengan apa yang diharapkan kedepen, maka generasi muda Aceh harus ikut andil dalam pembangunan Tanah Rencong. Hal ini didasari besar dan pentingnya peran generasi muda dalam melakukan perubahan kemajuan dan pembangun Aceh menjadi lebih baik dimasa akan datang.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar