Soleh kamaludin

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Aksi Nyata 3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Aksi Nyata 3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Aksi Nyata 3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

oleh Soleh Kamaludin,S.Pd.

Calon Guru Penggerak Angkatan 4 Kab. Bandung Barat Tahun 2022

1. Fact (Peristiwa

Latar Belakang tentang Situasi yang Dihadapi

SMAN 1 Gununghalu merupakan salah sekolah negeri di wilayah Bandung Barat Kecamatan Gununghalu Kabupaten Bandung Barat yang memiliki kultur yang beraneka ragam dan dengan memiliki mata pencaharian yang berbeda-beda di lingkungan masyarakatnya. Akan tetapi kebanyakan yang orang tuanya hidup sebagai petani dan bekerja di perantauan, baik yang bekerja sebagai Tenaga Kerja keluar Negeri maupun bekerja di kota. Mungkin itulah salah satu penyebab mengapa sangat rentan terjadinya perceraian. Anak-anaknya banyak yang dititipkan di kakek atau neneknya yang secara fisik dan kejiwaan bukan lagi waktu mengurus anak yang sedang butuh perhatian dari anak-anaknya yang sudah menginjak dewasa. Usia tua renta yang seharusnya diurus dan dilayani bukan bukan mengurus dan melayani. Maka kebanyakan Anaklah yang menjadi korban akibat hal itu.

Anak dibiarkan mau bagaimana pun yang penting makan. Akibatnya banyak anak yang mencari sosok seorang ayah dan ibu. Tak jarang melampiaskan dengan berteman dengan siapa sapa yang membuat mereka nyaman. Mereka tidak tahu sosok ibu itu seperti apa dan sosok ayah itu seperti apa. Mereka hanya tahu ibu dan ayah tugasnya memberi uang jajan saat mereka ingin dan mengirimi uang tiap bulan lewat rekening.

Data tersebut didukung dari hasil wawancara dengan wali kelas dan dengan siswa –siswa yang ada di SMAN 1 Gununghalu. Hal tersebut berpengaruh terhadap cara Pandang dan berinteraksi yang dilakukan peserta didik kepada guru-guru di SMAN 1 Gununghalu. Kondisi faktual tersebut sangat berpengaruh besar terhadap para guru yang bertugas di SMAN 1 Gununghalu. Awalnya kondisi tersebut terasa sangat berat. Tetapi Seiring berjalannya waktu kami mulai terbiasa untuk menghadapi kondisi tersebut. Kami sering berkomunikasi baik secara resmi dalam ruang rapat ataupun dalam ruang diskusi obrolan santai berkeluh kesah terhadap keadaan anak di kelas. Dari komunikasi tersebut akhirnya kami selalu mendapatkan solusi untuk perlakukan terhadap anak kedepannya dalam pembelajaran

Berdasarkan hasil obrolan tersebut mendapat kesimpulan bahwa sebagai guru SMAN 1 Gununghalu harus mampu memerankan tiga sosok yaitu:

Pertama sebagai orang tua dimana kita harus mampu menunjukkan anak ke arah jalan yang lebih baik melalui bimbingan.

Kedua sebagai teman yang mampu menanamkan dan melakukan prinsip-prinsip positif seperti prinsip tanggung jawab, kerja sama dan kompetensi untuk mewujudkan nilai- nilai sosial.

Ketiga menjadi guru, sosok yang membantu peserta didik dalam menumbuhkembangkan keterampilan serta pengetahuan.

Ketiga peran tersebut memunculkan keberanian kepada peserta didik untuk mencurahkan apa yang mereka rasakan, permasalahan apa sedang hadapi dan keinginan apa yang mereka harapkan.

Tujuan pendidikan guru penggerak untuk menciptakan pemimpin pembelajaran. Pembelajaran yang selalu memperhatikan perbedaan kebutuhan belajar peserta didik dan melahirkan peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlakul karimah, mandiri, kreatif, bernalar kritis, gotong royong dan berkebhinekaan global atau sering disebut dengan profil pelajar Pancasila. Tidak menumpukkan tanggung jawab hanya pada guru penggerak yang ada di sekolah tersebut. Guru penggerak harus menyebarluaskan pengetahuan, pengalaman dan praktik baik yang diperoleh selama pendidikan guru penggerak kepada seluruh warga sekolah.

Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran adalah salah satu peran yang harus dilakukan guru. Pengambilan keputusan yang tepat yang mampu mengakomodir seluruh kepentingan warga sekolah khususnya peserta didik. Keputusan yang tepat diperoleh dengan melakukan langkah-langkah pengujian dan pengambilan keputusan.

Kegiatan aksi nyata ini meliputi tiga kegiatan yaitu :

Sosialisasi dan praktik pengambilan keputusan kepada pemangku kepentingan dan Para stakeholder sekolah dan komunitas praktisi dan seluruh warga sekolah yang ada di SMAN 1 Gununghalu. Penerapan pengambilan keputusan yang dialami peserta didik, kegiatan ini dilakukan dengan mengimplementasikan langkah-langkah pengambilan keputusan terhadap situasi yang dialami peserta didik dengan langkah-langkah pengambilan keputusan yang sudah dipelajari sebelumnya. Refleksi hasil pengambilan keputusan yang dialami peserta didik, kegiatan ini dilakukan oleh Calon Guru Penggerak dengan guru mata pelajaran yang ada di SMAN 1 Gununghalu..

Deskripsi Aksi Nyata

Aksi nyata penerapan modul 3.1. pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang dilakukan Calon Guru Penggerak di SMAN 1 Gununghalu dimulai dengan mensosialisasikan perbedaan dilema etika dan bujukan moral serta Sembilan langkah pengujian dan pengambilan keputusan. Sosialisasi dilakukan beberapa waktu yang berbeda.

Pertama sosialisasi dilakukan kepada para Stakeholder yang dihadiri pula oleh beberapa guru dan komunitas praktisi. Di lain waktu sosialisasi di lakukan kepada seluruh warga sekolah tak terkecuali peserta didik semuanya mendapat informasi. Alhamdulillah semua menjadi paham Tentang dilema etika dan bujukan moral. Semua mulai Mengaplikasikan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Semua diberi pemahaman terkait paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan selain 9 langkah pengambilan keputusan.

Kemudian Calon guru penggerak mengadakan simulasi dengan beberapa peserta didik. Beberapa peserta didik diberikan contoh kasus yang terkait dilema etika yang sering terjadi dengan keseharian peserta didik. Mereka coba menyelesaikan kasus dilema etika tersebut dengan mempraktikkan cara pengambilan keputusan berdasarkan pemahaman hasil sosialisasi sebelumnya. Kasus yang menimpa mereka yang berhubungan pengambilan keputusan dan dapat diselesaikan dengan menggunakan prinsip dan langkah pengambilan keputusan.

Ada 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan meliputi :

1) Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan 2) Menentukan siapa yang terlibat 3) Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan 4) Pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut yang terdiri dari

Uji legal Uji intuisi Perasaan saat keputusan kita dipublikasikan di halaman depan Keputusan apa yang akan diambil oleh panutan/idola dalam situasi ini?

5) Menentukan paradigma yang terjadi pada situasi tersebut 6) Menentukan prinsip yang akan kita pilih/pakai dari tiga prinsip 7) Melakukan Investigasi Opsi 8) Membuat keputusan 9) Melihat dan merefleksikan keputusan kita

Peserta didik Merasa kebingungan tetapi dengan berdiskusi dan berkolaborasi dengan temannya sedikit demi sedikit mereka memahami cara pengimplementasian konsep pengambilan dan pengujian keputusan. Mereka tampak antusias menyelesaikan kasus yang disajikan. Mereka saling bertanya kasus tersebut pernah dialami pernah dialami mereka. Kasus tentang bagaimana keputusan yang harus diambil oleh seorang siswi ketika dihadapkan dengan dua pilihan yaitu langsung bekerja untuk membantu ekonomi keluarga atau melanjutkan ke kuliah supaya bisa bertambah ilmu pengetahuan dan bisa bersaing sesuai perkembangan zaman.

Alasan Melakukan Aksi Nyata tersebut

Ketika kita melakukan perubahan Perlu adanya keterlibatan dari berbagai pihak khusus pemimpin/kepala sekolah dan seluruh warga sekolah. dilema etika merupakan dua kebenaran yang datang secara bersamaan dan perlu ada satu pilihan tepat dari kedua kebenaran tersebut. Dengan sosialisasi terhadap kepala sekolah, beberapa guru, komunitas praktisi dan para peserta didik akan memberikan pencerahan dalam pengambilan keputusan permasalahan dilema etika yang dihadapi warga sekolah. Sosialisasi kepada peserta didik pun akan membantu mereka menentukan suatu pilihan tepat dengan berbagai pertimbangan yang matang. Simulasi yang dilakukan kepada peserta didik akan membantu mereka mengaplikasikan konsep pengambilan keputusan dan mendewasakan mereka dalam menghadapi setiap kasus/permasalahan dilema etika yang terjadi.

Hasil Aksi Nyata yang Dilakukan

Kepala sekolah, guru dan peserta didik jadi tahu tentang apa itu dilema etika, bujukan moral, dan 9 langkah dalam pengambilan keputusan. Mereka pun lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Bahkan keputusan yang telah dibuat direfleksi kembali untuk meyakinkan apakah keputusan tersebut sudah dapat mewakili kepentingan orang lain dan tepat. Apakah keputusan yang diambil tidak menimbulkan polemik susulan. Ataukah jika tidak tepat segala kemungkinan yang muncul akan dapat di minimalisir. Dengan melakukan praktik nyata kepada peserta didik terkait kasus yang disuguhkan, menjadikan peserta didik tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan. Secara logis mereka menimbang dan memikirkan dengan melakukan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan. Sehingga keputusan yang mereka ambil dapat dipertanggung jawabkan dan memberikan alasan logis kepada orang tua mereka. Keputusan yang didasarkan dengan berbagai pertimbangan matang dan dihasilkan dengan penuh kesadaran.

2. Feeling (Perasaan)

Ketika Melakukan Aksi Nyata ada perasaan Ragu dan takut. Apakah praktik baik yang akan dilakukan yaitu pengimbasan pengetahuan dan pengalaman terkait konsep pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran akan diterima dan dipahami oleh seluruh warga sekolah. dan apakah peserta didik mampu menerapkan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan dalam kasus yang disuguhkan. Seiring dengan proses yang dilakukan keraguan tersebut terbantahkan. Warga sekolah menerima dengan tangan terbuka terhadap perubahan yang dilakukan dalam pengambilan keputusan. Walaupun konsep pengambilan dan pengujian keputusan termasuk konsep baru Alhamdulillah proses sosialisasi kepada warga sekolah berjalan sesuai dengan harapan dan siswa pun mampu menerapkan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan.

3. Finding (Pembelajaran)

Beberapa hal yang menjadikan catatan dari pelaksanaan aksi nyata yang dilakukan di SMAN 1 Gununghalu yang akan dijadikan bahan pertimbangan. Praktik baik penerapan konsep pengambilan keputusan hanya dilakukan kepada beberapa peserta didik tidak semua peserta didik melakukan praktik baik tersebut. Tidak menutup kemungkinan masih banyak peserta didik kebingungan dan bahkan tidak secara maksimal mampu mempraktikkan 9 langkah pengambilan keputusan dalam menyelesaikan kasus dilema etika yang bakal mereka hadapi di kemudian hari.

Pengambilan keputusan bisa jadi tidak berjalan seutuhnya apalagi jika pengambilan keputusan tersebut berbenturan dengan kebijakan yang telah dibuat dan disepakati bersama oleh pemangku kebijakan dalam satu institusi (Sekolah). Suatu praktik baik yang dilakukan dengan niat tulus dan sejalan dengan peningkatan kualitas seluruh elemen institusi akan memberikan kemanfaatan dan keberhasilan terhadap institusi tersebut. Begitu pun dengan praktik baik yang dilakukan CGP di SMAN 1 Gununghalu memberikan beberapa keberhasilan di antaranya sebagai berikut:

Adanya Ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam pengambilan keputusan warga sekolah makin bertambah dan meningkat, Kepala sekolah, guru, peserta didik dan warga sekolah lainnya bergerak bersinergis menerapkan proses pengambilan keputusan baik di kegiatan sekolah ataupun di kelas , Adanya perubahan paradigma warga sekolah dalam pengambilan keputusan yang tadi selalu bergerak cepat sekarang ada proses dengan pertimbangan dan menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan.

4. Future (Penerapan Ke Depan)

Rencana perbaikan penerapan yang dilakukan adalah :

Peserta didik diberikan kesempatan yang sama untuk mempraktikkan konsep pengambilan keputusan dengan menerapkan Sembilan langkah pengujian dan pengambilan keputusan baik dalam forum diskusi maupun disisipkan sebagai materi tambahan yang dilakukan guru mata pelajaran, Adanya komunitas praktisi dalam membentuk menerapkan konsep pengambilan keputusan sebagai agen perubahan yang akan memberikan layanan terhadap kesulitan yang terjadi pada proses pengambilan keputusan yang dilakukan disekolah, Melibatkan warga sekolah untuk melakukan umpan balik demi ketepatan keputusan dan melakukan refleksi.

Dokumentasi aksi nyata modul 3.1. Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran yang dilakukan :

Gambar 1 sosialisasi aksi nyata dengan Komunitas Praktisi

Gambar 2 Praktik Pengambilan keputusan dengan Rekan sejawat

Gambar 3 Penerapan pengambilan keputusan dengan peserta didik

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya keren

15 May
Balas



search

New Post