【Solikhin】

Principal SMAM Kalibening

Banjarnegara

https://www.instagram.com/p/BpG1zcohVMh/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=hfnfuxrnxyzq

______________

Hari itu, hari ahad tepatnya tanggal 14 Oktober 2018 keluarga kami mengadakan tasyakuran dan mengundang Ustadz Mintaraga. Isi tausiahnya sangat bagus dan mendalam, pengajian itu sangat membekas di hati kami, yang intinya islam dan orang orang beriman memngajak pada nur dan orang orang kafir dengan walinya thaghut mengajak dari cahaya menuju kegelapan.

Ada yang lebih membekas lagi. Karena yang diundang dari banyak keluarga. Salah satunya keluarga dari Jogjakarta. Setelah menginap dikeluarga saya, pada saat sholat shubuh seorang ibu mengajak anaknya yang baru kelas 3 SD ke mushola untuk sholat jama'ah shubuh. Saya perhatikan anak ini tidak ada beban menjalankan sholat shubuh.

Saya menyapa," wah hebat ini adik, sudah sholat shubuhan berjama'ah,". Ibu itu menjawab," ini sudah biasa, pak lik, disaat jam 0 rasyid harus sudah ada di sekolah dan guru guru menyambut dipintu gerbang dan ada yang membimbing tadarus di saat sekolah sekolah lain masih pada tidur, sekolahnya rasyid sudah terbiasa seperti ini," terangnya.

"Rasyid sekolah dimana?," tanya saya. " di SD Muhammadiyah x di kota gede," jawabnya. Wali murid membanggakan sekolahnya, apakah wali murid sekolah kita sudah membanggakan sekolah kita?

Hari kamis saya disodori dua lembar kertas oleh kepala TU sekolah yang diambil dari kotak kritik dan saran. Kotak itu berada di depan kantor menempel di depan samping pintu utama kantor. Saya menyarankan diletakan disitu agar berbagai unsur warga sekolah mudah untuk mengaksesnya. Dari wali murid, guru dan peserta didik mudah untuk menaruh kertas kritik dan saran.

Sebelumnya, saya memimpin upacara bendera, salah satu materinya sebenarnya sudah beberapa kali disampaikan tentang keberadaan kotak kritik dan saran warga sekolah dan wali murid/masyarakat. Agar kotak kritik dan saran difungsikan dan mengajak warga sekolah menjadi warga yang kritis dan jangan menjadi orang yang apatis. Saya memaknai orang kritis karena memiliki rasa cinta dan peduli. Dan orang yang tidak kritis adalah orang yang tidak memiliki rasa cinta dan kepedulian.

Setelah saya membaca isi dari surat peserta didik, saya arsipkan dan dijadikan dasar dan materi rapat koordinasi bulanan guru.

Bagaimana suara wali murid sekolah kita? Apa yang sudah kita rekam dari suara suara mereka. Bagaimana suara murid murid sekolah kita, apa yang sudah kita catat sebagai bahan kebijakan sekolah kita.

________

Kalibening, 20 Oktober 2018