Solvia Jamal

Nama Solvia Jamal, lahir di Pariaman tanggal 1September 1969. Pernah sekolah di SPG 1 Padang tamat tahun 1988 dan melanjutkan pendidikan di IKIP Padang tamat ta...

Selengkapnya
Navigasi Web
Nyanyian Kamboja di Atas Pusara (2)

Nyanyian Kamboja di Atas Pusara (2)

Tantangan menulis gurusiana hari ke-163

#tantangangurusiana

`

Ibu kesulitan bernapas. Dadanya naik turun dan mulut ibu terbuka untuk mengambil napas. Kedua bola mata ibu membulat seperti menahan rasa yang amat sakit saat bernapas.

Kania menjerit kuat memanggil ibu, ketika netranya tidak lagi melihat ibu bergerak. Napas ibu berhenti dengan mulut dan mata terbuka.

"Ibuuuu.....ibuuu... jangan tinggalkan aku bu.... ayo bangun bu..." Ratap Kania pilu. Dipeluknya tubuh ibu yang amat dicintainya sambil mengguncang- guncang tubuh rentanya.

"Pergi sana! Kamu pembunuh!" Ucap Rani sambil menarik Kania agar menjauhi ibu.

Ayah memeriksa denyut nadi ibu yang ternyata memang tidak berdenyut lagi. Kemudian ayah membaca salawat nabi dan kalimat Syahadat lalu mengusap wajah ibu dengan telapak tangannya, hingga mulut dan mata ibu tertutup.

"Innalilahi wa inalillahi raajiun." ucap ayah dengan suara bergetar. Setelah itu ayah melipat kedua tangan ibu serta meletakkannya diantara dada dan perut ibu.

Pesta pernikahan yang seharusnya dihiasi rasa bahagia, berubah dengan suasana berkabung. Ibu Kania telah pergi untuk selamanya karena ibu memang memiliki riwayat jantung lemah.

Sikap ayah, Rani dan keluarga besar yang menyalahkan Kania atas berpulangnya ibu ke Rahmatullah, membuat Kania makin terpuruk dalam kesedihan. Ia tidak sanggup menyaksikan ketika jasad ibu di makamkan.

Kania meratapi nasibnya yang bertubi-tubi dirundung malang. Ibu tempat ia berkeluh kesah telah pergi selamanya. Tiada lagi yang mengasihinya. Semua membencinya.

Waktu terus berjalan, hingga seminggu telah dilalui. Namun kesedihan Kania tak kunjung terobati. Air mata janda kembang itu menganak sungai walau seminggu waktu telah berlalu. Ia turut menyalahkan dirinya atas kepergian ibu.

"Aku memang bodoh, aku telah membunuh ibu." Bisik hati Kania. Perempuan cantik itu terisak-isak menangis meratapi kebodohannya.

"Aku memang bodoh....bodoh..!"

Setelah berkali- kali mencaci dirinya bodoh, lalu Kania tertawa terbahak-bahak. Ia menertawakan dirinya yang bodoh. Mau saja terbujuk oleh rayuan laki-laki hidung belang. Pria yang mengaku bujang, ternyata telah beristri.

"Hahaha... hahaha..."

Ayah dan Rani adiknya, kaget mendengar tawa Kania yang begitu keras. Mereka serentak berlari menghampiri Kania yang lagi duduk di atas ranjang kamarnya, dengan posisi lutut ditekuk. Kedua tangannya melingkar memengang kakinya.

Melihat ayahnya dan Rani datang, tawa Kania berhenti. Kedua bola matanya yang indah, menatap tajam ke arah ayah dan Rani yang juga menatapnya cemas.

Kesedihan kembali merayapi kalbunya. Rasa bersalah kian menggerogoti jiawanya yang rapuh. Perempuan cantik itu kembali menangis. Meratapi dirinya yang bodoh serta ketakutan atas kemarahan ayah dan Rani yang terus menyalahkan dirinya.

Perempuan berhidung bangir itu, berdiri lalu mundur ke sudut kamar dengan raut wajah ketakutan. Ia takut dimarahi ayah dan Rani.

`

BERSAMBUNG

`

Kota Tabuik, 2392020

Cerbung Karya : Solvia Jamal

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terus aja keren. Bener-bener cerpenist handal. Gimana nasib Kania selanjutnya ya?? Sukses bu Via, dah bikin penasaran.

24 Sep
Balas

Terima kasih apresiasinya bun...moga sukses selalu juga buat bu Dakwati... aamiin yra

24 Sep

Terus aja keren. Bener-bener cerpenist handal. Gimana nasib Kania selanjutnya ya?? Sukses bu Via, dah bikin penasaran.

24 Sep
Balas

Keren abis dah...Salam.liteasi

25 Sep
Balas

Terima kasih apresiasinya bun...moga sukses selalu

25 Sep

Duh, kasihan Kania pdhal mati sdh mjd takdir. Keren bunda. Lanjut

24 Sep
Balas

Siipp... terima kasih apresiasinya bun... moga sukses selalu

24 Sep

Kereeen cerbungnya, Bunda. Sukses selalu. Salam literasi

23 Sep
Balas

Terima kasih apresiasinya pak... salam literasi kembali...moga sukses selalu juga buat pak Dede Saroni... aamiin yra

23 Sep

Judulnya cantik dan menarik. Keren ceritamya, Bun.

25 Sep
Balas

Terima kasih apresiasinya bun...moga sukses selalu

26 Sep

Cerita yg benar2 asyik untuk dinikmati. Mengundang rasa penasaran akan kisah selanjutnya... Olah kalimat yg nikmat disantap, Bunda... Hehe, nemu kata2 yg mungkin salah ketik ya... (kesudut = ke sudut .... di marahi = dimarahi ... di tekuk = ditekuk .... di makamkan = dimakamkan). Untuk "di" yg bukan kata depan/ tdk menunjukkan tempat maka penulisannya dirangkai ya Bund... Salam, smg semaaaakin sukses...

24 Sep
Balas

Hehehe iya bun... padahal Udah di cek... masih aja ada yang salah ketik... terima kasih krisanya bun...moga sukses selalu juga buat bu Dwi Sutrisniwati... aamiin yra

24 Sep

Duhhh kasihannya Kania

25 Sep
Balas

terima kasih apresiasinya bun...moga sukses selalu.

25 Sep

Kasihan Kania. Terganggu jiwanya karena selalu menyalahkan diri sendiri. Semoga mendapat solusi terbaik, Buncan. Salam sukses selalu.

23 Sep
Balas

Terima kasih apresiasinya bun... salam sukses kembali

23 Sep

Kisah melelehkan air mata.. oh Kania.

24 Sep
Balas

Terima kasih apresiasinya bun... moga sukses selalu

24 Sep

Keren bu...tapi kasihan Kania jd stres....next

24 Sep
Balas

Iya bun... terima kasih apresiasinya bun...moga sukses selalu

24 Sep

Wiiiihhhh.....kasihan banget Kania...keren Bu ceritanya. Sukses selalu untuk ibu cantik

23 Sep
Balas

Terima kasih apresiasinya bun...moga sukses selalu juga buat bu Aisyah Jamela... aamiin yra

23 Sep

Kania yang sabar ya jangan tetlalu menyalahkan diri sendiri. Semua sudah ada jalannya sendiri2. Sukses cerpennya ibu Solvia

23 Sep
Balas

Terima kasih apresiasinya pak...moga sukses selalu juga buat pak Herru .. aamiin yra

23 Sep

Wanita berhidung bangir, berdiri dan mundur ke pojok ruangan dengan ekspresi ketakutan di wajahnya. Ia takut dimarahi oleh ayahnya dan Rani..Keren Bun sukses selalu ya Bun

24 Sep
Balas

Terima kasih apresiasinya bun...moga sukses selalu juga buat bu inah enceu... aamiin yra

24 Sep

Kasihan Kania. Keren buk ceritanya menarik. Sukses buk

24 Sep
Balas

Terima kasih apresiasinya bun....moga sukses selalu juga buat bu Yessy Hasni... aamiin yra

24 Sep

Kasihan Kania. Begitu tertekan. Mantap Bu Solvia, lanjut saya tunggu.

24 Sep
Balas

Siiipp... terima kasih apresiasinya pak Ir...moga sukses selalu

24 Sep

Fikiran Kania jadi terganggu sehingga membuat dirinya seperti itu .

24 Sep
Balas

Iya bun... terima kasih apresiasinya bun...moga sukses selalu

24 Sep

Benarkah Kania pelakunya, apa yang menyebabkannya berbuat seperti itu. Keren ceritanya say... ditunggu lanjutannya.

24 Sep
Balas

Nggak say... ibunya meninggal karena serangan jantung ... terima kasih apresiasinya say.... moga sukses selalu

24 Sep

luar biasa keren ceritanya Bucan Solvia, ditunggu sambungannya....

24 Sep
Balas

Siiipp... terima kasih apresiasinya bun...moga sukses selalu

24 Sep

Lanjut bu Solvia. Keren sekali ceritanya. Jadi penasaran. Sukses selalu dan ditunggu kelanjutannya

23 Sep
Balas

Siipp.. terima kasih apresiasinya pak...moga sukses selalu juga buat pak Suhargo... aamiin yra

23 Sep

Keren ceritanya bun....kasian kania....salam sukses selalu

24 Sep
Balas

Terima kasih apresiasinya bun...moga sukses selalu juga buat bu Rahmyzar... aamiin yra

24 Sep

Jadi stres... Kasihan Kania. Lanjut, Bu Via. Makin keren ceritanya. Salam sukses selalu.

24 Sep
Balas

Siipp... terima kasih apresiasinya bun.. salam sukses kembali..

24 Sep

makin keren ibu cantik.. Kasihan Kania sudah dibohongi, diaalahkan ayahnya dan Rani dan ditinggal meninggal oleh ibu tercinta.. Semoga Kania tidak terganggu psikis nya.... Sukses ibu... Salam santun.

24 Sep
Balas

Iya bun..Terima kasih apresiasinya bun...moga sukses selalu

24 Sep

Woow...keren cerpennya bunda. Luar biasa. Di tunggu sambungannya. Salam sukses selalu.

23 Sep
Balas

Siipp... terima kasih apresiasinya bun... salam sukses kembali

23 Sep

Selalu keren ceritanya, bucan. Sukses selalu

24 Sep
Balas

Terima kasih apresiasinya bun...moga sukses selalu juga buat bu Hendrawati.. aamiin yra

24 Sep

Duuh kasihan Kania. Makin seru ceritanya. Salam literasi. Sukses selalu.

24 Sep
Balas

Terima kasih apresiasinya bun... salam literasi kembali...moga sukses selalu juga buat bu Nurrohmah Puji Mastuti... aamiin yra

24 Sep

Kasihan Kania sedih yang mendalam membuatnya begjtu ..Gak sabar kelanjutannya bunSehat selalu ya

24 Sep
Balas

Terima kasih apresiasinya bun...moga sehat dan sukses selalu juga buat bu Ida Purwanti... aamiin yra

24 Sep

Kasian Kania...hehehe..ibu emang jago mengaduk" rasa pembaca...Semoga Kania sehat dan ceria lagi Bu...Keren ceritanya sukses bu

23 Sep
Balas

Terima kasih apresiasinya bun...moga sukses selalu juga buat bu Erida Yanti... aamiin yra

23 Sep

jika air matamu tak terbendung maka berdoalah kania mantap bun

24 Sep
Balas

Siipp... terima kasih apresiasinya bun...moga sukses selalu

24 Sep

Keren. Makin seru. Tapi kenapa kanian ketakutan ya ? Ditunggu kelanjutan ceritanya ya bu

23 Sep
Balas

Terima kasih apresiasinya bun...moga sukses selalu

23 Sep

Judul cerpen yang zuper duper. Isinya mantap.

24 Sep
Balas

Terima kasih apresiasinya bun...moga sukses selalu

24 Sep

Kasihan Kania stres berat... keren ceritanya bu

24 Sep
Balas

Iya pak... terima kasih apresiasinya pak...moga sukses selalu

24 Sep

Wowww cerbung yg keren..... Lanjut bun.... Sukses terus... Semangat

23 Sep
Balas

Siipp... terima kasih apresiasinya bun...moga sukses selalu juga buat bu Cucu Hermawaty Rosyda... aamiin yra

23 Sep

Karena disalahkan Kania jadi depresi...cerita yang bagus, dengan kata-kata yang indah. Dan apik. Keren say...lanjut

24 Sep
Balas

Siipp... terima kasih apresiasinya say...moga sukses selalu

24 Sep

Terima kasih admin dan adminah...moga sukses selalu

23 Sep
Balas

Menarik. Ditunggu kelanjutannya

24 Sep
Balas

Siipp... terima kasih apresiasinya bun... moga sukses selalu

24 Sep

Keren bun...jadi penasaran bgmn kelanjutannya

23 Sep
Balas

Terima kasih apresiasinya bun...moga sukses selalu

24 Sep

Kasihan Kania....semuanya menyalahkan dia..keren Bu via penasaran lanjutannya.

23 Sep
Balas

Terima kasih apresiasinya pak Suhaimi...moga sukses selalu

23 Sep

Menarik ceritanya bunda, ditunggu lanjutannya Bunda cantik

24 Sep
Balas

Siiipp... terima kasih apresiasinya bun...moga sukses selalu

24 Sep

Kania tertekan batinnya...mantulll...bikin penasaran...salam sukdes

24 Sep
Balas

Iya bun... terima kasih apresiasinya bun... salam sukses kembali

24 Sep

Keren Diajengku, ceritanya...Kasihan Kania, menjadi tertekan jiwanya.Karena tuduhan adiknya, telah membunuh ibunya.

24 Sep
Balas

Iya bun... terima kasih apresiasinya bun say...moga sukses selalu

24 Sep

Kenapa perempuan itu ketakutsn Ya

24 Sep
Balas

Terima kasih apresiasinya bun...moga sukses selalu

24 Sep

Bagus bunda, terimakasih kunjungannya

23 Sep
Balas

Iya sama-sama bun... terima kasih apresiasinya bun...moga sukses selalu

23 Sep

Kasihan Kania, dipojokkan oleh orang-oranh disekitarnya... Keren Bu. Lanjutkan

24 Sep
Balas

Iya pak... siiipp... terima kasih apresiasinya pak ..moga sukses selalu

24 Sep

Ditunggu lanjutan, bagaimana nasib Kania..salam sukses

24 Sep
Balas

Siipp... terima kasih apresiasinya bun... salam sukses kembali

24 Sep

Sidah jatuh ketimpa tangga lagi. Kania, harus tetap semangat ya, semoga duka berganti suka. Salam literasi Bunda, sukses senantiasa ya.

24 Sep
Balas

Iya bun... terima kasih apresiasinya bun... salam literasi kembali....moga sukses selalu juga buat bu Juniar... aamiin yra

24 Sep

Dimarahin terus, takutnya gila nanti si Kania.

25 Sep
Balas

Iya bun... terima kasih apresiasinya bun... moga sukses selalu

25 Sep

Bikin penasaran, sungguh cerpenis bunda cantik, sukses selalu ya

24 Sep
Balas

Terima kasih apresiasinya bun... moga sukses selalu juga buat bu Henny Nurhasanah... aamiin yra

24 Sep

Selalu menarik untuk dinikmati pembaca...keren bunda sayang.semangat selalu menyajikan cerita indah ini.sukses selalu

25 Sep
Balas

terima kasih apresiasinya bucan moga sukses selalu juga buat bucanku yenti sustina...aamiin yra

25 Sep

Pria yang mengaku bujang ternyata sudah beristri..wah..memang lelaki ada juga yang gitu ya hehe..mantab ceritanya bu..saya tunggu episode berikutnya..bua skenario keren bu Sovia..sukses selalu

23 Sep
Balas

Hehehe...iya pak... terima kasih apresiasinya pak...moga sukses selalu juga buat pak Sukadi Andro... aamiin yra

23 Sep

Keren cerita nya bucan bukin penasaran terus...sukses sll bucan..

24 Sep
Balas

Terima kasih apresiasinya bun...moga sukses selalu juga buat bu Ratna Sarri Dewi... aamiin yra

24 Sep

Ikut larut dalam aliran cerita bunda, mengalir... Enek dibaca. Sukses bun

23 Sep
Balas

Terima kasih apresiasinya bun...moga sukses selalu juga buat bu Desdel Melia... aamiin yra

23 Sep

Cerita.menarik tak sabar menanti kelanjutannya..salam.literasi bun

23 Sep
Balas

Terima kasih apresiasinya bun... salam literasi kembali... moga sukses selalu

23 Sep



search

New Post