'Nisan Hijau' (Tantangan menulis hari ke-1)
"Nisan Hijau"
.
Empat tahun kini telah berlalu
Kisah nan pilu dimasa lalu
Dikala langit tak lagi biru
Petangpun datang merayu
Mengganti siang yang lesu
Mencekam langit abu-abu
.
Awan hitam tanda mendung
Berarak pelan membumbung
Bagai ombak yang bergulung
Curahkan air yang dikandung
Hawa 'khas' menusuk hidung
Isyaratkan situasi berkabung
.
Bagaimana aku tidak takut
Kita tidak akan lagi terpaut
Nyawa Ayah telah direnggut
Oleh takdir bernama 'maut'
Buat kami anakmu jadi kalut
Bahkan batin merasa kecut
.
Aku percaya ini jalan terbaik
Ayah pulang pada sang Khalik
Tidur pulas tersenyum 'apik'
Tiadalah guna aku memekik
Kuasa-Nya buat tak berkutik
Takdir tetap tak 'kan berbalik
.
Ayah, setiap hari aku berdoa
Menahan rasa rindu didada
Batu nisan ini pengganti raga
Warnanya hijau sejuk dimata
Melukiskan sosok sederhana
Seorang lelaki yang bijaksana
~27 Januari 2020~
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar