Sopyan SD Sukamekar 2

Sopyan, memotivasi dirinya untuk terus bahagia. Apapun yang dilakukan harus menghasilkan kebahagiaan itu dan membaginya dengan yang lain. Menjadi kepala sekola...

Selengkapnya
Navigasi Web
Berita Hoax Sang Gagak

Berita Hoax Sang Gagak

Suatu hari di sebuah hutan, terdengar kabar yang menggemparkan. Macan, sang raja hutan, telah meninggal dunia karena sakit parah. Kabar ini tersebar dari mulut ke mulut oleh Gagak Hitam. Dia mengatakan bahwa dia melihat sendiri mayat Macan di pinggir sungai, dengan luka-luka di tubuhnya.

Semua hewan hutan menjadi sedih dan bingung. Mereka tidak tahu siapa yang akan menggantikan Macan sebagai pemimpin mereka. Beberapa hewan bahkan merasa takut, karena tanpa Macan, mereka akan mudah diserang oleh hewan-hewan buas lainnya.

Namun, tidak semua hewan percaya dengan kabar yang disampaikan oleh Gagak Hitam. Semut Merah, salah satu hewan yang paling rajin dan cerdas di hutan, merasa curiga dengan cerita Gagak Hitam. Dia bertanya-tanya, mengapa Gagak Hitam begitu cepat mengetahui kematian Macan, padahal dia jarang berhubungan dengan raja hutan. Apalagi, Gagak Hitam dikenal sebagai burung yang sering berbohong dan menipu.

Semut Merah memutuskan untuk menyelidiki kebenaran kabar tersebut. Dia berjalan-jalan di sekitar hutan, mencari tahu apakah ada hewan lain yang melihat Macan. Dia juga mengunjungi sarang Macan, untuk melihat apakah ada tanda-tanda bahwa Macan sudah tidak tinggal di sana lagi.

Setelah beberapa lama, Semut Merah menemukan sesuatu yang mengejutkan. Dia melihat Macan sedang tidur nyenyak di bawah pohon besar, dengan nafas yang teratur dan tubuh yang sehat. Tidak ada luka atau penyakit yang menimpa Macan. Semut Merah menyadari bahwa kabar yang disebarkan oleh Gagak Hitam adalah bohong belaka.

Semut Merah segera berlari kembali ke hutan, untuk memberitahu hewan-hewan lain tentang penemuan ini. Pertama semut merah memberitahu sesama semut merah. Kemudian teman-temanya itu memberitahukan kepada hewan-hewan lain yang ditemui. Semut-semut merah itu bertemu dengan Gajah, Kera, Kancil, dan banyak hewan lainnya. Mereka menceritakan kepada hewan lain bahwa Macan masih hidup dan baik-baik saja. Dia juga menunjukkan bukti-bukti yang dia kumpulkan, seperti jejak kaki Macan, bulu-bulu Macan, dan sisa-sisa makanan Macan.

Hewan-hewan hutan menjadi senang dan lega. Mereka bersyukur bahwa Macan masih menjadi raja mereka. Mereka juga marah dan kecewa kepada Gagak Hitam, yang telah menipu mereka dengan kabar palsu. Mereka memutuskan untuk menghukum Gagak Hitam, agar dia tidak pernah lagi berbohong dan mengadu domba.

Mereka menemukan Gagak Hitam sedang berdiri di atas cabang pohon, sambil bersiul-siul. Mereka mengepung Gagak Hitam, dan menuduhnya sebagai penyebar fitnah. Gagak Hitam mencoba membantah, tapi tidak ada yang percaya padanya. Mereka menarik bulu-bulu Gagak Hitam, sampai dia menjadi botak dan jelek. Mereka juga mengusir Gagak Hitam dari hutan, dan melarangnya untuk kembali.

Gagak Hitam merasa malu dan menyesal. Dia sadar bahwa dia telah melakukan kesalahan besar, karena kecewa kepada Macan. Dia berharap dia bisa meminta maaf kepada Macan dan hewan-hutan lainnya, tapi dia tahu bahwa itu sudah terlambat. Dia terbang menjauh dari hutan, sambil menangis dan meratap.

Sementara itu, Macan terbangun dari tidurnya. Dia kaget melihat banyak hewan hutan yang berkumpul di sekitarnya. Dia bertanya apa yang terjadi, dan mengapa mereka semua tampak gembira. Hewan-hutan menjelaskan kepada Macan tentang kabar bohong yang disebarkan oleh Gagak Hitam, dan bagaimana Semut Merah telah membongkar kebohongan itu.

Macan menjadi terharu dan bersyukur. Dia memuji Semut Merah, yang telah berani dan pintar dalam mencari kebenaran. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada hewan-hutan lainnya, yang telah setia dan percaya kepadanya. Dia mengatakan bahwa dia akan selalu menjaga dan melindungi mereka, sebagai raja yang baik dan adil.

Hewan-hutan bersorak-sorai, dan menghormati Macan. Mereka juga menghormati Semut Merah, yang telah menjadi pahlawan bagi mereka. Mereka merayakan kebahagiaan dan persatuan mereka, dengan menyanyi dan menari bersama. Mereka hidup damai dan harmonis di hutan, tanpa ada lagi kabar bohong yang mengganggu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post