Sopyan SD Sukamekar 2

Sopyan, memotivasi dirinya untuk terus bahagia. Apapun yang dilakukan harus menghasilkan kebahagiaan itu dan membaginya dengan yang lain. Menjadi kepala sekola...

Selengkapnya
Navigasi Web
Keledai Belajar Menyanyi
Keledai siap membantu putri.

Keledai Belajar Menyanyi

Kadi adalah seekor keledai yang tinggal di sebuah padang rumput. Dia suka melihat kuda-kuda yang bermain di sekitarnya. Mereka memiliki banyak keahlian yang membuat Kadi kagum. Ada yang bisa meloncat tinggi, berlari kencang, menari indah, bahkan menyanyi merdu.

Kadi ingin sekali bisa menyanyi seperti kuda-kuda itu. Dia berpikir bahwa dengan menyanyi, dia bisa membuat teman-teman baru dan mendapatkan pujian dari mereka. Tetapi dia tahu bahwa suara keledai itu sangat jelek. Banyak orang dan hewan yang menertawakan suara keledai yang serak dan nyaring. Kadi merasa sedih dan minder.

Suatu hari, dia melihat seorang putri cantik yang sedang berjalan di jalan raya. Putri itu membawa banyak barang yang tampak berat. Dia terlihat lelah dan kesulitan. Kadi merasa kasihan pada putri itu. Dia pun mendekati putri itu dan menawarkan bantuan.

“Putri yang cantik, bolehkah saya membantu Anda?” tanya Kadi dengan sopan.

Putri itu terkejut melihat keledai yang bisa berbicara. Tetapi dia juga merasa senang karena ada yang mau menolongnya.

“Terima kasih, keledai yang baik. Saya sangat membutuhkan bantuan Anda. Saya harus mengantarkan barang-barang ini ke istana sebelum matahari terbenam,” jawab putri itu dengan ramah.

“Baiklah, putri. Saya akan membawa barang-barang Anda. Silakan naik ke punggung saya,” kata Kadi dengan senang hati.

Putri itu pun naik ke punggung Kadi dan meletakkan barang-barangnya di atasnya. Kadi merasa bangga karena bisa membantu putri itu. Dia pun mulai berjalan menuju istana.

Di tengah perjalanan, Kadi mendengar suara kuda-kuda yang sedang menyanyi di padang rumput. Suara mereka begitu merdu dan harmonis. Kadi merasa iri dan ingin ikut menyanyi bersama mereka.

“Putri, apakah Anda suka menyanyi?” tanya Kadi kepada putri itu.

“Saya sangat suka menyanyi, keledai. Menyanyi adalah salah satu hobi saya,” jawab putri itu.

“Kalau begitu, bolehkah saya menyanyi untuk Anda? Saya ingin membuat Anda senang,” kata Kadi dengan antusias.

“Tentu saja, keledai. Saya senang mendengar Anda menyanyi,” kata putri itu dengan tersenyum.

Kadi pun mulai menyanyi dengan suara keledainya yang serak dan nyaring. Dia bernyanyi dengan sepenuh hati dan jiwa. Dia tidak peduli apa yang orang lain pikirkan tentang suaranya. Yang penting bagi dia adalah membuat putri itu bahagia.

Tetapi ternyata, suara Kadi sangat mengganggu telinga orang-orang dan hewan-hewan yang mendengarnya. Mereka semua menutup telinga mereka dan mengeluh kesakitan. Mereka meminta Kadi untuk berhenti menyanyi.

“Hei, keledai! Berhenti menyanyi! Suaramu sangat jelek dan menyakitkan!” teriak seorang lelaki.

“Iya, keledai! Suaramu seperti menggaruk papan! Kamu membuat kami sakit kepala!” tambah seorang wanita.

“Bodoh, keledai! Kamu tidak bisa menyanyi! Kamu hanya bisa mengeluarkan suara aneh!” ejek seorang anak-anak.

“Hush, keledai! Kamu mengganggu kami! Kamu tidak pantas menyanyi!” cibir seorang kuda.

Kadi merasa malu dan sedih mendengar kata-kata kasar dari orang-orang dan hewan-hewan itu. Dia merasa gagal membuat putri itu senang. Dia pun berhenti menyanyi dan menunduk lesu.

“Maafkan saya, putri. Saya tidak bermaksud mengganggu Anda atau siapa pun dengan suara saya,” kata Kadi dengan menyesal.

Putri itu melihat Kadi yang murung. Dia merasa kasihan pada Kadi. Dia pun memeluk Kadi dan menghiburnya.

“Jangan sedih, keledai. Saya tidak marah atau terganggu dengan suara Anda. Saya justru menghargai usaha Anda untuk menyanyi untuk saya. Saya tahu bahwa Anda bernyanyi dengan tulus dan ikhlas. Saya sangat berterima kasih kepada Anda,” kata putri itu dengan lembut.

“Benarkah, putri? Anda tidak kecewa dengan suara saya?” tanya Kadi dengan harap.

“Tentu saja, keledai. Saya tidak peduli apa yang orang lain katakan tentang suara Anda. Yang penting bagi saya adalah hati Anda yang baik dan niat Anda yang mulia. Saya sangat menyukai Anda, keledai,” kata putri itu dengan tulus.

Kadi merasa senang dan terharu mendengar kata-kata putri itu. Dia merasa bahwa putri itu adalah teman sejati yang menerima dia apa adanya. Dia pun membalas pelukan putri itu dan mengucapkan terima kasih.

“Terima kasih, putri. Anda adalah teman terbaik yang pernah saya miliki. Saya juga sangat menyukai Anda, putri,” kata Kadi dengan bahagia.

Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka ke istana dengan penuh cinta dan kasih sayang. Mereka tidak peduli lagi dengan ejekan atau hinaan dari orang-orang atau hewan-hewan yang tidak suka dengan mereka. Mereka hanya peduli dengan kebahagiaan mereka berdua.

Akhirnya, mereka sampai di istana. Putri itu mengucapkan selamat tinggal kepada Kadi dan memberinya hadiah sebagai tanda terima kasih. Hadiah itu adalah sebuah kalung yang berkilau indah. Putri itu memakaikan kalung itu di leher Kadi.

“Ini adalah hadiah untuk Anda, keledai. Kalung ini melambangkan persahabatan kita yang abadi. Semoga kalung ini selalu mengingatkan Anda akan saya,” kata putri itu dengan manis.

“Saya sangat senang menerima hadiah ini, putri. Kalung ini sangat berarti bagi saya. Saya akan selalu mengenakannya dan mengingat Anda,” kata Kadi dengan gembira.

Mereka pun berpelukan dan berciuman dengan mesra. Mereka berjanji untuk selalu bertemu lagi dan menjaga persahabatan mereka.

Kadi pun kembali ke padang rumput dengan hati yang riang. Dia tidak lagi iri atau minder dengan kuda-kuda yang bisa menyanyi. Dia sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang lebih berharga dari menyanyi, yaitu seorang teman yang mencintainya tanpa syarat.

Kadi pun hidup bahagia bersama teman-temannya di padang rumput. Dia sering berkunjung ke istana untuk menemui putri itu. Mereka selalu bersenang-senang bersama dan saling mendukung satu sama lain.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post