Sopyan SD Sukamekar 2

Sopyan, memotivasi dirinya untuk terus bahagia. Apapun yang dilakukan harus menghasilkan kebahagiaan itu dan membaginya dengan yang lain. Menjadi kepala sekola...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kelinci Hutan Licik

Kelinci Hutan Licik

Ada sebuah hutan yang dihuni oleh berbagai macam hewan. Mereka hidup berdampingan dengan damai dan saling berbagi makanan. Di hutan itu, ada seorang kelinci yang sangat rakus dan egois. Dia suka makan semua jenis makanan, seperti wortel, pisang, bayam, kangkung, dan lain-lain. Dia tidak mau berbagi makanan dengan hewan lain, bahkan teman-temannya sendiri.

Suatu hari, monyet datang ke sarang kelinci dan meminta pisang yang ada di sana. “Hai, kelinci. Bolehkah aku meminjam pisangmu? Aku sangat lapar dan tidak ada pisang di pohon-pohon,” kata monyet dengan sopan.

“Tidak boleh!” jawab kelinci dengan kasar. “Pisang ini milikku. Lagipula, pisang itu beracun. Kalau kamu makan, kamu akan sakit perut dan muntah-muntah.”

“Masa sih? Aku tidak percaya. Pisang itu kan makanan kesukaanku,” kata monyet dengan heran.

“Percaya deh. Aku sudah mencobanya sendiri. Rasanya pahit dan bikin mual. Kamu lebih baik mencari makanan lain,” kata kelinci dengan berbohong.

Monyet pun percaya dengan omongan kelinci dan pergi dengan kecewa. Dia tidak tahu bahwa kelinci hanya ingin menyimpan pisang untuk dirinya sendiri.

Kemudian, sapi datang ke sarang kelinci dan meminta rumput yang ada di sana. “Halo, kelinci. Bolehkah aku memakan rumputmu? Aku sangat haus dan tidak ada air di sungai-sungai,” kata sapi dengan ramah.

“Tidak boleh!” jawab kelinci dengan marah. “Rumput ini milikku. Lagipula, rumput itu beracun. Kalau kamu makan, kamu akan sakit kepala dan pusing.”

“Benarkah? Aku tidak percaya. Rumput itu kan makanan kesukaanku,” kata sapi dengan bingung.

“Percaya saja. Aku sudah mencobanya sendiri. Rasanya asam dan bikin sakit mata. Kamu lebih baik mencari makanan lain,” kata kelinci dengan berbohong.

Sapi pun percaya dengan omongan kelinci dan pergi dengan sedih. Dia tidak tahu bahwa kelinci hanya ingin menyimpan rumput untuk dirinya sendiri.

Kelinci merasa senang karena berhasil mengusir monyet dan sapi dari sarangnya. Dia merasa bahwa dia adalah hewan yang paling pintar dan cerdik di hutan itu. Dia tidak peduli dengan perasaan hewan lain yang lapar dan haus.

Namun, ada seorang peri biru yang melihat semua ulah kelinci dari langit. Dia merasa prihatin dengan nasib hewan-hewan yang ditipu oleh kelinci. Dia ingin mengajari kelinci sebuah pelajaran agar dia sadar akan kesalahannya.

Peri biru pun turun ke hutan dan menemui monyet dan sapi yang sedang mengeluh karena tidak mendapatkan makanan yang disukainya. “Hai, monyet dan sapi. Apa yang sedang kalian lakukan?” tanya peri biru dengan lembut.

“Hai, peri biru. Kami sedang mencari makanan, tapi kami tidak menemukan apa-apa,” jawab monyet dan sapi bersamaan.

“Kenapa kalian tidak meminta makanan kepada kelinci? Dia kan punya banyak makanan di sarangnya,” tanya peri biru lagi.

“Kami sudah mencoba, tapi dia menolak memberikan makanan kepada kami. Dia bilang bahwa pisang dan rumput itu beracun,” jawab monyet dan sapi bersamaan lagi.

“Beracun? Itu tidak benar! Pisang dan rumput itu sangat sehat dan lezat untuk kalian. Kelinci itu hanya berbohong kepada kalian agar dia bisa menyimpan semua makanan untuk dirinya sendiri,” kata peri biru dengan tegas.

“Benarkah? Apa buktinya?” tanya monyet dan sapi dengan penasaran.

“Begini, aku akan membawa kalian ke sarang kelinci dan membuktikan bahwa pisang dan rumput itu tidak beracun. Tapi kalian harus berjanji untuk tidak memberitahu kelinci bahwa aku ada di sini,” kata peri biru dengan rahasia.

“Baiklah, kami berjanji,” kata monyet dan sapi bersamaan lagi.

Peri biru pun membawa monyet dan sapi ke sarang kelinci tanpa diketahui oleh kelinci. Dia memberikan pisang kepada monyet dan rumput kepada sapi. Monyet dan sapi pun memakan makanan yang diberikan oleh peri biru dengan lahap. Mereka merasakan bahwa makanan itu sangat enak dan tidak ada efek sampingnya.

“Kalian lihat? Pisang dan rumput itu tidak beracun sama sekali. Kelinci itu telah menipu kalian,” kata peri biru dengan senang.

“Terima kasih, peri biru. Kamu telah menyelamatkan kami dari kelaparan dan haus,” kata monyet dan sapi dengan bersyukur.

“Kalian tidak usah berterima kasih. Aku senang bisa membantu kalian. Tapi sekarang, aku harus pergi. Aku masih punya urusan lain yang harus diselesaikan,” kata peri biru dengan tersenyum.

“Apa urusanmu, peri biru?” tanya monyet dan sapi dengan penasaran.

“Aku akan memberikan hukuman kepada kelinci yang telah berbohong kepada kalian. Aku akan membuat dia tidak suka lagi dengan semua jenis makanan kecuali wortel. Dia akan merasakan betapa sulitnya mencari wortel di hutan ini,” kata peri biru dengan tegas.

“Wow, itu pasti akan membuat kelinci kapok,” kata monyet dan sapi bersamaan lagi.

Peri biru pun pergi meninggalkan monyet dan sapi yang sudah kenyang dan bahagia. Dia mencari kelinci yang sedang berjalan-jalan di hutan. Dia mendekati kelinci dari belakang dan menyentuh kepalanya dengan tongkat ajaibnya.

“Kelinci, kelinci, dengarkan aku. Mulai sekarang, kamu tidak akan suka lagi dengan semua jenis makanan kecuali wortel. Kamu akan merasakan betapa sulitnya mencari wortel di hutan ini. Ini adalah hukumanmu karena telah berbohong kepada teman-temanmu,” kata peri biru dengan keras.

Kelinci yang mendengar suara peri biru langsung terkejut dan menoleh ke belakang. Dia melihat peri biru yang sedang tersenyum sinis kepadanya. Dia merasa ketakutan dan bingung.

“Siapa kamu? Apa yang kamu lakukan padaku?” tanya kelinci dengan ketakutan.

“Aku adalah peri biru yang melihat semua ulahmu dari langit. Aku telah memberikan hukuman kepadamu karena telah berbohong kepada monyet dan sapi tentang pisang dan rumput. Sekarang, kamu hanya akan suka dengan wortel saja,” kata peri biru dengan dingin.

“Apa? Tidak mungkin! Aku suka semua jenis makanan! Jangan lakukan ini padaku!” teriak kelinci dengan panik.

“Sudah terlambat. Hukumanmu sudah berlaku. Selamat mencari wortel, kelinci!” kata peri biru sambil tertawa terbahak-bahak.

Peri biru pun menghilang dari hadapan kelinci yang masih tercengang-cengang. Kelinci tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh peri biru. Dia mencoba memakan pisang yang ada di dekatnya, tapi rasanya sangat pahit dan bikin mual. Dia mencoba memakan rumput yang ada di dekatnya, tapi rasanya sangat asam dan bikin sakit mata. Dia mencoba memakan bayam, kangkung, dan lain-lain, tapi rasanya sangat tidak enak dan bikin tidak nyaman.

Kelinci merasa sangat sedih dan menyesal. Dia menyadari bahwa dia telah ditipu oleh peri biru karena ulahnya sendiri. Dia merasa bahwa dia adalah hewan yang paling bodoh dan malang di hutan itu. Dia tidak tahu bagaimana cara mencari wortel yang sangat jarang ada di hutan itu.

Akhirnya, kelinci memutuskan untuk meminta maaf kepada monyet dan sapi atas kebohongannya. Dia berharap bahwa mereka mau memaafkannya dan memberinya sedikit wortel untuk dimakan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post