Sopyan SD Sukamekar 2

Sopyan, memotivasi dirinya untuk terus bahagia. Menjadi kepala sekolah di SDN Sukamekar 2, Jatisari Kab. Karawang, berharap menjadi pintu kebaikan dan menambah...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kunir, Kupu-kupu yang Cerdik

Kunir, Kupu-kupu yang Cerdik

Kunir adalah seekor kupu-kupu yang berwarna kuning cerah. Dia sangat suka mengisap madu dari bunga-bunga yang indah. Tetapi, akhir-akhir ini dia kesulitan mencari bunga karena musim kering yang parah. Banyak tanaman yang layu dan tidak berbunga. Kunir harus terbang jauh-jauh untuk mencari sumber makanannya.

Suatu hari, ketika dia terbang di tepi sungai, dia melihat ada pohon yang sedang berbunga. Bunganya berwarna merah muda dan mengeluarkan aroma yang harum. Kunir sangat senang dan segera menuju ke pohon itu. Dia berharap bisa mengisap madu dari bunga-bunga itu.

Tetapi, ketika dia sampai di pohon itu, dia kaget melihat ada seekor kupu-kupu lain yang sedang hinggap di salah satu bunga. Kupu-kupu itu berukuran besar dan berwarna hitam pekat. Dia tampak sangat sombong dan angkuh. Namanya adalah Bigi.

Bigi melihat Kunir yang mendekat dan langsung berseru dengan suara keras, "Hei, siapa kamu? Ini adalah pohon bunga milikku! Kamu tidak boleh menghinggapinya! Pergi dari sini!"

Kunir merasa takut dan kaget mendengar ucapan Bigi. Dia tidak mengerti mengapa Bigi begitu serakah dan tidak mau berbagi. Kunir berkata dengan sopan, "Maafkan saya, saya tidak tahu kalau ini adalah pohon bunga milik Anda. Saya hanya ingin mengisap madu dari bunga-bunga ini. Saya sangat haus dan lapar karena musim kering."

Bigi mengejek Kunir dengan sinis, "Ha ha ha, kamu kupu-kupu kecil yang lemah dan miskin! Kamu tidak pantas mendapatkan bunga-bunga ini! Bunga-bunga ini hanya untuk kupu-kupu besar dan kuat seperti aku! Kamu harus mencari tempat lain untuk makan!"

Kunir merasa sedih dan marah mendengar ejekan Bigi. Dia tidak tega melihat Bigi yang begitu egois dan tidak peduli dengan kupu-kupu lain. Kunir pun berpikir keras bagaimana cara agar bisa mendapatkan bunga-bunga itu tanpa harus bertengkar dengan Bigi.

Tiba-tiba, dia mendapat ide yang cerdik. Dia pura-pura menyerah dan berkata kepada Bigi, "Baiklah, saya akan pergi dari sini. Tapi sebelumnya, saya ingin memberitahu Anda sesuatu. Tahukah Anda kalau ada pohon bunga lain di seberang sungai? Bunganya malah lebih banyak dan lebih besar daripada bunga di pohon ini. Saya yakin Anda akan lebih suka dengan pohon bunga itu."

Bigi mendengar perkataan Kunir dan langsung tertarik. Dia memang sangat rakus dan ingin memiliki semua bunga yang ada di dunia ini. Dia bertanya kepada Kunir, "Benarkah? Di mana letak pohon bunga itu? Tunjukkan padaku!"

Kunir menunjuk ke arah seberang sungai dan berkata, "Lihatlah, itu dia pohon bunga itu! Bunganya berwarna biru tua dan berkilau seperti permata. Aromanya juga sangat wangi dan menyegarkan. Saya yakin Anda tidak akan menyesal jika pergi ke sana."

Bigi melihat ke arah yang ditunjuk Kunir dan memang melihat ada pohon yang sedang berbunga di seberang sungai. Bunganya tampak sangat indah dan menarik perhatiannya. Bigi pun lupa akan bunga-bunga yang sedang dihinggapinya dan segera terbang menuju pohon yang ditunjuk Kunir.

Kunir melihat Bigi yang pergi dan tersenyum puas. Dia berhasil menipu Bigi dengan ceritanya yang bohong. Sebenarnya, pohon bunga di seberang sungai itu adalah pohon beracun yang bisa membunuh kupu-kupu yang menghinggapinya. Kunir tahu hal itu karena dia pernah melihat temannya yang mati setelah mengisap bunga dari pohon itu.

Kunir pun segera menghinggapi bunga-bunga yang ditinggalkan Bigi dan mulai mengisap madunya. Dia merasa sangat senang dan lega karena bisa mendapatkan bunga dan menghilangkan dahaganya. Dia juga merasa puas karena bisa menghukum Bigi yang serakah dan jahat.

Akhirnya, Kunir bisa menikmati bunga-bunga itu dengan tenang dan bahagia. Dia berterima kasih kepada Tuhan yang telah memberinya kecerdasan dan keberanian untuk menghadapi Bigi. Dia juga berjanji akan selalu berbagi dan peduli dengan kupu-kupu lain yang membutuhkan bantuan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cernaknya, Pak. Salam literasi

16 Oct
Balas



search

New Post