Sopyan SD Sukamekar 2

Sopyan, memotivasi dirinya untuk terus bahagia. Apapun yang dilakukan harus menghasilkan kebahagiaan itu dan membaginya dengan yang lain. Menjadi kepala sekola...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pipit dan Semut

Pipit dan Semut

Pipit adalah seekor burung yang tinggal di sebuah pohon besar. Ia sangat menyukai pohon itu karena daunnya yang rindang, rantingnya yang kuat, dan buahnya yang manis. Pipit merasa bahwa pohon itu adalah miliknya sendiri dan tidak mau berbagi dengan siapa pun.

Di pohon yang sama, ada sekelompok semut yang juga tinggal di sana. Mereka membuat sarang di bawah kulit pohon dan bekerja keras untuk mengumpulkan makanan. Semut-semut itu sangat ramah dan tidak pernah mengganggu Pipit.

Namun, Pipit tidak suka dengan kehadiran semut-semut itu. Ia merasa bahwa mereka mengotori pohonnya dengan sisa-sisa makanan dan membuat lubang-lubang di kulit pohon. Pipit sering marah-marah dan mengusir semut-semut itu dengan cara mematuk-matuk mereka atau menjatuhkan buah-buah dari pohon.

Semut-semut itu merasa sedih dan takut dengan sikap Pipit. Mereka tidak mengerti mengapa Pipit begitu kasar dan sombong. Mereka hanya ingin hidup damai dan bersahabat dengan Pipit.

Suatu hari, Pipit sedang mengerami telur-telurnya di sarangnya. Ia sangat bahagia karena sebentar lagi ia akan memiliki anak-anak yang lucu. Tiba-tiba, ia mendengar suara berisik dari bawah pohon. Ia menoleh ke bawah dan melihat seekor biawak besar sedang memanjat pohon.

Pipit ketakutan dan berteriak minta tolong. Ia tahu bahwa biawak itu datang untuk memakan telur-telurnya. Ia mencoba untuk melindungi sarangnya dengan sayapnya, tetapi biawak itu terlalu kuat dan cepat.

Semut-semut yang mendengar teriakan Pipit segera beraksi. Mereka berlari-lari menuju biawak itu dan mulai menggigit-gigit tubuhnya. Biawak itu merasa kesakitan dan kaget dengan serangan semut-semut itu. Ia berusaha untuk mengibas-ngibas ekornya, tetapi semut-semut itu terus menyerangnya tanpa takut.

Akhirnya, biawak itu tidak tahan lagi dan melompat turun dari pohon. Ia lari terbirit-birit meninggalkan pohon itu. Semut-semut itu bersorak-sorai karena berhasil mengusir biawak itu.

Pipit sangat terharu dan bersyukur dengan bantuan semut-semut itu. Ia menyadari bahwa ia salah telah bersikap buruk kepada mereka. Ia meminta maaf kepada semut-semut itu dengan tulus dan berterima kasih atas keberanian mereka.

Semut-semut itu menerima permintaan maaf Pipit dengan senang hati. Mereka berkata bahwa mereka hanya ingin membantu teman yang dalam bahaya. Mereka juga berharap agar Pipit mau menjadikan mereka sebagai teman dan tetangga yang baik.

Pipit setuju dengan usul semut-semut itu. Ia berjanji akan berbagi pohon itu dengan mereka dan tidak akan mengusir mereka lagi. Ia juga mengajak mereka untuk melihat telur-telurnya yang sebentar lagi akan menetas.

Semut-semut itu senang sekali dan mengikuti Pipit ke sarangnya. Mereka saling bercerita dan tertawa bersama. Mereka merasa bahwa mereka telah menemukan keluarga baru di pohon itu.

Sejak hari itu, Pipit dan semut-semut hidup rukun dan bahagia di pohon besar itu. Mereka saling membantu dan melindungi satu sama lain dari bahaya. Mereka juga menikmati buah-buahan dari pohon itu bersama-sama.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post