Aku terlahir di daerah yang dingin dan sejuk tepatnya desa Cipanas yang berada di kaki gunung gede pangrango, Ayahku seorang penjahit dan ibu ku seorang ibu rumah tangga, penghasilan ayahku hanya cukup untuk makan, dapat dikatakan aku berasal dari keluarga tidak mampu.Ibu meninggal ketika aku kelas 1 SD atau ketika aku berusia 7 tahun, beliau meninggal karena kanker payudara, betapa sangat sedih pada waktu ibuku meninggal, selang 2 tahun Ayahku menikah lagi dan mempunyai tiga anak , sedangkan dari ibuku mempunyai tiga anak jadi semuanya ada 6 bersaudara.

Selama Enam tahun di sekolah dasar, Alhamdulillah Allah SWT memberikan otak yang cerdas, aku senantiasa mendapatkan juara ke 1 di kelas, walaupun dengan segala keterbatasan sarana belajar aku selalu berusaha belajar dan berdoa untuk selalu berprestasi menjadi yang terbaik di sekolah, betapa sangat menyedihkan pada waktu itu, aku menggunakan buku tulis pinsil dan bolpoint bekas yg sudah tidak terpakai teman temanku, untuk mempunyai uang jajan dan menabung untuk biaya melanjutkan ke SMP aku bekerja apa saja selepas pulang sekolah, berdagang kue donat, kuli belanja ke pasar dan membersihkan mesjid, semuanya aku lakukan agar aku bisa sekolah setinggi mungkin walaupun orang tua tidak mampu membiayaiku, hanya doa yang aku minta pada mereka.

Alhamdulillah karena pertolongan Allah SWT dari hasil menabung terkumpul uang Tiga puluh Ribu, cukup untuk biaya masuk ke SMPN Cipanas Pada tahun 1985, setelah sebelumnya aku lulus tes dengan nilai tertinggi.Selama tiga tahun di SMP, aku bercita cita untuk melanjutkan ke SPGN Cianjur ( Sekolah Pendidikan Guru) tetapi terkedala biaya, oleh karena aku harus mendapatkan bea siswa, maka aku terus belajar dengan keras dan sungguh sambil mengaji pesantren serta pulang sekolah menjadi pedang rokok asongan , hasilnya aku tabungkan untuk biaya masuk ke SPGN Cianjur.Alhamdulillah dengan belajar keras dan mengaji serta senantiasa berdoa kepada Allah, pada waktu kelas 7 dan 8 Allah memberikan anugerah aku menjadi siswa berprestasi juara umum, yg lebih bangga, atas izin Allah aku bisa mengalahkan siswa lain yang secara ekonomi lebih kaya, karena mencapai prestasi tersebut aku mendapatkan beasiswa selama kelas 9 dan mendapatkan biaya tambahan tiap bulan dari Wali kelas ku yang bernama Bapak Agus, beliau seorang Guru yang sangat luar biasa, dermawan, penyayang dan sangat inspiratif, sampai sekarang Alhamdulillah beliau masih ada, semoga panjang umur sehat walafiyat Amiin, dan aku selalu teringat akan kebaikan beliau.

Dengan berbekal enam puluh ribu dari hasil menabung sebagai penjual rokok asongan dan dari beasiswa aku mengikuti tes masuk SPGN , Alhamdulillah akhirnya aku lulus diterima.Untuk biaya hidup dan sekolah serta pesantren di Ponpes Bojong Herang Cianjur aku bekerja menjadi kernet angkot merah Cianjur selepas pulang sekolah serta menjadi tukang cuci pakaian dan piring di salah satu keluarga dekat pesantren.Aku harus pandai membagi waktu, bekerja, sekolah, belajar dan mengaji, walaupun demikian sibuk dan repotnya Alhamdulillah di kelas 10 dan 11 aku selalu mendapatkan rangking 1, hanya pada waktu kelas 12, tidak menjadi yang terbaik, karena aku pernah sakit berat, akibat terlalu lelah bekerja, namun pada waktu itu tepat nya di masjid Cianjur, aku berdoa kepada Allah SWT, mohon kesembuhan, agar aku ingin beribadah lebih banyak dan ingin tercapai cita-cita, Alhamdulillah Allah SWT mengabulkan doa ku, menjadi sembuh

Lulus dari SPGN aku bertekad untuk melanjutkan kuliah di IKIP Bandung ( sekarang UPI) karena aku ingin menjadi Guru PNS dan Guru Berprestasi , kemiskinan dan keterbatasan biaya tidak menjadi penghalang untuk meraih cita cita, man tholaba saian jiddan pawajadahu, barang siapa yang bersungguh-sungguh, Insy…