Napak Tilas Sate Kambing
Semenjak anak semata wayang tinggal di pesantren, kami biasa menghabiskan akhir pekan hanya berdua, dengan olah raga jalan, bersepeda, berkebun, menonton TV, ke luar menikmati alam, atau sekedar makan di luar.
Seperti halnya akhir pekan kali ini, pagi-pagi saya bercerita nostalgia dua puluh tahun yang lalu saat melakukan napak tilas pasukan Siliwangi dengan anak-anak pramuka. Napak tilas menyusururi jalan dari Luragung, Cibingbin Kuningan menuju waduk Malahayu Brebes. Sampai di waduk Malahayu sore hari. Setelah beristirahat dan menikmati keindahan alam waduk Malahayu.
Tepat pukul lima sore kami pulang dengan kendaraan lewat Tanjung dan mampir di warung sate, saya lupa nama warungnya dan alamatnya tapi terkesan dengan rasa satenya yang enak dan masih bisa dirasakan sampe sekarang. daging kambingnya yang empuk dan tidak berbau dengan bumbu kecap yang khas menambah kenikmatan sate kambingnya.
Mendengar cerita saya suami langsung merespon, dan mengajak kembali bernostagia menyusur jalan-jaln yang dulu dilalui saat napak tilas dengan cara yang berbeda yang langsung saya iyakan. Kami tidak berjalan kaki tapi menggunakan kendaraan.
Tanpa persiapan apa-apa kami berangkat. Jalan yang berkelok-kelok, hawa yang sejuk, pemandangan alam hijau dan indah menemani perjalanan napak tilas kami hingga sampai ke waduk Malahayu. Angin sepoe-sepoe menyambut kedatangan kami, warna hijau air waduk dan hutan disekitarnya mendominasi menambah nyaman suasana.
Tidak lama kami di waduk malahayu karena tiba-tiba hujan sehingga kami segera kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanan mencari warung sate kambing yang singat saya berada di ujung jalan Tanjung menuju jalan raya belok kiri.
Akhirnya sampailah kami di ujung jalan belok kiri dan ternyata memang ada warung sate kambing. Dengan agak ragu apakah warung ini yang dimaksud kami masuk dan memesan sate kambing. Saat menunggu pesanan mata saya melihat-lihat sekitar dan terhenti pada suatu lukisan bergambar sate dengan tulisan Sate Kambing Sakinah Tanjung Kelezatannya tetap terjaga sejak lama. Saya yakin memang ini warung satenya. Tak menunggu lama satu kodi sate telah terhidang dengan bumbu kecapnya. Semakin yakinlah saya memang warung sate Sakinah Tanjunglah sate nostalgia dua puluh tahun yang lalu. Puas sudah kami menikmati akhir pekan bernostalgia dengan napak tilas sate kambing.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar