#TANTANGAN GURUSIANA HARI KE 3

BANJIR LUMPUR TAKDIR ATAU KESENGAJAAN?

Membaca dan melihat banyak postingan di Media sosial semakin membuat galau dan puyeng. Bagaimana tidak puyeng dimana mana memposting video mengerikan tentang bencana alam. kebakaran hutan, tanah longsor, gempa bumi, tsunami, banjir dan yang terakhir viral serta menempati ranking teratas adalah bencana banjir. Berbicara tentang bencana alam memang sangat nikmat di konsumsi untuk dijadikan topik pembicaraan, karena selalu dihubungkan dengan banyak kepentingan walau ujung ujungnya adalah uang.

Bencana alam selalu dihubungkan dengan Agama karena berkaitan dengan murkanya Tuhan Yang Maha Kasih, atau dikaitkan dengan sosial ekonomi untuk mengetuk hati para dermawan agar menyumbangkan sedikit rejekinya untuk para korban bencana alam. Dihubungkan dengan nilai dan norma karakter karena rusaknya alam karena ulah manusia itu sendiri.

Memasuki bulan Desember, Januari tahun ini intensitas hujan cukup deras ,air yang turun ke bumi tidak dapat di serap dengan baik, karena dimana mana tertutup dengan pavingisasi ,ubin keramik, aspal, selain itu beralih fungsinya selokan yang di tutup dan dipergunakan untuk tempat berjualan. Masih banyaknya masyarakat kita yang belum peduli terhadap kebersihan dan keamanan lingkungan sehingga membuang sampah seenaknya sendiri. Hal ini dikarenakan semakin meningkat jumlah pendiuduk kita sehingga mereka kesulitan untuk mendapatkan pemukiman dampaknya pada segala bidang diantaranya adalah masalah pembuangan sampah.

Disatu sisi pemahaman tentang Pendidikan lingkungan hidup dan Pendidikan karakter untuk membangun kepedulian terhadap lingkungan masih belum merata. Masyarakat kita masih banyak yang tidak memiliki rasa empati terhadap lingkungan. Sehingga ketika musim hujan yang turun dengan sangat deras otomatis air akan meluap kejalan raya karena air tidak dapat menemukan jalannya aliyas tidak tertampung di sungai. Nah musibah seperti ini apakah disebut takdir atau bencana? atau karena ulah manusia seperti yang saya sebutkan diatas?

Seperti halnya di kotaku, Kota Batu, Seiring dengan perkembanganya kota kecil ini melejit menjadi Kota Wisata yang mendunia. Wilayahnya yang mungil dengan udara yang sejuk karena pada ketinggian 1400 meter diatas permukaan laut menjadikan wilayah Kota Batu terasa segar tanpa ac.

Dan ketika kota kecil yang jelita ini mentasbihkan dirinya menjadi Kota Wisata hal ini dikarenakan banyaknya tempat wisata yang menjanjikan, menjadikan kota batu di serang oleh para urban dari berbagai daerah di Indonesia.untuk mengadu nasib di Kota Batu. Sebagai pedagang, pengusaha atau pegawai hal ini berdampak dengan semakin padatnya penduduk Kota Batu.

Dari sekian dampak Kota Batu menjadi Kota Wisata baik yang positif maupun negatif yang berdampak langsung terhadap lingkungan di Kota Batu adalah beralih funsinya lahan lereng bukit untuk menjadi tempat wisata dan hotel berbintang, villa, milik orang orang kaya dari daerah lain. Selain dijadikan hotel banyak lahan hutan yang dialih fungsikan menjadi lahan pertanian Akibatnya banyak terjadi pembalakan liar. Kayu kayunya banyak yang ditebang kemudian di timbun begitu saja dipakai untuk bertani sayur atau keperluan lainnya akbiatnya ketika hujan deras seperti sekarang yang terjadi adalah banjir lumpur pekat dengan membawa material berupa kayu yang ditebang. Akibat banjir lumpur, air bahnya , merusakkan jembatan , jalan, dan rumah penduduk di sekitar sungai.Jadi sebenarnya banjir lumpur tersebut merupakan takdir dari Tuhan Yang Maha Kasih atau kesengajaan oleh manusia? Yukkk instropeksi diri dan banyak mohon ampunanNya