Suprapti Prapti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

BY THE WAY RUBBISH

#TANTANGAN GURUSIANA HARI KE 69

BY THE WAY “ RUBBISH”

Sampah sama dengan masalah? Apakah semua sampah menjadi masalah atau semua masalah menjadi sampah? Permasalahan sampah memang tak ada habisnya, hal ini karena jumlah penduduk dunia termasuk di Indonesia yang semakin bertambah. Meledaknya jumlah penduduk tentu dibarengi dengan kebutuhan jumlah pangan yang semakin melonjak. Ini akan memicu persoalan yang mengaitkan dengan produksi sampah yang semakin membuncah. Untuk memenuhi jumlah kebutuhan pangan yang semakin besar manusia melakukan usaha eksploitasi secara besar besaran baik didarat maupun dilaut tanpa mempertimbangkan keseimbangan ekologi. Dari sinilah persoalan sampah di mulai. Sampah yang berasal dari hasil pengolahan limbah industri, sampah jenis ini sifatnya sulit dihancurkan, kita mengenalnya dengan sebutan limbah. Baik limbah cair, padat dan gas. Ketiga limbah ini menjadi persoalan lingkungan yang tak kunjung usai karena berkaitan dengan politik, uang dan kekuasaan. Sampah industri yg berupa padatan, lumpur ataupun bubur yg berasal dari suatu proses pengolahan, ataupun sampah yg dihasilkan dari kegiatan industri, serta dari tempat-tempat umum Contohnya : Plastik , kantong, Sisa Pakaian atau kain, sisa atau sampah elektronik, kertas, kabel, besi dan masih banyak lagi contoh lainnya. Sampah yang banyak kita jumpai dan berserakan ditempat umum adalah sampah dari bungkus makanan dan minuman kaleng. Semakin besarnya produksi yang menghasilkan sampah tidak dibarengi dengan solusi mendaur ulang sampah yang sederhana dan praktis yang dapat dilakukan oleh semua orang dari semua kalangan. Permasalahan sampah sampai hari ini belum ditemukan solusi untuk mengurai kerumitan dari kegiatan membuang sampah. Persoalan semakin rumit ketika masyarakat khususnya di Indonesia masih sedikit yang sadar untuk memilah sampah dari sampah organik dan an organik, membuang sampah pada tempatnya. Tidak membuang sampah sembarangan dan mendaur ulang sampah untuk dijadikan barang yang berguna dan bermanfaat. Realita menunjukkan masih banyak masyarakat khususnya di Indonesia membuang sampah disungai, di jalan raya, maupun di tempat umum. Kadang kadang jengkel juga ketika melihat masih banyak orang yang tidak mempunyai kesadaran untuk itu. Hal inilah yang menyebabkan Indonesia susah diajak maju karena masih minim kesadaran untuk melakukan budaya yang dianggab remeh tetapi sebenarnya hal yang remeh itulah yang menjadi kunci kesuksesan atau keberhasilan suatu bangsa. Berbagai program dari Pemerintah telah diluncurkan untuk mengatasi masalah sampah. Berbagai cara memanfaatkan sampah juga sudah sering di launching. Sehari dua hari mereka sadar terutama yang sudah pernah diajak pelatihan tapi hari berikutnya sudah kembali lagi kepada kebiasaan lama. Contoh nyata setiap kali aku berangkat mengajar, masih sering menjumpai orang yang membuang sampah kesungai tanpa rasa bersalah. Padahal disepanjang sungai pun sudah di beri pagar dan dipasang tulisan sebagai peringatan dengan huruf besar "yang waras nggak buang sampah" Atau hanya "orang gila yang membuang sampah disini". Tetap saja mereka enjoy saja membuang sampah seperti itu. Di kotaku berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah kota dalam memanfaatkan sampah. Misalnya diadakan berbagai festival untuk memanfaatkan sampah dan ajakan untuk berpola hidup kembali ke alam. Penghargaan dan hadiah yang diberikan juga tidak tanggung tanggung.Sangatlah besar. Semuanya di gunakan dalam upaya menarik dan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk sadar dan peduli terhadap sampah. Berbagai komunitas pecinta alam juga banyak didirikan mulai dari remaja sampai lansia demi satu tujuan yaitu sadar untuk membuang sampah pada tempatnya. Disetiap pojok kota selalu disiapkan 2 tempat sampah untuk sampah organik dan an organik.Tetap saja tidak peduli. Apalagi seperti di kotaku. Kota Batu merupakan kota rujukan wisata yang patut dibanggakan. setiap harinya ribuan wisatawan datang ke Kota Batu. Kedatangan para wisatawan ke Kota Batu tentu dengan membawa sampah bekas makanan. Banyaknya kardus bekas makanan dan botol bekas maupun plastik luar biasa banyaknya terutama disekitar alun alun. Padahal di alun alun sudah disediakan banyak sekali tempat sampah.ternyata sampah masih berkececeran dimana mana.Artinya belum ada kesadaran untuk membuang dan mengumpulkan sampah pada tempatnya. Belum lagi ditempat-tempat umum di kotaku misalnya di masjid atau di toilet umum, sampah yang ditinggalkan oleh banyak orang masih berkececeran sehingga tidak sedap dipandang padahal sudah disiapkan tempat sampah tetapi masih banyak tisu yang berceceran didalam kamar mandi/ atau toilet. Kesimpulannya di Indonesia perlu di ajarkan pendidikan karakter khusus masalah sampah.Dan pendidikan untuk menumbuhkan budaya sadar malu membuang sampah sembarangan.PR UNTUK GURU INDONESIA.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post