Suprapti Prapti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Cerita Dari Dalam Kelas Part 14

Cerita Dari Dalam Kelas Part 14

Cerita Dari Dalam Kelasku ( Part 14) Oleh Prapti Noor SDN Sisir 03 Kota Batu "Assalamualaikum anak anak, selamat pagi" " walaikumsalam wr wb " " Bram mana kok nggak kelihatan? Mataku nanar mengaduk ruangan kelas. Biasanya murid spesialku itu duduk dibelakang sendiri, namun pagi ini aku tidak menjumpainya. " Bram jadi tukang parkir bu..." teman temannya saling menyahut dalam menjawab pertanyaanku. " huss.... jangan berkata begitu, kalau dia mendengar dia akan tersinggung. "Iya bu, saya nggak bohong bu..." masih terdengar suara anak anak di kelas 6 saling bersahutan. "Sttt...Sttt...Sttt..." aku mencoba menenangkan situasi kelas yang mulai gaduh " Hai...." ku coba menyapa seluruh ruang kelas. " Hallo..." Ku coba sekali lagi menyapa ruangan kelas. Barulah mereka agak mereda, tidak berteriak tidak saling usil dan jahil. " Siapa teman dekat Bram?" Kelas sunyi dan sepi. Rupanya tidak ada yang mau mengakui menjadi sahabat Bram. " Siapa yang biasanya duduk dengan Bram?" Tidak ada yang menjawab , kelas sunyi nampak beberapa anak menggelengkan kepalanya dan saling mengepalkan kedua telapak tangannya. Rasanya percuma aku ngotot mengintrogasi mereka kalau yang kudapatkan hanya kebisuan. " Oke anak anak kita akan memulai pelajaran kita kali ini, materi kita kali ini adalah macam macam pekerjaan yang ada di masyarakat sekitar kita. Sebelum masuk pada materi pelajaran ,coba siapa yang dapat menyebutkan nama nama pekerjaan yang ada disekitarmu? silahkan angkat tangan dan jawablah dengan bahasa yang santun". Anak anak saling mengacungkan tangan dan menjawab secara bersahutan " Pegawai...bu" " Sopir..." " Tukang batu.." " Tukang ojek..." " Penjual bakso..." " Tukang Parkir... ha....ha...ha.... Bram bu" kembali lagi kalimat itu nyerocos keluar dari mulut mereka" " Memangnya kenapa kalau menjadi tukang parkir? Aku mencoba bertanya " Tukang parkir juga pekerjaan dan halal khan? Aku masih mencoba bertanya. " Tapi...hik...hik...hik yang jadi tukang parkir Bram, teman sendiri yang sok jago bu...." Hadehhhh anak anak ini sulitnya minta ampun diberi pengertian. Namun aku jadi penasaran juga dengan bisik bisik mereka. "Kalian ini ditanya secara baik baik tidak ada yang mau menjawab, tapi nggak di tanya saling berbisik". Suasana kelas pagi itu sangat gaduh dan aku merasa tidak berhasil mengajar pagi itu. Dikarenakan salah satu muridku yang menjadi bahan perbincangan mereka selama pelajaran berlangsung. Bunga Jakaranda di halaman sekolah mulai memerah ketika musim kemarau seperti bulan bulan ini. Dan di hari- hari berikutnya aku tidak menjumpai Bram. Aku juga tidak tahu rumahnya , alamat yang tertera di buku presensi ternyata alamatnya neneknya sekarang dia pindah rumah , dan sayangnya pihak orang tuanya tidak memberitahu alamat barunya. Aku mencoba bersabar menunggu Bram, muridku yang cool dan sok jagoan. Hingga di suatu pagi Bram sudah datang lebih awal dari teman temanya. Dengan cuek dan tanpa rasa takut atau bersalah Bram duduk diurutan bangku paling depan. Aku agak terkesima melihat kehadiran Bram yang hampir dua minggu tidak datang. Aku mencoba tenang setenang lautan walau didalam hatiku bergemuruh rasa penasaran juga rasa gemes dengan sikap Bram yang luar biasa ini. Bram memperhatikan penjelasanku dengan seksama , namun aku tahu dari sorot màtanya bahwa dia ingin bercerita. Ketika pelajaran hampir usai, sambil menunduk dia mempermainkan gelangku kebetulan tanganku menopang mejanya. Aku tersenyum memandangnya, dan serasa hangus semua tanya tentangnya. Bel istirahat berbunyi semua anak anak berhamburan keluar kelas. Situasinya hiruk pikuk cukup ramai. Tidak dengan Bram Si Jagoan, dia tetap duduk, kepalanya ditempelkan di meja dan tangan kanannya mencorat coret kertas buram. " Bram, kamu tidak istirahat?" "Malas bu" "Nggak lapar? Nyarik makanan , sana gih Cari makanan dengan teman temanmu" "Aku nggak punya duit bu" "Ini aku kasih," kuambil selembar uang 10 ribuan untuķ Bram.Namun Bram menggeleng sopan "Tidak bu terima kasih". " Bu..." Bram memanggilku lirih. " ya...." ada apa? Wah kesempatan dia membuka pertanyaan. " kemana saja kamu selama dua pekan ini?" " aku pergi dari rumah bu" jawabnya lesu. " loh terus dapat uang dari mana kamu untuk makan, kalau kamu pergi dari rumah?" " aku jadi tukang parkir bu ..." jawabnya lirih Mak deg hatiku mendengarkannya " kenapa kamu pergi dari rumah?" " Aku malas bu di rumah setiap hari aku cuma mendengar ayah dan ibuku bertengkar terus!!." Percakapan singkatku dengan Bram adalah jawaban dari hebohnya teman teman di kelasnya. Aku mahfum, dengan yang dilakukan oleh Bramantyo , pertengkaran yang selalu dia dengar dan dia lihat dari orang tuanya secara tidak langsung telah mengajari anak berlaku sama dengan yang dilakukan oleh orang tuanya. Bramantyo seorang jagoan kelas dia senang berkelahi dan suka berkata kasar itu karena pendidikan yang diterima dia di rumahnya seperti itu. Puncak kebosanan dari yang dia rasakan adalah pergi dari rumah . Sebenarnya Bramantyo berasal dari keluarga yang mampu. Namun aku juga tidak begitu mengetahui masalah di dalam rumahnya hingga dia mengambil keputusan senekat itu. Di bawah pohon rindang di halaman sekolah Ayah dan Ibu Bram sudah menunggu kedatangan Bram, semenjak Bram pergi dari rumahnya kedua orang tuanya kalang kabut mencarinya dan hampir setiap hari menunggu kedatangan Bram di halaman sekolah. Rupanya dengan bentuk protes Bram pergi dari rumah telah menyadarkan kedua orangtuanya akan kekeliruanya selama ini. Aku sendiri tidak mau mendekati mereka , biarlah keluarga kecil itu mengurusi urusan pribadinya hingga selesai. Namun rasa penasaranku memaksaku selalu memperhatikanya dari dalam kelasku. Kudekati Bram, ku bujuk dia dan banyak memberikan motivasi kepadanya hingga akhirnya Bram keluar kelas menemui kedua orang tuanya. Dari jauh aku melihat keluarga kecil itu saling berpelukan satu sama lain, pecah tangis ketiganya dan Bram menoleh kearahku dan mengangguk . Aku merasa sangat lega melihat keutuhan keluarga kecil itu kembali. Burung bersiul riang dan bunga bunga bermekaran mengantar mereka kembali kerumah mereka.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post