Suprapti Prapti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
CERITA DALAM KELASKU (PART 4)

CERITA DALAM KELASKU (PART 4)

CERITA DARI DALAM KELAS

Oleh: Prapti Noer

SDN Torongrejo 03 Kota Batu

"Iya bu saya usahakan bu, iya...iya" saya sudah berkali kali mengingatkan tapi memang bandel"..... itu jawaban dari suara seorang wanita muda lewat ponsel saya setiap kali saya menelphon ke wanita muda ini rasanya jawabannya tidak ada selain kata kata itu. Walaupun belum begitu akrab saya mengenalnya tetapi komunikasi lewat telephon sudah sering saya lakukan. Dia adalah mamanya Dewa. Murid saya kelas 6.

Hampir setiap hari Dewa dipanggil oleh bagian tatib karena hampir setiap hari membuat masalah, permasalahan Dewa juga tetap yaitu tidak mengerjakan PR dan tugas sekolah. Sebenarnya Dewa anak yang pendiam dia tidak pernah jail dengan teman temanya. Atau mengganggu teman temannya

" Le....( panggilan sayang seorang Ibu kepada anak laki lakinya), kenapa kamu tidak mengerjakan PR? Apa ada yang sulit? Sehingga kamu tidak mau mengerjakan PR dari Bu Guru? Saya membuka pembicaraan dengan Dewa. Jawabannya sungguh membuat saya terperanjat" tidak apa apa bu" datar sekali dia menjawab seolah olah tidak bersalah.

"Kamu belajar dengan siapa di rumah?"

"Sendiri"

Kalau kamu menemui kesulitan pada waktu mengerjakan PR kamu bertanya kepada siapa nak?"

" nggak ada"

"Mamamu bekerja ya?"

"Iya"

"Kerja dimana nak?".

"Kantor statistik".

"Papamu kerja dimana?"

"Jadi Polisi".

"Kalau dirumah belajar sama siapa mama apa papa?"

"Nggak ada"

" ada nggak teman satu kelas yang rumahnya dekat rumahmu?"

" nggak ada"

Saya semakin kesulitan mencari bahan untuk mengorek masalahnya, rupanya dia tidak ingin orang lain mengetahui masalahnya. Saya dapat merasakan ada hal yang ingin dia sembunyikan rupanya banyak hal yang ingin dia tutupi.

" apa kamu tidak belajar kelompok bersama teman yang dekat denganmu?"

" nggak boleh sama mama".

Kepalanya menunduk tidak mau memandang saya sambil kaki kananya menginjak kaki kirinya dan digesek gesekkan ke lantai kelas. Jari tanganya tak henti hentinya saling dikepal sambil meremas. Seolah dia ingin membalaskan kekesalannya tapi pada siapa?.

Hadeuhhh jawabannya ini membuat saya sangat gemas. Karena Dewa sangat cuek dan jawabannya datar sekali. Namun sejatinya hati saya sangat iba melihatnya. Saya merasakan ada rasa sepi dan rindu yang tak terbalas dari setiap tatapan mata polosnya. Tatapan mata yang menyiratkan banyaknya permasalahan yang mengungkung hidupnya. Tapi saya tidak melanjutkan pertanyaan saya karena teman temanya yang lain minta supaya pelajaran dari saya pagi ini segera di mulai.

Dan pembelajaran di kelas saya berlangsung seru tanpa tahu bagaimana kelanjutan cerita Dewa. Tetapi di senin pagi itu, saya dibuat cemas oleh keadaan Dewa yang hampir pingsan dia kelihatan pucat pasi bibirnya kering matanya sayu, dan saya tidak tega melihat keadaannya itu. Dewa diantarkan teman temannya berbaring di UkS.

" Bu , Dewa sakit perut Bu "kata ketua kelas menyusul saya di ruang kantor. Setelah upacara pagi itu saya menuju ruang kantor untuk mengambil tas.

" ya tunggu sebentar, sekarang Dewa dimana? "

" Di UKS, Bu"

Dengan bergegas saya menuju ruang UKS.

Saya merasa , Dewa seperti anak saya sendiri sehingga saya juga merasa sangat khawatir dengan keadaannya.

Saya pegang keningnya agak hangat tapi tangan dan kakinya gemetaran kedinginan. " sayang...kamu tidak apa apa nak?

Matanya berkaca kaca bibirnya diam, hanya kepalanya saja yang menggeleng geleng.

"Apa yang kau rasakan?" Pertanyaan saya terus membuncah dan Dewa hanya menggeleng

"Mana yang sakit?"

Sambil saya dudukkan, dia saya kasih teh panas dan roti, rupanya dia belum sarapan pagi, bibirnya agak basah, bintik peluh memenuhi dahinya. Setelah agak mendingan saya ajak dia ke ruangan saya agar lebih tenang kebetulan pagi itu jam pelajaran OR sehingga ada waktu saya untuk berbincang bersamanya.

Tidak banyak cerita yang saya dapatkan dari bibir Dewa. Dia tetap pada pendiriannya diam mulutnya terkunci jawabanya pendek pendek menandakan kalau dia tidak ingin permasalahannya diketahui oleh orang lain. Keadaan Dewa sakit disekolah pagi itu tak luput dari bahan laporan saya ke mamanya. Kali ini mamanya Dewa datang kesekolah dan menemui saya.

Parasnya cantik , segar, menawan usianya sekitar 33 tahun masih sangat muda. Dengan sangat segan dia menceritakan sepotong kisah tentang Dewa kepada saya. Dengan sopan dia memperkenalkan diri sebagai mamanya Dewa, walaupun baru bertemu kami cepat merasa akrab karena memang kami sudah sering berkomunikasi membahas masalah Dewa.

Dengan menghela napas pendek mamanya menuturkan bahwa Dewa sangat merindukan kehadiran papanya, hampir setiap hari Dewa lewat didepan kantor polisi mengharap bertemu papanya namun tak sekalipun pernah ketemu, papa dan mamanya berpisah, Dewa ikut mamanya dan tak pernah sekalipun bertemu papanya, juga tidak ada keinginan Papanya Dewa untuk menemuinya.

Dewa menahan rindu mendalam untuk kehadiran papanya.

Pernah suatu ketika disaat Dewa ulang tahun dia sangat berharap papanya datang namun semalaman dia menunggu kehadiran papanya tak kunjung datang dan hal itu membuat Dewa jatuh sakit karena semalaman tidak tidur.Mamanya menuturkan dengan sangat terluka.

Dewa adalah korban keegoisan orang tua, masih banyak Dewa-Dewa lainya yang mempunyai nasip yang sama dengannya. Betapa pedihnya menahan rindu kepada orang yang dicintainya, sekarang satu pertanyaan yang harus saya jawab sendiri sebagai seorabg guru , kalau murid- murid kita datang ke sekolah dengan membawa masalah berat yang bukan kapasitasnya untuk menyelesaikan, mana mungkin ilmu yang kita berikan mengendap dalan memorinya. Bismillah saja, sentuh mereka dengan cinta dan kasih sayang seorang guru.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Saya pesan bukunya ya Bu. Ngga tahan ingin melahap semuanya.. Saya pemerhati ketidak bahagian anak

19 Jan
Balas

Insyaallah ibu Sri , terima kasih sudah membaca artikel saya

19 Jan
Balas



search

New Post