HUBUNGAN SAMPAH DENGAN LITERASI LINGKUNGAN
#TANTANGAN GURUSIANA HARI KE 19
SERI SEKOLAH LITERASI
HUBUNGAN SAMPAH DENGAN LITERASI LINGKUNGAN
Sampah dengan Literasi ? apakah ada hubungan? Dimananya? ,” aku kok nggak yakin jika antara sampah dengan Literasi lingkungan ada hubungannya, bahkan sangat berkaitan erat” itu sekelumit percakapan yang sering saya dengar ketika saya sedang mengkampanyekan kegiatan Literasi berbasis lingkungan. Sekilas memang tidak ada keterkaitannya antara Literasi dengan sampah. Disatu sisi yang namanya sampah itu identik dengan yang kotor-kotor dan yang bau-bau. Sedangkan Literasi itu identik dengan buku, ruang perpustakaan yang bersih dan sepi.Ternyata walaupun yang satu kotor dan yang satu bersih keterkaitan keduanya telah menyebabkan suatu fenomena lingkungan yang menyebabkan ada tembok menjulang yang memisahkan keduanya dan menyebabkan perbedaan kasta dari keduanya.
Simbiosisnya begini, jikalau masyarakat kita paham berliterasi lingkungan, mempunyai karakter, dan rasa empaty terhadap lingkungan maka daerah kita akan bebas sampah, Dan jikalau masyarakat kita paham berliterasi dia akan bijak terhadap sampah. Masyarakat tidak akan membuang sampah secara sembarangan, Juga tidak akan membiarkan sampah berserakan serta menumpuk di sembarang tempat, bahkan jika masyarakat memahami Literasi lingkungan, mereka akan merasa memiliki alam sekitar, sungai, dan lingkungan sekitarnya, Jikalau mereka paham berliterasi mereka akan ikut memiliki bangunan umum dan ikut menjaga semuanya, mereka akan ikut merawat dan menjaganya sehingga tidak membuang sisa aktivitasnya di sembarang tempat.
Sebenarnya di era abad 21 di negara kita sudah bebas buta huruf karena hampir semua anak anak usia 7-12 tahun semuanya sudah bersekolah. Berarti Bangsa kita hampir seratus persen bisa membaca. Namun jangan salah karena tidak memahami miskonsepsI Lliterasi akibatnya mereka hanya bisa aktif membaca bukan membaca aktif artinya masyarakat kita hanya banyak membaca tetapi tidak dapat memprediksi atau berempaty dengan isi bacaan, sehingga walaupun bisa membaca” Jangan membuang sampah di sisni” mereka tetap saja membuang sampah di situ. Sehingga benar jika aktif membaca tidak akan berguna tapa membaca aktif.
Pemahaman masyarakat kita terhadap sampah akan semakin baik, rasa kepedulinya, jika mereka mempunyai pemahaman terhadap Literasi lingkungan dengan baik, serta memahami bagaimana mendaur ulang kembali sampah, atau mengurangi penggunaan sampah, dan semuanya itu hanya bisa didapatkan jika semua masyarakat mempunyai kemampuan yang tinggi dalam berliterasi. Yukk gerakkan literasi di segala lini, agar kita dapatkan manusia manusia unggul sehingga Indonesia Jaya. Jika kita bergerak Bersama sama maka kapal besar yang bernama NKRI akan bergerak mengarungi Samudra menjadi bangsa yang besar dan sejajar dengan bangsa lain di dunia.
#salamliterasi
#merdekabelajar
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar