Suprapti Prapti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
KONSTEKTUAL LEARNING DENGAN KELAS MAGANG (PART 2)

KONSTEKTUAL LEARNING DENGAN KELAS MAGANG (PART 2)

# TANTANGAN MENULIS GURUSIANA

HARI KE 4

KONSTEKTUAL LEARNING DENGAN KELAS MAGANG (PART 2)

“ Bu mau tanya Bu” suara siswaku yang satu ini membuat suasana hening langsung gaduh, serta merta semua mata memandang kearah sumber suara… ah Faril … biasa anak satu ini memang selalu cari perhatian di manapun dan di setiap kesempatan apapun.

“ Silahkan nak, siapa namamu?’ Ibu cantik Mentor di Balai Benih Ikan Punten membalas pertanyaan Faril.

“ Bu bagaiamana caranya ikan tombro Punten menggendong anaknya?’ hahahahaha aku ikut terpingkal pingkal mendengar pertanyaan Faril si bocah super, tapi aku mikir juga tercenung sejenak, cerdas juga anak ini kenapa aku tidak pernah kepikiran tentang cara ikan tombro mengendong anaknya?

Gegara pertanyaan Faril banyak sekali pertanyaan konyol. Dan mereka saling bersahut sahutan bertanya

“ Bu apakah Ikannya ada yang bencong?” idihhh genit banget pertanyaannya tapi aku juga di buat heran dengan imajinasinya anak anak. Mereka yang selama ini aku anggap nakal dan selalu mengganggu teman temannya ternyata mempunyai kreativitas dan cara berpikir tingkat tinggi. Aku saja sampai umur segini selama menjadi guru tak pernah sekalipun memikirkan bagaimana cara ikan tombro menggendong anak anaknya, mengingat keterangan mentor bahwa ikan tombro punten sekali bertelur jumlahnya puluhan ribu, dan yang menjadi pikiran mereka bahwa Ikan tidak mempunyai tangan dan kaki tentu ada cara induknya memelihara dan merawat anaknya yang puluhan ribu itu

Hiruk pikuk mulai terdengar lagi.anak anak semakin semangat menanyakan tentang budidaya Ikan tombro (Ikan Nila) di Balai Benih Ikan Punten dalam acara Puncak Tema dalam Kelas Magang. Kelas magang pada dasarnya adalah kelas konstekstual karena peserta didik diajak belajar langsung mengenal alam sekitar dan berbincang dengan narasumber orang yang ahli di bidangnya.

Itulah kegunaan belajar konstektual karena peserta didik dapat secara langsung belajar, bertanya kepada narasumbernya, maka pilihan kelas magang di SDN Sisir 03 menjadi suatu solusi membelajarkan siswa secara langsung kepada narasumber dan obyeknya merupakan pilihan yang tepat.

Kelas Magang sebenarnya adalah solusi dari keresahan guru di dalam kelas. Tidak mungkin jika anak anak hanya diajak belajar di dalam ruang kotak ukuran kelas standar.tanpa obyek, atau alat peraga. Guru juga bukan satu satunya manusia yang serba bisa dan mengetahui banyak pengetahuan , guru terbatas. Sehingga solusi yang tepat dalam mengajarjan pengetahuan kepada anak anak dengan mengajak langsung belajar kepada obyek dan narasumbernya (konstektual) didalam kelas magang anak anak dapat mencoba, merasakan, melakukan membau dan memegang.

Kelas magang biasa dilakukan pada waktu liburan , pilihan kelas magang biasanya di sekitar sekolah baik dunia Industri atau dunia perikanan ,peternakan, industry, petani .

Tantangan Dalam Pelaksanaan Kelas Magang:

1. Kelemahan kegiatan kelas magang terletak pada faktor biaya

2. Semua guru sangat antusias melakukan kegiatan ini

3. Siswa sangat berbahagia karena mereka mendapat pengetahuan baru secara langsung

4. Tidak termuat dalam RKAS Sekolah

5. Hanya sekitar 10 persen dari jumlah siswa yang tidak serius mengikuti kegiatan

Aksi Dalam Kegiatan Kelas Magang

1. Menyusun proram kelas magang yang minim biaya

2. Menyusun jadwal

3. Membentuk panitia

4. Mengundang paguyuban

5. Menyampaikan surat permohonan untuk kelas magang kepada DUDI

6. Melakukan Kegiatan Kelas Magang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh wali kelas

7. Menyusun Laporan Kegitan hasil dari kelas magang

8. Presentasi Laporan Kegiatan Kelas magang

Perubahan Setelah melakukan Kelas Magang

1. Cara belajar siswa lebih menyenangkan sehingga menumbuhkan semangat belajar baru karena siswa langsung praktek dan merasa ada tantangan

2. Cara berpikir siswa semakin aktif karena banyak hal yang dia tanyakan kepada narasumber

3. Perubahan pola piker siswa menuju pola piker HOT

4. Menambah wawasan siswa karena berhubungan langsung dengan narasumber

5. Membangun empaty siswa kepada orang lain sehingga mengurangi bulliying , dikarenakan kesibukan mereka menyelesaikan tantangan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post