KUTUNGGU KEDATANGANMU NAK
#TANTANGAN GURUSIANA HARI KE 60
KUTUNGGU KEDATANGANMU NAK
Gema takbir berkumandang serasa harmoni kedamaian menyeruak di setiap penjuru alam. Malam ini adalah lebaran ke empat belas dalam penantian mak ten. Tangan keriputnya mengelus botol aqua plastik ukuran satu literan telah penuh berisi pecahan uang dua ribuan. Ada empat belas botol yang semuanya masih utuh. Berarti sudah empat belas kali lebaran anak anak mak ten tidak pulang. Setiap malam takbiran mak ten selalu berharap anak cucunya bisa pulang ke rumah, oleh sebab itulah mak ten selalu berusaha menyisihkan setiap upah mingguan yang dia peroleh sebagai buruh pencabut rumput. Uang tersebut dia gulung kecil -kecil dan dimasukkan kedalam gelas aqua ukuran satu liter, mak ten selalu bahagia tiap menatap botol gelas aqua itu. Serasa ada perasaan damai dan bahagia bisa bertemu dengan anak cucunya. Selama empat belas tahun ini mak ten hidup sendiri semenjak kematian suaminya. Sebenarnya mak ten mempunyai empat orang anak yang baik dan selalu memperhatikan dia. Ke empat anaknya telah menikah semua, pernikahan anak anak mak ten di usia yang tidak muda lagi. Rata- rata anak mak ten menjadi perawan dan jejaka tua Mbak Ut anak Mak Ten yang pertama menikah ketika usianya tiga puluh lima tahun, Mbak Ut bertemu dengan lelaki yang usianya sepuluh tahun lebih muda. Semua sanak saudara Mak Ten banyak yang kurang setuju dengan pernikahan itu. Mereka semua menghawatirkan mbak ut hanya dipermainkan oleh lelaki itu. Dari hasil pernikahannya itu Mbak Ut mempunyai 2 orang anak yang sekarang sudah besar dan ikut menemani Mak Ten. Kabar terakhir yang terdengar Mbak Ut menjadi TKW di Hongkong dan tidak pernah pulang. Mbak Ana adalah anak kedua dari Mak Ten. Nasibnya juga sama dengan Mbak Ut. Mereka berdua kurang beruntung mendapat lelaki baik yang dapat membahagiakanya. Nasib Mbak Ana lebih tragis karena mbak Ana meninggal dunia karena kanker payudara yang dia derita. Dan Mas Yanto adalah satu satunya anak lelaki Mak Ten.Dia tumbuh menjadi lelaki nyentrik yang berjiwa seniman. Bakat seninya kadang membuat orang menilai Mas Yanto agak nyleneh. Rumah tua Mak Ten dihias bak cafe .Dinding rumahnya di cat hitam semua, banyak sekali pernak pernik yang ditempel dirumahnya. endingnya Mas Yanto dianggab tetangga setengah gila. Anak terakhir Mak Ten lebih beruntung. Karena Mbak Ning diasuh oleh saudaranya Pak Di , suami Mak Ten, yang sukses menjadi dokter di salah satu rumah sakit di ibu kota. Mbak Ning di sekolahkan di SAA, Sehingga Mbak Ning menjadi seorang apoteker yang mempunyai penghasilan yang lumayan di ibu kota. Sayangnya kehidupan mbak ning yang mapan tidak menjadikan mbak ning menjadi anak berbakti. Mbak ning seolah menghapus diri menjadi anak MakTten. Dia hanya memperkenalkan dirinya sebagai anak seorang dokter yang terkenal. Kehidupan mak ten sangat pas pasan untuk menopang hidupnya setiap hari Mak Ten bekerja sebagai buruh pencabut rumput di sawah. Sisa upahnya selalu dia tabung setiap hari. Di masukkan kedalam botol plastik aqua tersebut dia ingin botol tersebut di berikan kepada cucu cucunya. Mak Ten tidak pernah tahu keberadaan anak cucunya sekarang. Dia juga tidak cukup faham kenapa mereka tidak pernah datang, air mata Mak Ten telah kering. Semakin tahun tulang tubuhnya semakin rapuh tapi hati Mak Ten semakin tegar, Dia menjadi terbiasa dengan keadaan ini. Hal yang belum bisa dihentikan oleh Mak Ten adalah dia tetap setia kepada botol aqua plastik yang berisi uang dua ribuan. Mak ten tetap berharap anak cucunya ada yang datang, dan botol aqua itu akan diberikan. Malam ini ketika takbiran ke empat belas kalinya dan anak cucunya tidak pernah ada yang datang menemui, Mak Ten tetap sabar menunggu di rumah tuanya, dengan tubuh renta Mak Ten selalu berharap dalam takbir bahwa anak cucunya ada yang datang menjenguknya. Dimalam takbiran ini penantian Mak Ten belum berakhir
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar