MENGGERAKKAN LITERASI DENGAN KEGIATAN STUDENT DAY
SERI SEKOLAH LITERASI
#TANTANGAN GURUSIANA HARI 1
MENGGERAKKAN LITERASI DENGAN STUDENT DAY DI SDN SISIR 03
OLEH : Dra. Suprapti, M.Pd
SDN Sisir 03
Membudayakan literasi di sekolah tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan, Ataupun semudah lidah berucap “Di Sekolahku sudah ada program membaca 15 menit sebelum pelajaran di mulai dan sudah membiasakan anak anak membaca 15 menit setiap hari ” dan hasilnya sampai sekarang ? eng ing eng...... mana kemampuan berliterasi dari anak anak? mana budaya literasi yang nampak dari guru? apa yang salah dari program ini? kalau siswa membaca 15 menit sebelum dimulai apakah gurunya juga ikut membaca? kepala sekolahnya apa ikut membaca? karyawannya apakah ikut membaca? tukang kebunnya apakah ikut membaca? kalau belum semuanya berarti yang membaca hanya anak anak doang? what? hanya begitu? terus setelah anak anak membaca 15 menit diapakan? membuat resume dari buku yang dibaca? ahaa jadi semacam pemaksaan kalau begitu? keluar dari konteks literasi. Apakah tidak ada program membudayakan Literasi yang tanpa pemaksaan? Program berliterasi yang dirindukan oleh semua anak bukan di takuti atau malah dijadikan penyebab kegalauan yang berkepanjangan. Keberhasilan berliterasi di sebuah sekolah tentu tidak dapat hanya dilihat dengan banyaknya slogan yang tertempel di sepanjang dinding sekolah ataupun program-program literasinya yang banyak tapi tidak meresap didalam sukma, karena pada dasarnya literasi itu berproses untuk menjadi habit atau kebiasaan setelah warga sekolah terbiasa dengan kegiatan itu maka selanjutnya tentu akan menjadi budaya. Budaya adalah ciri khas dari sebuah masyarakat. Terlalu banyak dan luas kalau berbicara tentang literasi . Selama ini warga sekolah belum sempat mengkaji secara mendasar tentang literasi. Yang terjadi di daerah saya program ,literasi sekolah belum dapat di susun berdasarkan kebutuhan dan realita hanya copas sana copas sini. Ikut ikutan, bingung memulai dari mana.
Sejatinya kegiatan literasi sudah kita lakukan mulai bangun tidur sampai akan tidur lagi, namun tak banyak yang menyadari. Literasi adalah dasar dan sebagai pondamen keberlangsungan dan keberhasilan pendidikan di sebuah sekolah. Sekolah belum bisa dikatakan berhasil dalam membudayakan kegiatan literasi jika kegiatan berliterasi hanya dimaknai dengan membaca dan menulis saja. Betapa sempitnya makna literasi kalau dilihat dari sudut pandang siswa rajin membaca walaupun tidak dapat dipungkiri jika dasar dari kegiatan literasi adalah dengan kegiatan membaca. Kegiatan membaca ini akan menjadi lebih bermakna jika pemahaman membaca siswa secara aktif telah terpenuhi.
Kegiatan berliterasi Di SDN Sisir 03 tak ubahnya sama seperti sekolah sekolah lain hidup segan mati tak mau. kenapa? Karena literasi hanya dijadikan program pemaksaan bukan kegiatan yang dirindukan oleh siswa. Literasi belum punya ruh untuk menjadi budaya, hal ini dapat dilihat walaupun berbagai program dan jadwal telah disusun dan dilaksanakan hampir satu setengah tahun namun budaya membaca aktif masih belum nampak di kehidupan proses pembelajaran setiap hari, harapan memunculkan kelas literat belum dipahami seratus persen oleh guru akibatnya yang di usung hanya karya siswa dalam unjuk prakarya namun minim pengetahuan, siswa tidak mendapatkan pengetahuan dari produk yang dihadirkan di kelas. Selain itu berbagai program budaya literasi juga telah tertulis menjadi slogan di setiap sudut sekolah. Slogan slogan yang terpasang disepanjang dinding sekolah tersebut bertujuan membangkitkan semangat warga sekolah untuk menggiatkan budaya berliterasi dalam arti siswa tidak hanya membaca saja tetapi juga harus tahu maknanya. Dalam kegiatan berliterasi diharapkan siswa mau dan mampu mempraktekkan dari apa yang di baca, dia dengar dan dia pelajari. Tidak hanya membaca saja tetapi belum memaknai atau hanya membaca aktif bukan aktif membaca aha… bingung juga saya memaknainya dibolak balik. Pada intinya budaya baca yang di paksakan di sekolah masih budaya membaca, dan ini yang dikait kaitkan dengan PISA berbeda dengan Piza lohh.
anak anak di sekolah saya belum pada level itu. Itulah sebabnya sekolah mencoba mencari formula untuk membudayakan dan menggerakkan Literasi dengan kegiatan literasi yang dirindukan oleh anak yang dikemas dengan sebuah kegiatan yang di beri nama Student Day. Kegiatan Student Day sebenarnya adalah kegiatan puncak tema dari kegiatan class meeting yang dikemas dengan menyisipkan kegiatan reading, writing, talking, paintinying ditutup dengan unjuk bakat dan minat dan Penganugrahan Karakter Award untuk anak anak yg relegius, nasionalis, gotong royong, mandiri, integritas, peduli terhadap lingkungan dan literasi
Walaupun kegiatan ini sudah di sepakati dan disosialisasikan ternyata tidak semua guru memahami dan berusaha menyukseskan kegiatan tersebut dalam satu visi, masih ada guru yang cuek dan ogah ogahan dalam kegiatan ini walau proposal sudah diajukan oleh panitia kegiatan, program dan jadwal kegiatan juga telah disusun artinya belum semua warga sekolah mendukung kegiatan, Begitu juga belum semua orang tua juga ikut mendukung masih sebagian kecil yang ikut terlibat terutama ibu ibu paguyuban kelas, yang tanpa kenal lelah senantiasa memberikan dorongan materi maupun moral kepada pihak sekolah.
Kegiatan Student Day dilakukan dengan memulai menyusun proposal kegiatan, mensosialisasikan program , koordinasi dengan orang tua murid dan paguyuban tentang kegiatan, mengadakan MOU dengan pihak-pihak yang mendukung kegiatan reading day di sekolah. Selain itu mempersiapkan sarana prasarana yang akan di gunakan dalam unjuk kreativitas. Kegiatan Student Day dilakukan dalam waktu tiga hari dalam akhir semester. Diikuti oleh semua siswa siswi SDN Sisir 03 kelas 1 hingga kelas 6 .Kegiatan Student Day hari pertama diisi dengan kegiatan “Reading Day” bekerja sama dengan salah satu penerbit nasional, hari kedua diisi dengan kegiatan Writing Day dan hari ketiga diisi dengan kegiatan Unjuk Kreativitas ketiga kegiatan ini ternyata sangat dinanti nantikan oleh siswa siswi SDN Sisir 03 karena di dalam kegiatan ini siswa merasa bebas dari pemaksaan dan ruang kelas yang sempit. Mereka bebas beraktivitas, dan berkreativitas itulah makna dari Literasi dalam Merdeka belajar. Perubahan yang dialami oleh siswa siswi SDN Sisir 03 setelah melakukan kegiatan student day terutama unjuk prestasi adalah penanaman budaya karakter mandiri gotong royong dan nasionalisme.
Perubahan yang diharapkan dalam kegiatan student day ini, di SDN Sisir 03 akan tumbuh budaya literasi yang sesungguhnya, tentu saja proses perubahan itu tidak akan dapat langsung terlihat perubahanya , namun dengan habit baru yang dimulai dapat dilihat semangat baru untuk menggerakkan budaya literasi di sekolah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar