SARAPAN PAGI MENUMBUHKAN PRESTASI
#TANTANGAN GURUSIANA HARI KE 29
SERI SEKOLAH LITERASI
SARAPAN PAGI MENUMBUHKAN PRESTASI
“ Anak -anak sudah sarapan pagi apa belum? Hanya pertanyaan itu yang selalu saya lontarkan dan saya ulang ulang setiap hari kepada semua peserta didik di sekolah saya. Sebagian besar mereka menjawab..” sudah..” tapi ada sebagian kecil yang menjawab …” belum..” jujur sekali mereka. Seperti biasanya yang belum sarapan pagi saya kumpulkan sendiri di sudut halaman .
Setiap pagi saya memulai pembelajaran di sekolah dengan berbagai macam pembiasaan, kemudian dilanjutkan dengan diseminasi pendidikan karakter selama satu jam, secara umum pendidikan karakter selalu kami berikan terkait dengan kedisiplinan, menggugah empati peserta didik kepada kepedulian terhadap lingkungan sekitar, memberantas buliying, menggerakkan literasi dan membangun semangat berprestasi
Selanjutnya akan kami adakan pemeriksaan satu persatu terhadap bekal peserta didik, yang di utamakan adalah bekal air putih dan bekal untuk makan siang yang mengacu kepada makanan empat sehat lima sempurna. Kegiatan ini berlangsung sekitar 15 menit karena masing masing kelas biasanya berbaris rapi untuk menunjukkan bekalnya ke pada masing masing wali kelasnya. Sedangkan saya, biasanya menangani siswa yang tidak membawa bekal.
Memandangi wajah melasnya anak anak yang tidak membawa bekal atau belum sarapan pagi, saya sudah tidak tega, belum lagi ketika saya memandang mata bening mereka yang sudah berkaca kaca, saya rasanya ingin ikut menangis, Saya rengkuh mereka dalam pelukan hangat sebagai seorang ibu,
“ Kenapa kamu tidak sarapan pagi nak?” saya bertanya pelan.
Dan jawabannya bermacam macam, kalau jawabanya kesiangan langsung saya brefing supaya tidak kesiangan dan sebagainya dan sebagainya. Namun tenggorakan saya rasanya ikut berhenti ketika beberapa dari mereka menjawab “tidak ada nasi di rumah”, “ibu belum memasak,” “ ibu masih tidur, atau di tinggal ibu dan ayahnya berangkat bekerja ke pasar mulai pukul 3 dinihari, Ya Allah…. Saya tidak bisa berbicara.
“Apakah di rumahmu mempunyai magic com?” saya masih melanjutkan bertanya
“Punya bu”, Jawab mereka
“ Kamu bisa memasak nasi?” Saya melanjutkan pertanyaan
“Tidak bisa”’ jawab mereka,
“Anak anak kamu belajar memasak nasi ya, cuci beras setelah itu tuangkan air segini” saya menunjukkan jari telunjuk saya untuk memberikan petunjuk cara memberikan air pada beras yang sudah di cuci masukkan ke magic com dan jangan lupa tekan tombol memasak nanti kamu tinggal mandi nasimu akan masak dan kamu bisa sarapan pagi.”
“ Semuanya bisa menggoreng telur?” Bisa bu…nah kalian bisa menggoreng telur sendiri khan, setelah itu jangan lupa membawa air putih ya….”
Mungkin pertanyaan atau penjelasan saya sangat membosankan bagi mereka, karena hampir setiap hari hanya itu itu saja yang diulang ulang, namun masih saja ada anak anak yang setiap hari belum sarapan atau belum membawa bekal karena berbagai alasan. Hal seperti itu saya lakukan setiap pagi karena saya melihat ada hubungan antara perut dengan otak, antara sarapan pagi dengan konsentrasi siswa dalam menerima pembelajaran, apalagi dengan perolehan prestasi. Logikanya, kalau perutnya kenyang maka anak anak tidak bingung ingin segera istirahat karena mereka ingin secepatnya membeli makanan, kalau perutnya kenyang mereka akan konsentrasi, tenang dan fokus dengan tujuan maupun instruksi guru, sehingga mereka akan mudah mendapatkan prestasi. Berbeda kalau perut mereka lapar, mereka akan sulit untuk diajak fokus karena memikirkan perutnya. Jadi saya berkesimpulan bahwa ada hubungan yang sangat erat antara sarapan pagi dengan perolehan prestasi.
Sedangkan jenis makanan yang dipilih adalah makanan yang bergizi memenuhi empat sehat lima sempurna agar kebutuhan pada masa perkembangan dapat terpenuhi semua, bukankah kita sedang mempersiapkan diri mengantarkan mereka pada generasi emas, untuk berkompetisi pada dunia global dan memasuki era revolusi industry? Kita perlu mengantarkan mereka dengan sempurna.
#salamliterasi
#merdekabelajar
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar