Suprapti Prapti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

SEKOLAH RAMAH ANAK

SEKOLAH RAMAH ANAK Oleh : Prapti Noer SDN Torongrejo 03 Mengikuti workshop yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan hari ini, jujur saya langsung berimajinasi ingin rasanya menginseminasi materi workshop kedalam kegiatan yang ada di sekolah sehingga harapan semua orang untuk menjadikan sekolah aman, menyenangkan jauh dari bullying dan kekerasan dapat segera dirasakan, agar tema yang yang diusung oleh Dinas Pendidikan didalam kegiatan workshop pagi tadi yaitu "Fasilitasi Sekolah Ramah Anak, Sekolah Aman, Sehat dan Menyenangkan dapat benar benar selaras dan lestari dalam kenyataan di lapangan. Sebenarnya hal urgen yang menjadi pokok persoalan hari ini adalah bagaimana mewujudkan Sekolah ramah anak ditengah carut marutnya persoalan karakter bangsa . Rasanya antara tujuan pendidikan sebenarnya yang ingin diusung oleh pejuang pendidikan dengan keadaan lingkungan siswa yang tergilas dalam derasnya tehnologi informasi menjadi sebuah tantangan berat. Apa yang harus dilakukan oleh guru untuk mewujudkan sekolah ramah anak ditengah arus globalisasi? Apa yang harus dilakukan oleh Kepala Sekolah untuk memfasilitasi Sekolah agar sekolah menjadi aman sehat dan menyenangkan ditengah maraknya penjual yang nekat menjual makanan yang tentunya kadang makanan tersebut apakah telah memenuhi standar gizi dan pangan untuk tumbuh kembang anak sebagai generasi emas? Apa yang harus dilakukan oleh pejuang pendidikan (GTT )dengan gaji dibawah standar UMR untuk menegakkan kedisiplinan pada anak anak di sekolah yang orang tuanya dalam tanda kutip kaum The Have? Apa? Bagaimana? Jika secara ekonomi kita dibawah mereka? Tetap kita kalah tetap peraturan kalah dan yang terjadi adalah membiarkan anak anak berlaku sesuai kiblatnya yang hedonisme, konsumtif , kapitalis dan guru hanya bisa mengelus dada. Dalam workshop tadi pagi ada hal yang menarik untuk dilakukan yaitu sebuah solusi yang ditawarkan oleh Ibu Diana sebagai Kasad binmas yang mungkin dapat membantu guru maupun Kepala Sekolah agar didalam menegakkan kedisiplinan kita agar tidak terjerat dengan pasal dan HAM yang tentunya menjadi "Sebuah dilema "Bagi pejuang pendidikan di era abad 21 ini, dimana pada awal tahun pelajaran sekolah harus mensosialisasikan Program Sekolah, Peraturan Akademik, RKS dan RKJM . Namun kenyataanya walaupun hal tersebut sudah dilakukan oleh Kepala Sekolah, ditengah perjalanan berbagai persoalan menghadang, kadang menjadi sebuah petaka besar bagi dunia pendidikan. Jadi menurut hemat saya inti dari workshop tadi pagi adalah bagaimana Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab sekolah dapat memfasilitasi sekolah menjadi sekolah ramah anak yang aman dan menyenangkan? Dan menurut saya adalah menjadikan Budaya Sekolah Sebagai bagian dari pembentukan Karakter. Budaya merupakan suatu hasil budi, cipta, karya, karsa, pikiran dan adat istiadat manusia yang secara sadar maupun tidak dapat diterima sebagai suatu perilaku yang beradap. Budaya ini dipengaruhi oleh pandangan hidup masing-masing masyarakat maupun bangsa. Budaya bangsa Indonesia yang tak lapuk karena hujan dan tak lekang karena panas adalah Pancasila jika bangsa Indonesia meninggalkan budaya asli leluhurnya maka itulah awal petaka runtuhnya moral bangsa kita. Intisari dari pengamalan Pancasila sebagai suatu budaya bangsa yang tidak boleh kita tinggalkan didalam memfasilitasi sekolah ramah anak adalah: 1. Menjalin hubungan yang harmonis dengan orang tua dan masyarakat 2.Mengembangkan suasana ramah, humoris, dan saling peduli, menjadikan sekolah sebagi rumah kedua dari setiap guru dan personilnya 3.Menjadikan sekolah sebagai tempat pembentukan manusia yang jujur dan cerdas 4.Mengembangkan iklim kesejawatan yang saling menghormati dan menghargai antar sesama profesi pendidik 5.Mengembangkan budaya saling berbagi dan tumbuh bersama untuk mencapai prestasi. Sharing & Ghrowing Together 6.Kepala Sekolah memberikan kepercayaan dan keyakinan yang kuat kepada guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan 7. Mengembangkan budaya saling Memberikan apresiasi dan penghargaan atas pencapaian suatu prestasi 8. Belajar Mendengar bukan belajar bicara. Mudah mudahan hal ini dapat menjadikan kunci bagi pembuka pintu Sekolah Ramah Anak di Sekolah kita masing masing. TABIK

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post