Suprapti Prapti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
SUNGAI MAWAR TEMPAT MANDI PARA DEWA

SUNGAI MAWAR TEMPAT MANDI PARA DEWA

# TANTANGAN GURUSIANA

HARI KE 6

SUNGAI MAWAR TEMPAT MANDI PARA DEWA

OLEH: SUPRAPTI

Semburat butiran kristal bening air sungai memercik tubuh kami hingga basah kuyup, teriakan teriakan kami membuat satwa alam tertegun mendengarkan tiap jeritan dari mulut-mulut kecil kami penghuni sungai mawar. Sungai mawar adalah salah satu sungai yang melintas didalam kampung halaman kami, airnya bening yang berhulu dari sumber mata air umbul tetangga desa kami. Sungai mawar merupakan pilihan teman teman sekampung untuk bermain air, waktu itu kami tidak mengenal kolam renang, juga tidak ada guru les renang seperti sekarang, sungai mawar mempunyai keunikan sendiri dikarenakan sungainya tenang dan agak dalam maka sungai tersebut dapat digunakan untuk berenang, walaupun yang aku bisa lakukan hanyalah gaya botol, namun berenang dengan gaya botol merupakan kebanggaanku karena tubuhku bisa mengambang di atas air dengan tenang, Aku bahagia ketika dapat melakukan hal itu, kami biasanya berlomba untuk dapat melakukanya. Hal menarik lagi yang kami lakukan di Sungai Mawar adalah berebut uang logam didalam sungai,dikarenakan sungainya jernih maka uang logam itu sangat terlihat jelas, seperti konsep belajar IPA tentang pembiasan. Kami senang melakukanya biasanya uang logam kami dikumpulkan kemudian uang tersebut di lemparkan kedalam sungai terus kami berusaha menyelam untuk mendapatkan uang kami kembali, kami akan berteriak kegirangan ketika dapat menemukan uang logam tersebut. Dengan satu kesepakatan siapa yang dapat menemukan uang tersebut maka maka akan di gendong berkeliling kampung. Itulah kekompakan dalam berteman masa kecil kami, ada keihlasan menerima kemenangan orang lain. Ada komitmen dalam sebuah permainan, ada kejujuran dalam melakukan permainan dan ada kebersamaan yang kami rasakan di dalam melakukan permainan, biasanya berenang di Sungai Mawar kami lakukan sekitar pukul 14.00 WIB, disaat matahari terik kami akan datang ke Sungai Mawar untuk mandi dan bermain cebur-ceburan, aku ingat hanya memakai celana dalam saja ketika kami dan teman-teman sekampung bermain cebur ceburan dalam beningnya sungai mawar. Tidak terlintas sedikitpun ada pikiran porno dalam otak kecil kami walaupun hal itu kami lakukan bersama teman lain jenis. Dan permainan main air di sungai bening tempat mandi para Dewa kami akhiri pukul 16.00 WIB karena biasanya akan bergantian dengan orang-orang dewasa yang akan mandi disitu.

Bermain air di Sungai Mawar menjadi kenangan tersendiri yang tak akan terlupakan hal ini dikarenakan di dalam Sungai Mawar banyak kenangan manis yang mewarnai masa kecil kami, betapa bahagianya kami ketika kami dapat menemukan baju kami yang disembunyikan teman, seperti cerita Joko Tarub, dan kami akan mengejar si pelaku dengan membawa ranting kecil untuk memukuli pelakunya, ahaa,,, betapa indahnya saat-saat itu.

Dengan menyusuri Sungai Mawar di tepian sungai , kami akan menemukan banyak pohon kaliandra, tanaman kaliandra ini mempunyai bunga unik, yang mirip boneka, dan biasanya kami akan mengambil sebanyak banyaknya bunga tersebut, untuk kami jadikan boneka, dalam sebuah tokoh cerita kehidupan rumah tangga sesuai dengan imajinasi kecil kami. Sejujurnya di dalam masa kecil kita sudah pandai menjadi sutradara dalam memainkan drama pendek didalam permainan rumah-rumahan kami dengan tokoh utama boneka dari bunga kaliandra di tepian Sungai Mawar.

Ditepian Sungai mawar juga terbentang persawahan penduduk yang ditanami padi menghijau luas, didalam persawahan itu biasanya kami menemukan berbagai capung dan kupu-kupu cantic kami juga menemukan “sruntul-sruntulan” semacam tanaman air yang mirip agar-agar berwarna hijau, biasanya berada diair didalam persawahan tersebut. Dan kami biasanya mengambil sruntul-sruntulan tersebut untuk kami gunakan dalam bagian permainan “ Rumah-rumahan” kami. Begitu juga capung dan kupu kupu yang kami kumpulkan biasanya akan kami masukkan di dalam buku, kami lipat supaya i kupu dan capung yang sudah mati, akan dapat kami koleksi. Cerdas juga…., namun kemana kupu-kupu dan capung kami itu sekarang ? sekarang tidak ada lagi persawahan yang membentang hijau semuanya sudah berubah menjadi hotel berbintang, Sungai Mawar tempat mandi para Dewa juga sudah ditutup menjadi bagian Hotel atau di kuasai oleh hotel, dan tidak lagi dinikmati oleh anak anak di kampung kami, Sungai Mawar hanya tinggal nama dan kenangan yang melegenda, dan aku bersyukur pernah ada bersamanya

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

hehehehe sekarang sungai mawar sudah berubah menjadi milik hotel Bu.....

22 Jan
Balas

Seperti ketika aku masih kecil, juga senang bermain di sungai

21 Jan
Balas

Kapankapan saya diajak ya bu..ke Sungai Mawar..pingin juga lihatnpara dewanya bu.

22 Jan
Balas



search

New Post