Sri Adhani

Seorang pendidik Bidang Studi Bahasa Inggris. Memiliki lima orang anak. Ingin berbagi Bahagia dengan menulis....

Selengkapnya
Navigasi Web

I Hate Monday

Dulu, ketika pertama kali mendengar istilah I Hate Monday aku langsung saja setuju. Memang hari senin selalu terasa berat untuk dimulai. Namun, belakangan aku tidak lagi sejalan dengan istilah itu kecuali bila harus kerja ekstra seperti hari ini.

Hari minggu gak sempat ke pasar, sesekali hari senin bolehlah. Bedanya para langganan hampir gak kelihatan di sini. Sebenarnya lumayan capek bin rempong juga kalau harus belanja sepulang mengajar. Akibatnya sinyal ingatanpun jadi hilang-hilang timbul.

Pada Si Penjual ayam kubilang untuk belanja dulu, nanti aja ayamnya diambil. Lalu dua kantong belanjaanpun terkumpul setelah cukup pusing berkeliling. Aku mengingat-ingat untuk mengambil ayam yang sudah dipesan supaya tidak ketinggalan. Alhamdulillah, aku masih ingat.

Aku membayar ayam yang sudah dibungkus dan buru-buru berlalu mengejar jadwal memasak. Ketika sedang memilih jeruk aku berpikir kok kantong lauknya terasa ringan saja padahal ayamnya sudah dibayar. Kuperiksa kantong itu dan betul ayamnya tidak disitu. Kubayar jeruk dengan tergesa dan kutitip belanjaan di sana untuk menjemput ayam. Si Penjal hanya tersenyum simpul melihat aku datang.

Jujur, inilah salah satu alasanku suka berlangganan. Setiap hari minggu Si Penjual ayam langgananku selalu menyapa ramah. "Uni, kok sendirian, Abang mana?" itu pertanyaan pertamanya bila suami gak ikut masuk ke pasar atau lagi dinas. Aku dan suami merasa nyaman belanja di sana. Meski aku juga tahu harga ayam sama saja di pasar ini. Harga keramahannya yang membuatku selalu datang ke sana. Bila aku lupa dengan sigap dia akan berkata, "ayamnya untuk saya lagi ya Uni...?

Aku dan suami selalu punya langganan di pasar. Penjual yang ramah tentunya. Bagi kami hal ini sangat penting dibanding harga. Begitu juga jika belanja barang-barang lain kami akan memilih Si Penjual ramah meski tahu persis mereka menjual lebih mahal. Kami membayar untuk keramahan mereka dan kepuadan kami. Deal, kata itu saja yang kami cari.

Untuk para penjual, perlu mengetahui seni menjual. Karena ada banyak pembeli yang seperti kami. Tak perlu gusar bila ada yang menawar sebab sudah lumrah dalam jual beli.

#TantanganGurusiana

Tantangan hari ke - 11

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap...lanjut

27 Jan
Balas

Lanjut ni....

28 Jan
Balas



search

New Post