«Kami Cinta Batik” demikian tema yang diainformasikan humas espero bp. Tonang Yuniarta, M. Or dihari batik nasional. Hari batik nasional di Kabupaten Klaten diwarnai dengan nuansa baru diseluruh jajaran pendidikan bukan hanya pendidik yang berpakaian batik, akan tetapi peserta didikpun juga mengenakan pakain batik yang terbaik yang mereka miliki sehingga semua siswa tampil beda dari hari biasa. Hm....serasa mengajar di kampus sapa saya kepada para siswa yang disambut dengan sorakan huuuu....yeeee.... namun juga ada beberapa siswa yang bengong dengan sapaan mahasiswa. Indah nian pemandangan hari ini mereka terlihat lebih dewasa dari usia namun unik, polos dan menarik. Batik-batiik..... gumamku dalam hati begitu adi luhungnya nilaimu yang merubah perilaku dan aura berbeda dari biasa yang jelas mereka nampak Jawa Tengahnya. Jika Pekalongan punya batik khas, maka Soloraya juga punya batik khas. Klaten sendiri terkenal dengan gerabah dan luriknya, bahkan Klaten punya tari LUYUNG yang merupakan akronim dari Lurik dan Payung. Perpaduan tradisi ekonomi kerakyatan, ekonomi kreatif yang melahirkan karya tari kreasi baru tari LUYUNG dalam tanda petik pernah menjuarai dalam kancah gelar tari kreasi baru ditingkat karesidenan Surakarta. Berbicara tentang batik dalam pengelompokan pembelajaran terdapat pembejaran membatik pada mata pelajaran Seni Budaya, dari salah satu Kompetensi Dasar dalam hal ini peseta didik mendapat pelajaran bagaimana proses membatik. Mulai dari mengenal bahan dasar kain yang dipakai untuk membatik, malam, sogan sebagai pewarna, canting alat untuk mbatik, bahkan ada juga hasil batikan peserta didik yang menggunakan kanvas untuk melukis.

Inilah penampilan peserta didik dihari batik Nasional di wilayah Kabupaten Klaten espero punya, betapa bahagianya mereka mengenakan hasil karya anak bangsa sendiri. Sebagai bentuk rasa cinta tanah air dengan menggunakan produksi dalam negeri, andai ini semua membahana diseluruh negeri pasti akan lahir enterpreneur- enterpreneur muda dan berbakat yang siap menyongsong kehidupan di revolusi 4’0.

Dengan tangan mereka sendiri menghidupi diri sendiri dengan membangun ekonomi kerakyatan dalam dunia usaha batik, mereka yaitu peserta didik khususnya di SMP Negeri sudah menghasil sebuah taplak dengan olesan kanvas dari berbagai warna, secara berkelompok mereka bahu membahu mencurahkan bakat masing-masing untuk menghasilkan ramuan warna yang demikian ciamik dinikmati mata awam yang bisanya melihat sesuatu yang indah menurut kaca mata mereka sendiri. Hm...sebuah karaktek yang mulia hasil karya mereka berkelompok di inventariskan di sekolah sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan pada almamater tercinta. Yang kelak akan dinikmati dan selalu dipandang oleh para pendidik yang mereke cintai. Batik merupakan budaya seni adi luhung yang diminati dan digandrungiai semua kalangan, mulai dari ekonomi menengah kebawah pun juga ekonimi kalangan atas yang dikenal dengan kaum borju.

Dan yang lebih unik mereka yang mengenakan pakaian batik terlihat lebih keren, bahasa jawanya ngengreng. Lebih dewasa dari usia namun cantik dan ganteng seperti terlihat dalam gambar. Selamat hari batik nasional semoga seluruh bangsa indonesia berjaya. Dan generasi emas dapat menangkap pesan tema hari batik nasional tahun ini.