Sri dewi Angkat

Lahir tahun 1962 bulan Juni 12 di Sidikalang Pendidikan, SD, MTs, PGAN, di Sidikalang Sarmud Administrasi Pendidikan di Arraniri Banda Aceh Sarja...

Selengkapnya
Navigasi Web

Tagursiana hari ke 10

RAHASIA ISTRIKU

Bag.3

#cerpen

seperti pagi yang telah berlalu, pagi ini pukul 04.00 istriku sudah bangun. Mempersiapkan kebutuhanku kemudian senam di teras rumah sambil menunggu aku berangkat ke Masjid. Sama seperti pagi kemarin hari ini juga begitu. Istriku langsung menutup pagar dan langsung masuk ke dalam rumah. Aku tak langsung menuju masjid melainkan bersembunyi dibalik pohon di kelokan simpang menuju masjid. Kuamati apa yang dilakukan istriku saat aku pergi. Aku ingin tahu apakah iakeluar rumah atau menununggu seseorang untuk datang. Lebih sepuluh menit aku berdiri mengamati ke arah rumah namun tidak ada kejadian apa pun. Pintu rumahku tertutup rapat bahkan kulihat lampu ruang depan dipadamkan. Aku segera bwrgegas ketika kulihat ada bapak yang biasanya temanku shalat jamaah.

Hari ini udara terasa sejuk. Kuperhatikan istriku sedang mempersiapkan diri untuk ke kantor. Kotak tempat bekal makan siangnya sudah diletakkan di atas meja. Sambil olah raga kuperhatilan istriku mengenaka jilbabnya tanpa bercermin. Kemudian memoleskan lipstik ke bibirnya yang bentuknya biasa saja, meratakan lipstik dengan merapatkan bibir atas ke bawah,kemudian ia memperhatikan penampilannya melalui cermin. Sambil mengayunkan langkah di tempat kuamati tubuh istriku, jujur kuakui ternyata raga istriku sangat indah. Lekuknya sangat menawan karena ia masih mengenakan kaus dalam yang pas ke badan dan belum memgenakan kemeja putih untuk seragam hari rabu. Alat olah raga yang ada dekat pintu kamarnya kukayuh dengan cepat untuk mengalahkan rasa gelisahku. Empat bulan yang lalu istriku memindahkan pakaiannya ke kamar yang terletak di ruangan tengah ini. "Supaya tak sempit d kamar tidur utama" kata isyriku ketika ia mengusulkan untuk pindah kamar saja semua pakaiannya sedangkan tidur tetap di kamar utama. Aku sangat setuju karena kamar yang tidak terlalu luas itu memang terasa sempit karena berisi dua lemari pakaian.

Pukul 07.00 istriku pamit untuk berangkat ke kantor. Aku menghentikan aktifitasku. Karena aku juga akan mempersiapkan apa yang akan kukerjakan hari ini. Setelah mesin kenderaan istriku hilang dari pendengaranku aku segera mewujudkan rencana yang telah kususun tadi malam. Pertama yang kulakukan memeriksa kamar istriku. Kuamati isi kanar itu untuk mencari hal yang mencurigakan. Kuperhatikan isi kamar yang tidak rapi mungkin karena istriku terburu-buru. Kubiarkan saja seperti itu agar ia tak tahu jika aku sudah memeriksa kamarnya. Karena aku tak menemukan hal yang mencurigakan, aku segera mempersiapkan diri untuk melanjutkan rencana kedua.

Tanpa sarapan, aku langsung keluar rumah. Kuamati tempat kerja istriku yang selalu kulalui menuju kantorku. Kulihat kenderaan istriku masih terparkir di depan kantornya, berarti istriku masih berada di dalam kantor. Aku menghentikan kenderaanku di samping mobil putih yang terparkir di seberang kantor istriku. Daerah ini adalah lokasi perkantoran. Karena banyak pegawai yang memiliki mobil akhirnya jalan yang tidak lebar ini menjadi sempit karena di sisi kanan dan kiri badan jalan banyak terparkir mobil. Pernah kuusulkan kepada istriku agar naik mobil saja, selain untuk gaya hidup juga untuk memudahkan transportasi ke lokasi kerjanya karena istriku adalah petugas lapangan yang sering berada di luar kantor. Tapi istriku menolak dengan alasan tak ada tempat parkir dan tak bisa bergerak cepat jika naik mobil.

Aku segeta berlindung ketika kulihat istriku keluar dari dalam kantor dan langsung menuju tempat kenderaannya. Berarti ia ke lapangan hari ini. Kulihat ia merapikan helm dan jacket hitam yang dikenakannya. Kuhidupkan mesin kenderaanku. Istriku keluar dari lingkungan kantor setelah berbicara dengan seorang laki-laki yang berdiri di teras kantor yang juga mengenakan seragam yang sama.

Setelah istriku menjalankan kenderaannya dan belok kanan ke arah kota dengan kecepatan sedang aku segera memacu kenderaanku. Kubiat jarak agak jauh agar istriku tak tahu jika sedang kuikuti. Tepat di simpang empat lampu merah menyala dan aku melambatkan laju kenderaanku, sementara kenderaan istriku tak daat kulihat karena dihalangi beberapa kenderaan yang berhenti. Kupusatkan pandanganku ke arah depan agar pergerakan istriku tak luput dari pandanganku. Sekitar sepuluh menit kemudia lampu hijau menyala. Aku membunyikan klakson karena kenderaan yangdi depanku belum bergerak sementara istriku sudah melaju berbelok ke arah kanan. Aku berusaha menyusul tapi kalah cepat karena saat kenderaanku kubelokkan ke arah kanan, kenderaan istriku tak lagi terlihat. Untuk menelusuri aku tak berniat karena ada beberapa persimpangan yang akan kupilih sementara kutahu jika membawa kenderaan istriku sangat lihai dan sangat kencang.

Sdk, 22 Agustus 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post