Sri dewi Angkat

Lahir tahun 1962 bulan Juni 12 di Sidikalang Pendidikan, SD, MTs, PGAN, di Sidikalang Sarmud Administrasi Pendidikan di Arraniri Banda Aceh Sarja...

Selengkapnya
Navigasi Web

Tagursiana hari ke 13

RAHASIA ISTRIKU

Bag. 6

Pagi ini istriku sangat cepat bersiap untuk pergi ke kantor. Sejak tadi malam dia telah meletakkan tas kerjanya di meja tamu. Ada pula satu tas plastik yang berisi sepertinya kain. Aku tidak memeriksanya entah kain apa yang ia bawa. Jika sudah begini persiapannya, berarti ia akan pergi ke tempat yang agak jauh. Kemarin istriku telponan dengan seseorang bahwa besok mereka pergi bersama ke lapangan yang ada di desa. Aku tak tahu apakah temannya telponan laki-laki atau perempuan. yang kudengar, saat mengakhiri telponannya istriku berkata, "jangan telat, ya?" Tidak ada kata Pak atau Bu.

Dalam kehidupan sehari-hari, aku dan istriku memang agak unik, apalagi sejak anak-anak telah merantau. Kami jarang dialog. Kami hanya membicarakan yang penting saja dan istriku tidak banyak menuntut. Apa yang kuusulkan tak pernah dibantah atau dikritiknya, selalu dia terima dengan berkata,

"Apa yang abang putuskan insya Allah cocok untukku dan yang kuputuskan kemungkinan tidak cocok untuk Abang. Saya setuju usul Abang" demikian selalu ucapan istriku sambil tersenyum dan terkadang sambil memijit-mijit kakiku bergantian kiri dan kanan. Dan biasanya aku akan tertidur dwngan rasa puas.

Sebelum pergi istriku memeriksa meja makan apakah sudah lengkapi. Kemudian beranjak ke depan dan aku mengikuti langkahnya karena biasanya dia akan salim barulah berangkat. Sambil memegang helm disalimnya tanganku dan menciumnya kemudian memakai masker dan mengenakan helm, memasang kancingnya, merapikan jaket lalu memutar kunci kontak. Aku memperhatikan semua aktifitas istriku sebelum berangkat. Setelah komat kamit, ia pun berangkat sambil memberi salam.

Dengan aegera aku masuk ke dalam rumah, langsung mengenakan jacket, mengunci pintu dan memakai masker dan helm. Setelah kurasakan semua aman aku segera melaju dengan rida duaku. Sebenarnya ada mobil tapi aku merasa lebih cepat jika naik roda dua. Serupa dengan pendapat istriku.

Di dekat persimpangan jalan arah kantor istriku, aku bersembunyi di belakang mobil sambil menatap ke arah gerbang. Kumatikan mesin. Pandanganku lurus ke arah gerbang. aku khawatir jika menoleh sejenak aku akan kehilangan sasaran. Tak lama kemudian kulihat istriku menaiki kenderaannya dan keluar dari gerbang yang diikuti dua kenderaan roda dua yang dinaiki masing-masing lelaki. Tak ada yang boncengan. Istriku sudah agak jauh dari pandanganku. Begitu kedua kendetaan keluar dari gerbang dan menyusul istriku aku segera mengikuti mereka. Kubuat jarak agak jauh agar tidak dapat dilihat oleh istriku dari kaca spionnya. Tetiba kulihat istriku memasang lambu send kiri dan berhenti di depan satu kios. Aku mengrem mendadak sehingga dimaki orang yang ada di belakangku. Tak lama kulihat istriku kembali menaiki kenderaannya menyusul kedua temannya yang belum jauh. Kecepatan istriku mulai meningkat. Aku mengikuti dengan membuat jarak agak jauh. Ada satu keuntunganku punya istri yang pelupa. Istriku tidak hapal dengan nomor plat kenderaanku. Pernah suatu hari ia memakai kenderaan roda duaku ke bank, saat pulang ia menelponku katanya ada dua kenderaan yang sama jenisnya. Ia bertanya nomor plat keretaku. Saat tiba di rumah aku marah sambil memakinya dengan kata goblok. Istriku tak bereaksi saat itu. Mungkin ia menyadari kelalaiannya.

Aku menambah kecepatanku ketika jarak semakin jauh. Aku hampir tak melihat mereka. Tiba pada simpang tiga istriku berbelok ke kanan diikuti kedua temannya dan tidak kauh dari simpang satu kenderaan berhenti dan kulihat seorang perempuan mengenakan celana panjang dan tidak berjilbab naik ke boncengan kemudian melanjutkan perjalanan, aku mengikuti. Ada sedikit perasaan tenang ketika perempuan itu naik tapi mendadak hatiku gelisah. Bukankah sekarang mereka sudah dua paaang? walau kenderaan berbeda?. Aku mengepalkan tanganku dan memukulkan ke stang kendetaanku.

Perjalanan semakin jauh. Daerah yang dituju kutahu adalah daerah pariwisata, yang danaunya sanagt terkenal. Kalau memang ke danau berarti perjalanan memakan waktu dua jam. Jalan memang bagus tapi kelokannya banyak dan menurun saat pergi dan menanjak saat pulang. Aku jadi ragu untuk mengikuti namun aku sangat penasaran. Kali ini aku ingin membuktikan kecurigaanku tentang perubahan sikap istriku.

Sidikalang, 25 Agustus 2021.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ceritanya semakin buat penasaran. Ditunggu lanjutannya Bunda.

25 Aug
Balas



search

New Post