Sri Dewi Rokhimah

Bertugas di SMP N 1 Kuta Selatan. Badung. Bali Belajar, belajar dan terus belajar membaca, membaca dan terus membaca lalu tuangkan dalam karya tulis maka men...

Selengkapnya
Navigasi Web

MENGHADAPI GENERASI Z DAN ALPHA, SESUAI PEDAGOGIK GURU

MENGHADAPI GENERASI Z DAN ALPHA, SESUAI PEDAGOGIK GURU

Oleh: Dewiro

Kata "pedagogi" berasal dari Bahasa Yunani kuno (paidagōgeō) país:anak dan ági: membimbing; secara literal berarti "membimbing anak”). Ilmu pedagogi membahas masalah atau persoalan-persoalan dalam pendidikan dan kegiatan-kegiatan mendidik, antara lain tujuan, alat dan cara melaksanakan Pendidikan. Pedagogi secara literal adalah cara atau kiat yang merupakan seni dan ilmu pengetahuan tentang mendidik dengan kata lain pengajaran.

Guru sebagai aktor utama proses pedagogik senantiasa perlu meningkatkan kompetensinya guna melaksanakan proses pembelajaran yang menarik yang dapat melibatkan siswa aktif selama proses pembelajaran. Terlebih lagi dalam era revolusi 4.0 saat ini, guru harus selalu update terhadap informasi yang demikian cepat terbagi melalui media online. Guru harus mampu memahami kebutuhan belajar siswa dan memanfaatkan alat dan sumber belajar yang tepat sehingga bisa menarik minat belajar siswa.

Secara fitrah, manusia belajar dengan cara dan gaya yang bervariasi. Diantara gaya belajar yang sudah populer dikenal dalam dunia pendidikan meliputi: (1) visual, (2) auditory, dan (3) kinestetik. Dalam pelaksanaan tugas-tugasnya, guru perlu memahami kondisi perkembangan anak didik. Peserta didik yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan sosial dan ekonomi yang berbeda cenderung memiliki cara dan gaya belajar yang bervariasi. Adanya gaya belajar yang berbeda-beda ini juga menyebabkan sikap siswa terhadap pembelajaran cukup bervariasi. Lebih lanjut, kasus-kasus atau permasalahan pembelajaran di kelas mengalami perkembangan yang semakin kompleks.

Oleh karena itu, guru harus meningkatkan kompetensi pedagogik agar dapat membantu siswa belajar dalam suasana nyaman dan tertib, menciptakan ruang kelas yang kondusif, serta menerapkan teknik/metode pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal.

Selain itu pendidik atau guru adalah poros utama pendidikan. Ia menjadi penentu kemajuan suatu negara di masa depan. Tugas guru secara umum adalah mengajar siswa agar memiliki ketrampilan dan pengetahuan. Guru juga mempunyai tanggung jawab dalam mendidik siswa agar mempunyai sikap dan tingkah laku baik, yang berada di lingkungan sekolah ataupun masyarakat.

Perkembangan informasi dan tehnologi dalam era revolusi industri 4.0 kian pesat, tak dapat di hindari dan menjadi bagian yang sangat penting dari Pendidikan dan pembelajaran. Guru sebagai garda terdepan dunia Pendidikan, jangan gaptek (gagap tehnologi), tapi harus melek tehnologi, karena ini merupakan sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari, bahwa penggunaan tehnologi merupakan sebuah kebutuhan mutlak. Pembelajaran di era ini, sudah tidak dibatas oleh ruang dan waktu, di mana pun, kapan pun, dengan siapa pun, baik indoor atau outdoor, dan pembelajaran menjadi fun end easy

Namun demikian, secanggih apapun tehnologi, itu hanya sarana penunjang bagi keberhasilan sebuah Pendidikan. Unsur mutlak yang harus, ada dalam diri seorang pendidik atau seorang guru, sudah baku di dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No 14 tahun 2005, yang tentunya bukan hal baru bagi seorang pendidik.

Empat Kompetensi Guru :

1. Kompetensi Pedagogik,

2. Kompetensi Kepribadian,

3. Kompetensi Sosial,

4. Kompetensi Profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”

Artinya dari ke empat Kompetensi Guru dalam pembelajaran saat ini, adalah guru harus mampu membimbing dengan hati yang dibutuhkan oleh anak-anak generasi Z dan Alpha, di era Revolusi Industri 4.0. Untuk mewujudkan siswa yang berkarakter di zaman millennial ini.

Belajar dari presenter hebat, Bapak Fidelis E. Waruwu, M.Sc.Ed (Education Training & Consulting), dalam sebuah seminar online.

Bahwa, Guru harus mampu membuat peserta didik tertarik pada proses pembelajaran, karena setiap peserta didik merasakan keberhasilan, dengan keunikan dan karakternya masing-masing.

Dalam sebuah pembelajaran, untuk menuju keberhasilan tentunya perlu suatu proses, mencari pola pembelajaran yang tepat dalam menghadapi generasi saat ini. Hal-hal yang tidak sesuai pola pembelajaran pada zaman milenial, untuk generasi Z dan generasi Alpha, di era Revolusi Industri 4.0, antara lain:

1. Perlakuan dengan menghukum.

Seperti Guru: Dengan marah-marah menghardik, menunjuk-nunjuk, menyakiti, menyindir, sampai dengan kekerasan fisik maupun psikologis.

Dampak yang akan ditimbulkan pada siswa: Mereka akan mengulangi kesalahan, membentuk karakter: pemberontak dan pembohong.

2. Sistem mengajar dengan pola sering menyalahkan siswa.

Maka hasilnya, siswa akan menyembunyikan, menyangkal dan sering berbohong

Dampak yang ditimbulkan pada siswa: Merasa rendah diri, terkadang lebih berbahaya daripada menghukum.

3. Merayu sebagai teman

Cara ini, menghasilkan siswa yang ketergantungan

Dampak pada siswa: Lemah, tidak mandiri, menjadi pribadi yang bergantung (melakukan yang baik kalau dipuji, mental farisi-isme).

4. Sebagai Teman

Hasilnya: siswa menyesuaikan diri, hanya kalau diperhatikan atau diawasi

Dampak yang terjadi pada siswa: Menitikberatkan pada apa akibat atau hadiah untuk dirinya. Terbentuk mentalitas “taat ketika diawasi”

Pendidikan atau pola mendidik, seperti apa yang harus diterapkan, yang sesuai dengan mental anak-anak generasi Z dan Alpha ini, yaitu antara lain:

Guru: Mengajak anak dialog, mencari akar masalahnya

Hasilnya: siswa belajar memahami masalah, menemukan solusi atas masalahnya. Siswa berpikir: “Bagaimana caranya saya bisa memperbaiki keadaan...”

Dampak pada siswa tentunya sangat positif yaitu, bertanggungjawab dan latihan untuk menjadi lebih dewasa (berkembang).

Bagaimana cara mendidik bila anak melakukan kesalahan, yaitu:

1. Tegas dan mengajak anak sadar apa yang seharusnya dilakukan.

2. Konsisten mengajarkan anak bagaimana cara melakukannya.

3. Mengapresiasi anak ketika telah melakukannya.

Jadi seorang Pendidik yang mempunyai hati selalu mampu melihat “potensi” yang pantas diapresiasi dalam diri setiap peserta didiknya. Untuk memahami itu semua, guru harus terus mengasah dan melatih kemampuan pedagoginya, di samping ke tiga unsur pokok yang harus di kuasanya.

Apapun itu, guru memegang peranan strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa dan karakter bangsa melalui pengembangan kepribadian, dan nilai-nilai yang diinginkan, sesuai perkembangan zaman.

Dari dimensi tersebut peranan guru sulit digantikan oleh yang lain, peranan guru di dalam masyarakat tetap dominan, sekalipun teknologi berkembang sangat cepat, apalagi saat ini pendidikan menuju transformasi di era industri 4.0.

Hal ini disebabkan karena ada dimensi-dimensi proses Pendidikan, atau lebih khusus proses pembelajaran yang diperankan oleh guru, dan tidak dapat digantikan oleh teknologi, khususnya dalam pembentukan karakter bangsa.

Peranan guru pada zaman dahulu dan zaman sekarang tentunya sudah sangat berbeda karena terjadinya transformasi fungsi, peranan dan juga kebutuhan.

Salam Literasi

Tagur ke-29-254

Baliku, 25 September 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Paparan yg bermanfaat. Terima kasih Bun

26 Sep
Balas

Makasih mudah-mudahan bermanfaat

28 Sep

Mantap pembahasannya... Terima kasih sudah berbagi, tetap semangat, sehat selalu. Barokallah

26 Sep
Balas

Semangat Bapak mudah-mudahan bermanfaat

28 Sep

Keren banget pemaparannya Bunda cantik. Tenaga didik memang harus lebih sigap menghadapi berbagai kemungkinan. Semoga pedagogik tenaga didik makin luar biasa dalam menghadapi generasi z. Salam semangat.

25 Sep
Balas

Semoga kita bisa menghadapi segala generasi dengan hati

28 Sep

Ya Allaah...lengkap sekali bude. Terimakasih banyak ilmunya. Semoga sehat selalu bude

25 Sep
Balas

Amin Barokallah mudah-mudahan bermanfaat

28 Sep

keren ceritanya buk Sri dewi

26 Sep
Balas

Makasih Bapak adfar atas hadirnya mudah-mudahan bermanfaat

28 Sep

ttp smgt dan sukses sll ya buk

26 Sep
Balas

Mama juga untuk bapak terima kasih atas hadirnya

28 Sep

sangat bermanfaat dan menginspirasi.... sukses dan salam literasi

25 Sep
Balas

Salam literasi dan sukses kembali Bunda semoga bermanfaat

28 Sep

Guru hebat mampu melahirkan siswa hebat, kuncinya paham ilmu mendidik.salam ibu cantik

25 Sep
Balas

Dalam Bunda mari bersama-sama kita belajar untuk memahami peserta didik dengan hati

28 Sep

Menjadi guru memang selalu harus dinamis. Mengikuti dinamika kehidupan

28 Sep
Balas

Mantul paparannya... Moga paedagogik para guru makin mantap pula di era millennial yang dihempas pandemi ini..... Sukses selalu Bun.... Salam literasi....

25 Sep
Balas

Dalam literasi dan sukses juga untuk bunda mudah-mudahan bermanfaat

28 Sep



search

New Post