Sri Dewi Rokhimah

Bertugas di SMP N 1 Kuta Selatan. Badung. Bali Belajar, belajar dan terus belajar membaca, membaca dan terus membaca lalu tuangkan dalam karya tulis maka men...

Selengkapnya
Navigasi Web
WALI PITU DI BALI  Tantangan Menulis hari ke 29  #TantanganGurusiana
Gambar Wali Pitu, Makam, buku dan pengunjung

WALI PITU DI BALI Tantangan Menulis hari ke 29 #TantanganGurusiana

WALI PITU DI BALI

Tantangan Menulis hari ke 29

#TantanganGurusiana

Setelah kemarin kita simak, perjalanan spiritual atau religi ke tempat-tempat seperti Pura dan ke tempat yang sangat unik, yaitu Puja Mandala, tempat ibadah dari lima agama yang ada di Indonesia dalam satu area/tempat. Saat ini kita akan coba menyusuri wisata religi, yaitu ziarah ke Wali Pitu yang ada di Bali.

Sebelum menyusuri makam-makam para Wali Pitu kita lihat, bagaimana sejarah penemuan makam para wali ini.

Di awali dengan petunjuk-petunjuk yang dialami oleh Bapak Toyib Zaen Arifin, pengasuh Pondok Pesantren Jami’ah Manaqib Aljamali (Jawa-Madura-Bali), tepatnya bulan Muharom tahun 1442Hijriah/1994 Masehi.

Dari peristiwa itulah, dimulai pencarian situs-situs tentang jejak peninggalan para waliyollah tersebut.

Dan akhirnya di buat sebuah buku (Sejarah Wujudnya Makam Sab’atul Auliya), dengan judul WALI PITU DI BALI . Sejarah Penelitian Perkembangan dan Pengembangan), 0leh Toyib Zaen Arifin, penerima petunjuk dan pengarang buku tersebut.

Buku ini, mengupas tentang sejarah, perkembangan dan pengembangan tentang situs jejak para waliyullah, dan tentunya kondisi saat ini, sudah mengalami renovasi berkali-kali, sebagai penghormatan umat muslim khususnya dan umumnya untuk penduduk Bali yang menjunjung tinggi toleransi.

Ziarah ke makam Wali Pitu memang menjadi tujuan wisatawan dari Umat Muslim yang sedang liburan di pulau Dewata Bali.

Tapi, bagi umat muslim tentunya bukan semata-mata, hanya untuk berwisata, tetapi sebagai manifestasinya sebagai umat, dan sarana iktibar(belajar) dari akhlak para wali, bukan untuk minta doa kepada hamba yang sudah meninggal.

Tetapi mendoakan para wali, berharap mendapat safaat dari para waliyullah, yang tentunya mempunyai kelebihan dibandingkan manusia biasa.

Memang menikmati indahnya pulau Dewata Bali sambil mengikuti perjalanan rohani tentu akan menjadi pengalaman wisata rohani atau religi yang cukup menyenangkan.

Bali tidak hanya menawarkan keindahan alamnya saja, tetapi sejumlah tempat ibadah ataupun tempat ziarah menjadi menjadi tujuan wisatawan domestik untuk datang ke Bali.

Termasuk juga umat Muslim yang menetap di Bali, sangat tertarik dan antusias untuk Ziarah. Hampir setiap tahun Majelis Taklim saya mengadakan Ziarah ke Wali Pitu, walaupun tidak bisa full kita mencapai seluruh makam, karena medan dan jarak.

Mengutip dari beberapa sumber, istilah Wali Songo atau Wali yang jumlahnya 9 mungkin sudah dikenal dengan sangat baik di Jawa, tetapi istilah Wali Pitu (tujuh wali) di Bali, mungkin masih jarang anda dengar, dan untuk itulah informasi tentang keberadaan Wali Pitu di Bali ini cukup penting untuk diketahui, walaupun pengetahuan saya, akan keberadaan wali tersebut sangat terbatas, dan informasinya dari beberapa sumber dan bertujuan untuk sekedar memberikan informasi tambahan bagi mereka yang tertarik untuk liburan dan mengatur wisata ziarah bagi wisatawan muslim yang sedang berada di Bali.

Keberadaan Wali Pitu Dan Tujuh Makam Keramat Di Bali

Kata wali sendiri adalah kependekan dari waliyulloh yang berarti orang sholeh yang menjadi kekasih Allah, memiliki hubungan bathin dan hubungan rohani yang dekat dengan sang Pencipta dan memiliki karomah tertentu.

Sehingga Wali Pitu tersebut berarti 7 (tujuh) orang sholeh memiliki kedekatan dan menjadi kekasih Allah, berjiwa, berlaku dan berbudi baik sesuai dengan ajaran agama Islam serta memiliki karomah sehingga selalu dihormati bahkan selalu dikenang walaupun pada saat wali tersebut sudah wafat.

Tapi jangan salah ya, kalau di Bali kadang kita menyebut istilah soleh mereka tertawa, karena istilah soleh di Bali artinya aneh/nyleneh, berbeda dengan yang lain, dengan konotasi sesuatu hal yang kurang baik.

Wali Pitu dan 7 (tujuh) makam keramat di Bali, ini berkaitan dengan penyebaran agama Islam di pulau tersebut, namun dengan petunjuk yang di peroleh Kyai Toyip Zaen Arifin, sejarahnya tentang situs para waliyullah semakin menemukan titik terang.

Bukti-bukti sejarah seperti makam keramat ditemukan di beberapa tempat dan terjaga dengan baik, bahkan dihormati juga oleh warga Hindu, ini menandakan toleransi dan kebersamaan di pulau Bali sangat terjaga dengan baik, mengusung ke Bhineka Tunggal Ika an.

Sebagai perwujudan toleransi antar umat, pada saat-saat acara tertentu seperti hajatan dan perayaan hari besar, sering juga melibatkan petugas adat seperti Pecalang untuk mengatur kelancaran saat melakukan kegiatan keagamaan.

Toleransi dan kebersamaan tersebut masih terjaga dengan baik sampai saat ini, komunitas minoritas muslim di Bali bisa hidup berdampingan dengan damai dengan mayoritas Hindu di Bali.

Sebetulnya perjalanan penulis walau sudah 2 kali ikut Ziarah, tapi tidak bisa 1 kali perjalana bisa mencapai seluruh makam yang ada, karena ada medan yang cukup sulit untuk di jangkau.

Sebagai referansi, di bawah ini adalah nama-nama para Wali Pitu yang ada di Bali.

Nama-Nama Wali Pitu Dan Tujuh Makam Keramat Di Bali

Wali Seseh Mengwi, beliau adalah Pangeran Mas Sepuh atau Raden Amangkurat dengan gelar Islam Syeikh Achmad Chamdiun Choirussaleh, yang merupakan putra dari Raja Mengwi ke V di Bali, serta ibunya dari keraton Blambangan di Jawa, besar dari asuhan ibunya serta dalam lingkungan Islam. Makamnya terletak di pantai Seseh, desa Munggu, Kec. Mengwi, Badung, tempat makam tersebut dikenal dengan Makam Keramat Seseh. Lokasinya berdekatan dan searah dengan objek wisata Tanah lot, yang sering menjadi tujuan wisata ziarah umat muslim. Wali Bukit Bedugul, beliau adalah Syeh Habib Umar Bin Maulana Yusuf Al-Maghribi, salah seorang sholeh dari Wali Pitu yang namanya tetap dikenang sepanjang masa. Pada saat gunung Agung meletus hebat di Bali pada tahun 1963 dan memporak-porandakan kawasan sekitarnya, namun anehnya makam kuno ini seolah tidak tersentuh oleh sebutir pasirpun dari letusan tersebut. Makam kuno sebagai bukti sejarahnya berada di atas bukit kawasan Bedugul, Kecamatan Baturiti Tabanan, Sehingga makamnya dikenal dengan Maka Keramat Bedugul, lokasinya searah dan berdekatan dengan objek wisata Bedugul. Jadi banyak para peziarah ke makam beliau, walau medan cukup sulit. Wali Negara, beliau adalah Habib Ali Bin Umar Bafaqih, seorang wali pitu, wafat di usia 107 tahun, semasa hidupnya sangat berjasa dalam menanamkan ajaran-ajaran Islam termasuk juga menyebarkan dan menyiarkan ajaran Islam di wilayah Negara, ketinggian ilmunya dalam ilmu agama tidak diragukan lagi, sehingga dikenang sampai saat ini. Makam beliau berada di Jalan semangka, Loloan Barat, Kecamatan dan Kabupaten Negara, sehingga dikenal dengan Makam Keramat Loloan. Untuk makam ini, paling banyak dikunjungi peziarah. Wali Karangrupit, beliau adalah seorang wali berasal dari China bernama The Kwan Pao-Lie dengan gelar Syech Abdul Qodir Muhammad. Semasa muda The Kwan Pao-Lie menjadi murid dari Sunan Gunung Jati di Cirebon. Pemahamannya tentang ajaran agama Islam sangat diakui, makamnya di desa Temukus, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng terletak di kawasan Bali Utara. Makamnya dikenal dengan nama Makam Keramat Karang Rupit, tidak hanya peziarah muslim saja, peziarah Hindu juga kerap berdatangan ke sini. Jika anda tour ke Lovina, melihat air terjun. maka anda bisa melanjutkan wisata ziarah ke makam ini, karena lokasinya berdekatan. Wali Kembar Karangasem, terdiri dari dua orang wali yang letak makamnya berada pada satu tempat, makam tua dan kuno ini terletak berjejer adalah makam dari Habib Ali Bin Zaenal Abidin Al-Idrus dan Syeh Maulana Yusuf Al-Baghdi, usia makam tersebut diperkirakan sudah berusia 400 tahun, namun asal-usul dan sejarahnya belum diketahui secara pasti, makam tersebut dikenal dengan Makam Keramat Kembar, memang sangat dikeramatkan, sejumlah warga juga meyakini sebagai makam dari Syekh Maulana Yusuf al-Baghdi al-Maghribi, terletak di desa Bungaya Kangin, Kec. Bandem, Kabupaten Karangasem. Wali Kusamba, beliau adalah Habib Ali bin Abu Bakar bin Umar Al-Khamid, semasa hidupnya Habib Ali bin Abu Bakar bin Umar Al-Khamid menjadi guru bahasa Melayu dari raja Klungkung pada waktu tersebut berkuasa raja Dalem I Dewa Agung Jambe, dari desa Kusamba menuju pusat kerajaan Klungkung cukup jauh kalau ditempuh dengan berjalan kaki, untuk itulah diberikan kuda sebagai sara transportasi. Makamnya dikenal dengan Maka Keramat Kusamba, tidak hanya dikeramatkan oleh warga muslim saja tetapi juga oleh warga Hindu. Makam Pangeran Sosrodiningrat dan Makam Ratu Ayu Anak Agung Rai (Raden Ayu Pemecutan), Pangeran Sosrodiningrat adalah senopati dari Kerajaan Mataram yang telah membantu dari ayahanda Ratu Ayu Anak Agung Rai yaitu Raja I Gusti Ngurah Gede Pamecutan ketika memenangkan peperangan melawan kerajaan Mengwi. Kemudian pangeran menikahi Ratu Ayu Anak Agung Rai dan diberi nama Dewi Khadijah, makamnya tersebut dikeramatkan dan dinamakan Makam Keramat Agung Pemecutan terletak di Jalan Batukaru, Pemecutan, Denpasar. Ini sangat fenomenal, karena Raja Pemecutan sangat terkenal, mempunyai sikap toleransi yang sangat tinggi, sampai dengan saat ini, kalau ada acara keagamaan Islam, beliau sering hadir.

Islam memang bukan agama mayoritas di Bali. Meski begitu, penganut agama Islam di Bali cukup banyak. Keberadaan muslim yang begitu banyak di sini, tak lepas dari peran dakwah yang dilakukan oleh anggota Wali Pitu di Bali. Dakwah di sini bukan semata-mata. menyebarkan Agama Islam, tapi memantapkan dan memberi pencerahan bagaimana menganut Islam, yang harus menjunjung tinggi bertoleransi, khususnya di Bali yang mayoritas beragama Hindhu

Ya, peran Wali Pitu di Pulau Bali tak ubahnya seperti Wali Songo di Pulau Jawa. Saat ini, makam Wali Pitu pun menjadi destinasi wisata religi yang cukup banyak dikunjungi oleh wisatawan.

Kedatangan Agama Islam di Bali juga sudah terhitung sangat lama. Menurut catatan sejarah, Raja Gelgel pertama, yakni Dalem Ketut Ngelesir pernah melakukan perjalanan ke Majapahit. Ketika kembali ke Bali, dia disertai dengan kedatangan 40 orang pengiring, yang dua di antaranya bernama Raden Modin dan Kiai Abdul Jalil yang beragama Islam. Keduanya bertugas sebagai abdi dalem di Kerajaan Gelgel.

Setelah itu, peran dalam menyebarkan Agama Islam di Bali dilakukan oleh Wali Pitu di Bali. Wali Pitu ini terdiri dari 7 orang yang memiliki asal-usul berbeda. Keberadaan Wali Pitu sebagai sosok penyebar Agama Islam di Bali ditandai dengan keberadaan 7 makam keramat yang saat ini begitu sering dikunjungi oleh wisatawan muslim yang ingin berziarah.

Ini sekelumit, tentang wisata religi, yang ada di Bali. Bisa menjadikan referensi pada para wisatawan dalam negeri dan juga luar negeri, khususnya umat Islam.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

silahkan bapak ibu yang mau mengunjungi Bali, kunjungi dan iktibar dari para Waliyullah

12 Feb
Balas



search

New Post