ILMU SEBAGAI KUNCI SEGALA AMAL (870)
Ilmu adalah pintu menuju segala hal yang ada di muka bumi ini. Tanpa ilmu, segala amal perbuatan yang kita lakukan akan menjadi tidak terarah, berpotensi sia-sia, bahkan dapat membawa bencana. Oleh karena itu, mempelajari ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim agar dapat menjalani kehidupan dengan benar, sesuai petunjuk yang Allah berikan melalui Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
"Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia, wajib baginya memiliki ilmu. Dan barangsiapa menghendaki kehidupan akhirat, wajib baginya memiliki ilmu. Dan barangsiapa menghendaki keduanya (dunia dan akhirat), wajib baginya memiliki ilmu."_ (HR. Tirmidzi)
Menuntut ilmu memiliki kedudukan yang sangat istimewa dalam Islam. Islam tidak hanya menekankan pentingnya ibadah ritual, tetapi juga pentingnya memahami agama, kehidupan, dan alam semesta melalui ilmu pengetahuan. Menuntut ilmu adalah ibadah yang sangat dianjurkan dalam Al-Qur'an dan hadits. Allah SWT memerintahkan umat-Nya untuk mencari ilmu dan memahami ayat-ayat-Nya yang tersebar di seluruh alam semesta. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman:
_"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya."_ (QS. Al-‘Alaq: 1-5)
Ayat ini menunjukkan bahwa wahyu pertama yang diturunkan kepada Rasulullah SAW adalah perintah untuk membaca, yang merupakan bentuk menuntut ilmu. Dari sini, dapat kita pahami betapa tingginya posisi ilmu dalam ajaran Islam. Ilmu bukan hanya sekadar alat untuk memperkaya diri atau memperbaiki kualitas hidup, tetapi juga sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memahami ciptaan-Nya dengan lebih baik.
Rasulullah SAW juga menekankan pentingnya ilmu dengan bersabda:
_"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim."_ (HR. Ibnu Majah)
Hadits ini menunjukkan bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap Muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Islam tidak membatasi ilmu hanya pada satu bidang tertentu, tetapi mencakup seluruh ilmu yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat. Ilmu agama maupun ilmu pengetahuan umum sama-sama penting dalam perspektif Islam.
Islam memberikan kedudukan yang tinggi bagi orang-orang yang menuntut ilmu. Allah SWT secara khusus meninggikan derajat mereka yang berilmu di antara hamba-hamba-Nya. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman:
_"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat."_ (QS. Al-Mujadilah: 11)
Ayat ini menegaskan bahwa orang-orang yang berilmu mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah SWT, bahkan derajat mereka ditinggikan lebih dari orang-orang beriman yang tidak memiliki ilmu. Dengan ilmu, seseorang dapat memberikan manfaat kepada dirinya, keluarganya, masyarakat, dan agamanya.
Rasulullah SAW juga menjelaskan keutamaan para penuntut ilmu dengan sabdanya:
_"Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga."_ (HR. Muslim)
Dalam hadits ini, Rasulullah SAW mengabarkan bahwa Allah akan mempermudah jalan menuju surga bagi mereka yang bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Ilmu yang benar akan mengarahkan seseorang pada perilaku yang benar, amal yang lurus, dan keputusan yang bijaksana. Itulah sebabnya para penuntut ilmu mendapatkan keutamaan yang begitu besar.
Para penuntut ilmu disebutkan oleh Rasulullah SAW sebagai pewaris para nabi. Ini menunjukkan betapa mulianya mereka di mata Allah dan Rasul-Nya. Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda:
_"Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi. Dan sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar atau dirham, tetapi mereka hanya mewariskan ilmu. Maka barang siapa mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang banyak."_ (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Dari hadits ini, dapat dipahami bahwa para penuntut ilmu, terutama ilmu agama, adalah penerus perjuangan para nabi dalam menyebarkan kebenaran dan petunjuk Allah SWT. Ilmu yang diwariskan para nabi bukanlah harta, melainkan ilmu pengetahuan yang menjadi penerang bagi umat manusia dalam menjalani kehidupan ini.
Segala bentuk amal (perbuatan) yang dilakukan tanpa landasan ilmu, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam hal-hal besar yang memengaruhi masyarakat, bisa menjadi tidak terarah. Dalam konteks ibadah, jika seseorang melakukan ibadah tanpa pemahaman, maka ibadah tersebut bisa tidak sah, atau bahkan membawa dampak negatif. Contoh dalam kehidupan nyata bisa kita lihat ketika seseorang mencoba menyembuhkan suatu penyakit tanpa ilmu yang tepat, bukan kesembuhan yang didapat, malah bisa mengakibatkan kerugian kesehatan yang lebih parah.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
_"Katakanlah, 'Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?' Sesungguhnya orang yang berakal sehatlah yang dapat menerima pelajaran."_ (QS. Az-Zumar: 9)
Hal ini menegaskan bahwa tanpa ilmu, perbedaan antara yang benar dan yang salah menjadi kabur. Amal baik yang dilakukan tanpa ilmu justru dapat mendatangkan keburukan. Oleh karena itu, menuntut ilmu adalah kewajiban yang harus dilakukan sepanjang hayat.
Untuk dapat menerima dan menyerap ilmu dengan baik, seseorang harus menjaga kebersihan hati dan pikirannya. Jika hati penuh dengan noda-noda dosa atau pikiran terlalu disibukkan dengan hal-hal yang tidak penting, maka ilmu yang baik tidak akan masuk dan menetap. Ilmu tidak bisa diserap oleh hati yang kotor.
Rasulullah SAW bersabda:
_"Ketahuilah, di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh; dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati."_ (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits ini, Rasulullah SAW menekankan pentingnya kebersihan hati sebagai pusat pengendali diri. Hati yang bersih akan lebih mudah menerima kebenaran dan memanfaatkan ilmu yang diperoleh dengan bijaksana. Kebersihan hati bisa dicapai dengan taubat, dzikir, dan menjauhi dosa.
Contoh-Contoh Amal yang Tidak Terarah Tanpa Ilmu:
1. Ibadah Tanpa Ilmu : Seseorang yang beribadah tanpa ilmu bisa terjerumus dalam bid’ah atau ibadah yang tidak diajarkan oleh Rasulullah SAW. Misalnya, orang yang shalat tanpa mengetahui tata cara yang benar, ibadahnya bisa tidak sah.
2. Bisnis Tanpa Ilmu : Berbisnis tanpa ilmu bisa menjerumuskan seseorang ke dalam riba, penipuan, atau hal-hal yang haram. Tanpa ilmu tentang halal dan haram, bisnis yang dijalankan justru bisa mendatangkan dosa.
3. Pengobatan Tanpa Ilmu: Orang yang berusaha menyembuhkan penyakit tanpa ilmu kedokteran atau ilmu pengobatan yang benar bisa saja malah memperburuk kondisi pasien. Ilmu dalam dunia kesehatan sangatlah penting agar tidak menimbulkan bencana.
Selain menjaga kebersihan jiwa dan pikiran, seseorang harus memiliki sikap istiqomah dalam menuntut ilmu. Ilmu yang bermanfaat tidak akan datang secara instan, tetapi membutuhkan ketekunan dan konsistensi. Rasulullah SAW bersabda:
_"Amal yang paling dicintai Allah adalah amal yang terus-menerus meskipun sedikit."_ (HR. Bukhari)
Sikap istiqomah dalam menuntut ilmu akan membuat seseorang mampu menguasai ilmu secara mendalam dan memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses ini, seseorang harus bersabar, terus belajar, dan tidak mudah putus asa.
Ilmu adalah kunci segala amal di dunia ini. Tanpa ilmu, amal perbuatan kita bisa menjadi tidak bermanfaat atau bahkan membawa bencana. Untuk bisa menyerap ilmu dengan baik, kita harus membersihkan hati dan pikiran, serta bersikap istiqomah dalam menuntut ilmu. Dengan begitu, ilmu yang kita dapatkan akan menjadi penerang bagi kehidupan di dunia dan di akhirat. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
_"Dan Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat."_ (QS. Al-Mujadilah: 11)
Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk terus menuntut ilmu dan mengamalkannya dengan baik. Aamiin. (srie2502)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar