Srie Faizah Lisnasari Lubis

Lahir di Padang Sidempuan, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara pada tanggal 25 Februari 1967. Menamatkan pendidikan S1 di Inst...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENJADI MULIA DENGAN AL QURAN   (788)

MENJADI MULIA DENGAN AL QURAN (788)

Jika turunnya Quran diperingati di setiap tanggal 17 Ramadhan, maka dapat diambil beberapa rangkaian makna dari peristiwa ini.

Ramadhan, merupakan 1 bulan istimewa di antara 4 bulan istimewa lainnya di dalam 12 bulan yang ada. Salah satu keistimewaannya adalah di bulan tersebut diturunkannya Al Quran. Umat Islam yang beriman diwajibkan berpuasa pada bulan ini, agar mereka jadi bertaqwa. Puasa juga sudah diwajibkan pada umat lain, jauh sebelumnya. Dari uraian ini, jika umat Islam yang mukmin melakukan puasa, maka dia akan berpeluang menjadi seorang yang bertaqwa.

Quran, merupakan kalam Allah, petunjuk bagi manusia di dalam menjalani hidup di dunia, agar sukses menjalani hidup bahagia di dunia dan di akhirat. Quran diturunkan Allah di bulan Ramadhan, sehingga bulan Ramadhan semakin istimewa dengan adanya peristiwa ini. Ayat pertama yang diturunkan Allah kepada nabi Muhammad adalah “iqro’, yang artinya “bacalah”. Membaca al Quran sangat dianjurkan untuk mendekatkan hamba dengan Rabnya. Semua pesan penting Allah disampaikannya melalui al Quran. Bulan Ramadhan merupakan bulan penyucian seluruh unsur dalam tubuh manusia, dan penyucian akal manusia dilakukan dengan tadarus al Quran.

Dengan membaca al Quran, pikiran manusia diperbaiki. Getaran dan gelombang yang disampaikan melalui suara pada saat membaca al Quran terkoneksi ke dalam fikiran manusia. Dengan membaca saja sudah dapat menenangkan seluruh sel syaraf di otak dan sel-sel dalam tubuh lainnya, disamping Allah menyiapkan ganjaran pahala yang berlipat ganda, yakni membaca 1 huruf mendapatkan pahala 10 kali lipat. Umat Nabi Muhammad, di bulan Ramadhan terlihat berlomba-lomba di dalam mengkhatamkan al Quran ini berkali-kali selama bulan Ramadhan karena dorongan ingin mendekatkan diri kepada Allah.

Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad dengan perantaran malaikat Jibril. Nabi Muhammad (SAW) dan Jibril memiliki momen penting bersama setiap Ramadhan, yang dikenal sebagai "Lailat al-Qadr" atau "Malam Kemuliaan". Pada malam ini, Jibril membawa wahyu pertama dari Allah kepada Nabi Muhammad (SAW). Lailat al-Qadr dianggap sebagai malam yang penuh kemuliaan, di mana amal ibadah dilipatgandakan dan dianggap lebih baik daripada seribu bulan. Hal ini dicatat dalam Al-Quran dalam surah Al-Qadr, yang artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan."

Demikian orang yang membaca al Quran selama bulan Ramadhan, maka akan disaksikan para malaikat. Bukan hanya di bulan Ramadhan, tetapi juga sepanjang tahun. Keutamaan dan berkah yang terkait dengan membaca Al-Quran meningkat lebih besar pada bulan Ramadhan, terutama pada malam Lailat al-Qadr. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Musa al-Ash'ari, Nabi Muhammad (SAW) bersabda: "Malaikat mendoakan orang yang membaca Al-Quran di bulan Ramadhan dan Allah memberikan mereka pahala yang tidak terbatas. Allah akan membalas mereka berlipat ganda dari pahala yang diberikan kepada orang yang membaca Al-Quran di bulan-bulan lainnya." (HR. Tirmidzi)

Dari hadis ini, kita bisa memahami bahwa Allah memberikan penghargaan yang besar kepada orang-orang yang membaca Al-Quran di bulan Ramadhan. Malaikat turut berperan dalam mendoakan dan memberkati mereka yang melakukan ibadah ini, serta mencatat amal baik mereka untuk mendapatkan ganjaran dari Allah. Oleh karena itu, membaca Al-Quran di bulan Ramadhan adalah suatu amalan yang sangat dianjurkan dalam agama Islam.

Bagaimana dengan orang yang terbata-bata dalam membaca al Quran? Terbata-bata atau kesulitan dalam membaca Al-Quran juga dianggap memiliki nilai yang besar di mata Allah SWT. Ada beberapa hadis yang menyatakan bahwa pahala bagi seseorang yang terbata-bata dalam membaca Al-Quran lebih besar daripada bagi mereka yang membacanya dengan lancar. Ini karena orang yang mengalami kesulitan dalam membaca Al-Quran berusaha keras dan berjuang untuk melakukannya meskipun mengalami kesulitan.

Salah satu hadis yang relevan adalah sebagai berikut: Rasulullah SAW bersabda: "Orang yang mahir membaca Al-Quran bersama para malaikat yang mulia dan dirinya berada di golongan yang tinggi. Orang yang membaca Al-Quran dengan terbata-bata dan mengalami kesulitan ketika membacanya akan mendapat dua kali pahala." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari hadis ini, kita dapat memahami bahwa baik yang mahir membaca Al-Quran maupun yang mengalami kesulitan dalam membacanya, keduanya mendapat pahala. Namun, mereka yang mengalami kesulitan mendapatkan pahala yang lebih besar karena usaha dan ketekunan yang mereka tunjukkan dalam mengatasi kesulitan tersebut.

Ini menunjukkan bahwa Allah SWT sangat menghargai niat dan usaha seseorang dalam menjalankan ibadah, meskipun mungkin ada kendala atau kesulitan yang dihadapi. Oleh karena itu, bagi orang yang mengalami kesulitan dalam membaca Al-Quran, mereka tidak perlu merasa putus asa atau minder, karena usaha mereka juga sangat dihargai di sisi Allah SWT.

Al-Quran tidak hanya menjadi petunjuk dan pedoman hidup di dunia, tetapi juga akan menjadi saksi yang memberi syafa'at bagi mereka yang mengamalkannya dengan baik, serta menjadi saksi atas apa yang kita lakukan di dunia pada Hari Kiamat.

Al-Quran dipercayai akan menjadi saksi pada Hari Kiamat atau Yaumil Akhir. Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan petunjuk bagi umat manusia dan di dalamnya terdapat pedoman hidup yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril.

Terdapat beberapa hadis yang mengindikasikan bahwa Al-Quran akan menjadi saksi pada Hari Kiamat. Salah satu hadis yang relevan adalah sebagai berikut: Dari Abu Umamah al-Bahili, Rasulullah SAW bersabda: "Bacalah Al-Quran, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa'at bagi orang-orang yang rajin membacanya." (HR. Muslim)

Dari hadis ini, kita bisa memahami bahwa Al-Quran akan menjadi syafa'at atau pembela bagi mereka yang rajin membacanya di dunia. Hal ini menunjukkan pentingnya membaca, memahami, dan mengamalkan ajaran-ajaran Al-Quran selama hidup di dunia.

Nah, mumpung masih ada beberapa hari lagi Ramadhan, bagaimana kalau dimulai membaca al Qurannya bagi yang belum? Dan ditingkatkan bagi yang sudah mengamalkannya? (srie2502)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post