MERASA LEBIH, BIBIT KEHANCURAN (844)
Dalam al Quran diceritakan kisah iblis yang awalnya adalah makhluk yang sangat taat kepada Allah. Ia dikenal sebagai makhluk yang tekun beribadah dan memiliki kedudukan tinggi di antara para malaikat. Namun, Ketika Allah menciptakan Adam, sebagai manusia pertama, Allah memerintahkan semua malaikat dan Iblis untuk sujud sebagai tanda penghormatan, bukan penyembahan, kepada ciptaan-Nya. Semua malaikat patuh terhadap perintah ini, kecuali Iblis. Iblis menolak untuk sujud kepada Adam karena merasa dirinya lebih baik. Dalam Al-Qur'an, diceritakab apa alasan Iblis menolak untuk sujud berikut: “Allah berfirman: ‘Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?’ Menjawab Iblis: ‘Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah’” (Surah Al-A'raf: 12).
Allah yang memerintahkan iblis untuk sujud kepada manusia sebagai tanda penghormatan, tidak mengelompokkan kalau iblis yang diciptakan dari api memiliki nilai lebih dari Adam yang diciptakan dari tanah. Iblis sendiri yang menyimpulkan bahwa karena dia memiliki asal penciptaan yang lebih baik dari manusia. Pikiran yang keliru dan kecemburuan tanda alasan, membuat Iblis berada pada sisi yang dimurkai Allah, dan dilaknat sampai hari kiamat dan dipastikan akan masuk neraka.
Bukan sampai di situ saja, Iblis meyakinkan Allah kalau dirinya lebih mulia dari manusia, untuk menunjukkan kemampuannya memperdaya manusia dan meminta penangguhan hukuman Allah atas kedurhakaannya. Allah menyetujui permohonannya, dan membekali manusia dengan petunjuk berupa Al Quran dan Hadits, agar selamat dari godaan iblis laknatullah. Bagi manusia yang tidak ikut petunjuk Allah, juga ada bagiannya: “Pergilah, barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahannam itulah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup” (Surah Al-Isra: 63).
Mengambil pelajaran dari kisah ini, dapatlah diambil hikmah sebagai berikut: kesombongan adalah sifat yang sangat merugikan. Merasa lebih tinggi dari orang lain dapat membawa seseorang kepada kehancuran dan penolakan terhadap kebenaran. Kisah Iblis mengajarkan pentingnya rendah hati dan menerima kebijaksanaan Allah tanpa mempertanyakan kehendak-Nya. Ketaatan kepada Allah haruslah tanpa syarat. Iblis awalnya adalah makhluk yang taat, namun ketaatannya tidak sempurna karena dia hanya taat selama hal tersebut sesuai dengan kehendaknya sendiri. Ketika diperintahkan untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan egonya, dia menolak.
Allah sering menguji hamba-hamba-Nya untuk melihat sejauh mana kesetiaan dan keikhlasan mereka. Kisah Iblis dan Adam adalah contoh ujian yang diberikan Allah untuk menguji kesetiaan dan kerendahan hati makhluk-Nya. (srie2502).
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar