Srie Faizah Lisnasari Lubis

Lahir di Padang Sidempuan, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara pada tanggal 25 Februari 1967. Menamatkan pendidikan S1 di Inst...

Selengkapnya
Navigasi Web
  REZEKIMU, ADA DI KEBAHAGIAAN & KEMULIAAN ORANG LAIN  (860)

REZEKIMU, ADA DI KEBAHAGIAAN & KEMULIAAN ORANG LAIN (860)

Melihat suasana musim haji di tanah suci, orang-orang berlomba-lomba memberikan sadaqah, infaq, atau hadiah kepada sesama. Mereka tidak memandang siapa yang menerima, namun memiliki keyakinan kuat bahwa Allah menitipkan rezeki di dalam kebahagiaan dan kemuliaan orang lain. Memberikan sesuatu kepada orang lain, terutama saat sangat dibutuhkan, memberikan efek kebahagiaan yang luar biasa. Bersikap sopan, santun, dan memuliakan orang lain dalam berbagai keadaan juga menciptakan rasa senang dan bahagia. Energi positif yang terpancar dari orang-orang tersebut berdampak baik bagi pemberi maupun orang-orang di sekitarnya.

Dalam Islam, konsep rezeki bukan hanya sebatas materi, tetapi mencakup segala bentuk kebaikan yang diberikan Allah kepada hamba-Nya. Kebahagiaan dan kemuliaan orang lain adalah salah satu wujud rezeki yang Allah titipkan kepada kita. Rezeki yang dititipkan dalam bentuk kebahagiaan dan kemuliaan orang lain mengajarkan kita untuk selalu berbagi, peduli, dan memperhatikan sesama.

Al-Quran menekankan bahwa segala rezeki yang kita terima adalah karunia dari Allah. Allah berfirman, yang artinya: "Sesungguhnya Allah, Dialah Maha Pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh." (QS. Adz-Dzariyat: 58). Ayat ini mengingatkan kita bahwa Allah adalah sumber dari segala rezeki. Segala kebahagiaan dan kemuliaan yang kita rasakan maupun yang kita berikan kepada orang lain, semuanya berasal dari-Nya.

Memberikan kebahagiaan kepada orang lain juga merupakan bentuk rezeki yang sangat mulia. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (HR. Ahmad). Kebahagiaan yang kita ciptakan untuk orang lain akan kembali kepada kita dalam bentuk yang berbeda-beda. Allah akan memberikan rezeki yang tidak terduga kepada hamba-Nya yang berbuat kebaikan kepada sesama.

Kemuliaan dalam menjaga silaturahim, terlihat dari upaya menjaga hubungan baik dengan sesama, termasuk dengan keluarga, teman, dan tetangga, adalah bentuk lain dari rezeki yang dititipkan Allah. Rasulullah SAW bersabda, yang artinya: “Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim). Silaturahim yang baik tidak hanya memberikan kebahagiaan dan kemuliaan bagi orang lain, tetapi juga membuka pintu-pintu rezeki bagi kita.

Makna diluaskan rezeki, mencakup segala bentuk rezeki, baik yang bersifat materi maupun non-materi, seperti kesehatan, ketenangan hati, dan kebahagiaan. Makna dipanjangkan umurnya, diartikan sebagai hidup yang lebih berkualitas, penuh dengan kebahagiaan dan kesehatan, serta terhindar dari berbagai macam musibah.

Secara keseluruhan, hadits ini mengajarkan bahwa dengan menjaga hubungan baik dan silaturahmi, akan tercipta ikatan yang kuat antar sesama, memupuk rasa saling menghormati, dan meningkatkan solidaritas sosial. Kita dapat meraih berbagai keberkahan dan kebaikan dalam hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Kemudian dampaknya, masyarakat akan menjadi lebih harmonis dan damai. Konflik dan perselisihan dapat diminimalisir, dan semangat gotong-royong akan tumbuh dengan subur.

Implementasi kegiatan tersebut, dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, antara lain: berbagi dengan orang lain: berbagi rezeki, baik materi maupun non-materi, adalah cara yang efektif untuk menumbuhkan kebahagiaan dan kemuliaan di sekitar kita. Kita bisa membantu orang yang membutuhkan, memberi sedekah, atau sekadar memberikan perhatian dan dukungan moral; Menjadi sumber kebahagiaan: enjadi pribadi yang menyenangkan dan membawa kebahagiaan kepada orang lain adalah bentuk rezeki yang sangat berarti. Tersenyum, memberikan pujian, dan menjadi pendengar yang baik adalah tindakan sederhana yang bisa memberikan kebahagiaan; Menjaga akhlak dan etika: menjaga akhlak dan etika dalam berinteraksi dengan orang lain adalah cara untuk memuliakan sesama. Menghormati, menghindari gosip, dan bersikap jujur adalah bentuk kemuliaan yang akan membawa keberkahan dalam hidup kita.

Allah menempatkan rezeki dalam kebahagiaan dan kemuliaan orang lain sebagai ujian dan peluang bagi kita untuk berbuat kebaikan. Dengan berbagi dan menjaga hubungan baik dengan sesama, kita tidak hanya mendapatkan pahala dari Allah, tetapi juga merasakan kebahagiaan dan kemuliaan yang sesungguhnya. Mari kita selalu ingat bahwa setiap kebahagiaan dan kemuliaan yang kita berikan kepada orang lain adalah rezeki yang Allah titipkan, yang pada akhirnya akan kembali kepada kita dalam bentuk yang lebih besar. (srie2502)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Menginspirasi bunda Luar biasa

25 Jul
Balas

Saya kagum dengan tulisan ini Bu Srie. Banyak ilmu yang bermanfaat untuk di simak. Mantap Bu. Salam dari Sidrap provinsi Sulawesi Selatan

25 Jul
Balas



search

New Post