sri endah swarastuti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

JATUH CINTA LAGI

Senangnya mendengar lagu, “ jatuh cinta berjuta indahnya . . . . . . “. Apakah benar apa yang terjadi seperti yang di atas, jatuh cinta? Bukan, iya, bukan, iya, itu gejolak dalam batinku. Aku sudah punya suami dan anak-anak kenapa muncul perasaan ini. Perasaan apakah ini? Tak kusangka akan mengalami seperti ini lagi. Kuingat saat pertama kali bertemu calon suamiku dulu perasaanku seperti apa. Dag dig dug tak menentu walau itu mungkin baru beberapa kali bertemu. Jadi ingat dulu waktu kami sama-sama kuliah bersama di kantin dan saling bercerita dan berdiskusi tentang apa saja. Kenapa sekarang aku merasakan perasaan itu lagi ?. Terasa aneh dan mengapa ini terjadi padaku. Ada suatu semangat membara dalam dadaku. Semangat hidup baru yang berbeda dengan hari yang lalu. Oh Tuhan apa yang sedang terjadi dalam diriku.

Awalnya Cuma berangkat dari kegiatan yang sama dan satu tim yang harus selalu bekerjasama. Pertemuan pertama biasa saja kemudian pertemuan berikutnya seperti ada magnet yang selau membawa kami berdekatan karena suatu kepentingan bersama. Kegiatan itu selalu membutuhkan koordinasi, di sela-sela waktu luang saling bercanda biasa, menawarkan sesuatu seperti minuman atau makanan ringan dan menceritakan yang lucu-lucu. Lama kelamaan asyik juga bisa cerita bersama dan nyambung. Sampai kegiatan berikutnya jelas kami akan saling bersama-sama walaupun mungkin kami hanya kebetulan bersama di suatu tempat dalam kegiatan.

Hari itu begitu cerah bahkan bisa dibilang agak panas di siang harinya, kami ada kegiatan untuk memberikan materi dan mendampingi anak-anak untuk suatu kegiatan bersama-sama. Tak kupungkiri aku lebih semangat jika satu tim dengan si dia. Semua yang kami rencanakan dan akan kami laksanakan sebelumnya kami diskusikan selalu saja bisa satu pikiran. Inilah yang membuat kami bisa terus mendampingi kegiatan bersama. Kegiatan dilapangan itu membutuhkan tenaga dan pikiran yang benar-benar tidak setiap orang dapat melakukan.

Tak dapat kubayangkan kami dapat bersama sedekat itu. Di saat kita benar-benar lepas dari keadaan keluarga dan pekerjaan masing-masing. Melakukan kegiatan untuk banyak orang bersama-sama. Benar-benar canda tawa itu begitu lepas seakan beban berat yang ada dalam pundak kami hilang sejenak. Kami selalu sadar kami sudah berkeluarga, kami hanya ingin mengungkap perasaan ini yang tak pernah terungkap. Karena kami sadar, kami tidak pernah melakukan apa yang melebihi batas suami istri

Perasaan kagum itu begitu besar satu sama lain, kami mengakui itu semua pernah kami bincangkan. Perasaan kami mengalir begitu saja sama pada saat dulu kami pertama jatuh cinta, tapi perasaan ini harus bisa dikendalikan, itu kami sadar betul. kami ungkapkan semuanya hanya dalam perhatian masing-masing karena kami butuh teman yang selalu bisa mengerti kami tanpa harus mengungkapkan. Mungkin kami salah, tapi kami tak tahu datangnya perasaan ini dan kami selalu sadar kami punya keluarga masing-masing yang selau menantikan kepulangan kami di sore hari.

Saat kegiatan itu dilakukan diluar kota dan kami memang harus melakukannya berdua. Kami coba tuk mengajak yang lain untuk menghindari apapun yang terjadi bersama. Tanpa kusadari saat malam tiba, dingin dan senyap, kami harus selalu siaga menjaga mereka. Saat semua lelah dan kami harus kembali ketempat kami masing-masing, aku perempuan dan harus diantar pulang ke homestay. Keadaan malam itu memaksa kami untuk berdua berjalan di tengah malam, tanpa kusadari aku menggandengnya dan kami berjalan ditelan malam.

Akhirnya kami di suatu tempat karena kedinginan malam itu, sangat dingin sekali kurasakan. Tanpa kami sadari dia memelukku erat dan memakaikan jaketnya yang tebal ke tubuhku. Hangat sekali dan kami terbawa suasana malam itu. Malam itu cerah tapi dingin menyelimuti, tanpa kata-kata dan suara kami hanya berpelukan di telan perasaan kami masing-masing. Sepertinya lama sekali aku tidak merasakan sehangat ini. Aku tidak tahu apa yang ada dihatinya tentang aku sampai aku bisa sedekat ini. Dan aku juga tidak tahu aku bisa melakukan ini tanpa menolak. Sebetulnya aku adalah orang yang keras yang selalu menolak jika ada seseorang yang mencoba mendekatiku apalagi sampai sedekat itu. Tapi ini . . . .duh tanpa kata apapun seperti tertarik magnet selatan utara begitu kuat dan sulit untuk dilepas. “ Dah yuk, aku anter pulang”, bilangnya. “Ayuk”, jawabku. Hanya pandangan kami yang saling manatap tak perlu dengan kata-kata.

Esok paginya kami lakukan kegiatan yang lain dengan semangat tanpa kami harus mempertanyakan sesuatu yang sudah terjadi semalam. Seperti biasa kami melakukan semua kegiatan sesuai yang direncanakan, paling sesekali mata kami sengaja atau tidak sengaja saling menatap dan akhirnya tersenyum. Ada sesuatu yang lain tidak sama perlakuannya dalam memperlakukanku dibanding dengan yang lain, kadang aku tersanjung dengan perlakuan itu.

Sutu ketika kami berdua harus hadir dilain tempat dikota yang lain berdua untuk suatu kegiatan. Tidak ada mobil yang mengangkut kami, dan harus menggunakan kendaraan umum. Apa boleh buat kami harus berangkat dari satu kota yang belum selesai harus menuju kota lain tepat waktu. Kami berangkat bersama dengan bis. Malam hari lagi kami harus bersama berdua, dalam hatiku kenapa selalu memepercayainya, karena aku tahu sikapnya lain dari lelaki lain. Mungkin kalau itu terjadi dengan orang lain duh tidak bisa aku bayangkan, apa jadinya aku. Tapi dia orangnya begitu menjaga sekali hati, perasaan dan sikapnya yang harus tetap menjagaku bukan malah menenggelamkan diri kami bersama. Sadar kami sadar tentang perasaan kami, karena suasana begitu dingin dan aku merasa sedikit kedinginan malam itu padahal aku sudah mengenakan jaket, slayer dan lain-lain. Dia menarikku dan mendekapku untuk mengurangi rasa dingin itu dan lagi-lagi aku hanya terdiam dan merasakan hangat tubuhnya yang kekar.

Pagi hari kami sampai ditempat tujuan dan melakukan aktifitas kegiatan kami bersama dengan yang lain. Kegiatan itu begitu padat, kami hampir tidak dapat bertemu untuk duduk bersama hanya sesekali pandangan mata kami yang kebetulan bertemu dan saling menatap dan itu aku suka. Seperti biasa kami tidak pernah membahas apa yang sudah terjadi. Biarlah semua seperti ini yang penting kami selalu sadar apa yang sedang terjadi pada diri kami masing-masing.

Selama tiga hari kami bersama dalam kegiatan itu dan kami melakukan semua tanpa pikiran kami yang jelek ataupun yang liar. Mungkin dari segi waktu bisa saja kami melakukan yang lebih dari sekedar berpelukan di sela – sela waktu luang kami. Kami selalu sadar harus saling mengingatkan bahwa kami bukan pasangan yang bebas seperti pertama kami jatuh cinta. Ini jatuh cinta yang mungkin karena kami sedang mengalami puber kedua, atau karena kekaguman kami masing-masing. Tapi kami tak memungkiri memang itu terjadi pada diri kami. Mungkin masa puber kedua itu yaitu masa itu mungkin setiap orang mengalami bagaimana mereka mengatasi perasaannya tergantung dari kekuatan iman dan pengendalian diri masing-masing bahwa kami sudah berkeluarga.

Kegiatan selesai dan kami harus berkemas-kemas untuk kembali ke rumah kami masing-masing. Ada sedikit rasa yang tertinggal tapi kami harus sadar di sana ada keluarga yang selau menanti kami tuk pulang dan kumpul bersama. Akhirnya kami pulang dengan kendaraan bis. Perjalanan kami tempuh 10 jam. Itu lumayan lama kami bisa berbincang dan menikmati perjalanan, dan sedikit melepas penat kami yang biasa di sibukkan dengan pekerjaan dan mengurus pekerjaan rumah kami.

Kami nikmati apa yang sekarang ini kami alami, di malam itu kami berbincang tentang perasaan yang muncul diantara kami. Tak kupungkiri aku juga merasakan perasaan yang sama seperti apa yang sedang dia alami. Dia mengungkapkan segalanya apa yang dia rasakan selama kami bersama. Memang jika kami menuruti apa yang ada dalam perasaan ini kami mungkin bisa bersatu. Tapi kami selalu sadar betul kami punya keluarga masing-masing yang selalu menyayangi kami dan menunggu kami pulang.

Malam itu sedikit terbawa suasana akhirnya aku membuka pembicaraan. “ Om, boleh aku ngomong?”. Dia jawab,”boleh”. “ aku tahu kita sama-sama punya perasaan ini sekarang ini, tapi aku tidak mau kita semakin terlarut dalam suasana hati kita”. Aku terdiam sejenak. “ perasaan ini mungkin memang ada, tapi kita sudah tidak bisa sebebas mengungkapkan ini, mulai malam ini kita janji yuk untuk tidak melanjutkan apa yang sudah terjadi kemarin”. “ Biarlah ini menjadi kenangan di hati kita, kita pernah melalui masa indah walau hanya sepenggal kisah dan jangan di teruskan lagi, hanya sampai disini”. “ Ok, trimaksih telah menyadarkanku sayang, mulai besok aku janji semua akan kembali seperti sedia kala walau pernah ada seseorang yang pernah mengisi katiku”, jawabnya.

Malam itu kami berpelukan untuk terakhir kalinya kami menikmati kebersamaan kami, kami hanya menatap tidak lebih dari itu. Hangat sekali malam itu dan malam yang tak mungkin kami bisa mengulanginya. Hatiku yang ditelan malam, sekarang harus bisa melalui hari-hari esok dengan lebih baik dan semangat kembali ke keluarga kami. Walau kami bertemu, kami sadar hanya bisa menyimpan rasa itu pernah singgah di hati kami begitu indahnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kaya mendengar org yg curhat.eh apa curcol ya. Lanjutkan bu

06 Dec
Balas

Menulis harus bahagia. Terasa betul curahan rasa di sana. Selamat datang di dunia kata-kata. Dunia yang tak terbatas ruang dan waktu. Mantap bu.

05 Dec
Balas

Ibu, selamat. Tuturan bermakna. Simpelkan kalimat. Maka semakin runcing menusuk. Teruslah berkarya. Salam.

05 Dec
Balas

trims bpk, salam jg.

05 Dec

Mohon singgah dan beri masukan tulisan yg baru awal

05 Dec
Balas

bagus sekali cerpennya bunda. cerpen puber kedua ya judulnya? haha....

05 Dec
Balas

hanya cerita tapi banyak yg cerita jujur.

05 Dec

Cinta yang terlarang niku Bu. Hehe

05 Dec
Balas

yap, trims

05 Dec



search

New Post