Sri Endang Hastini Hasibuan

Nama ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Menatap Senja

Sambil menikmati dinner bersama teman-temannya, Aril tak henti-hentinya berkelakar dan selalu mengejek Alvine sang dosen. Usai makan mereka melanjutkan obrolannya. Hans yang hobby bernyanyipun langsung berjalan ke panggung saat band resto itu sedang live musik. Ia langsung menyanyikan lagu favoritnya. Sementara itu Alvine, Aril, dan Vito tetap di bangkunya dan menikmati lagu yang dibawakan oleh Hans.

“Vin…adik kamu masih kuliah di Inggris kan?”

“Iya Ril…”

“Maaf sebelumnya, gimana perkembangannya, dia sudah sembuh kan?”

“Sudah membaik, bahkan sekarang nggak perlu lagi mengkonsumsi obat.”

“Alhamdulillah kalau gitu. Kabar papa mama kamu gimana?”

“Baik…seperti biasa, kalau papa lebih sering ke luar sih, ngurusi bisnisnya. Kalau Mama sesekali aja ikut, jadi kita serimgnya berdua aja di rumah. Tapi kalau lagi disini, ya kita kumpul bertiga, adik aku kan jarang pulang.”

“Terus gimana dengan perempuan yang kamu bilang pemicu sakitnya adik kamu, yang kamu ceritakan waktu itu.”

“Untungnya mereka tidak satu kampus.”

“Terus yang laki-laki disukai sama adik kamu?”

“Mereka satu kampus bahkan satu jurusan.”

“Mudah-mudahan mereka semakin dekat. Jadi kalau gitu aku nggak punya peluabg dong deketin adik kamu.”

“Ya… nggak gua bolehin lah.”

“Becanda..lagian mana mau aku punya abang elu, gengsi mah gua.”

“Sudah ah…becanda mulu, terus gimana kerja kamu, lancar kan?”

“Alhamdulillah, aku sekarang pegang anak perusahaan Papa, awalnya grogi juga sih, sanggup nggak aku menghendel perusahaan. Aku kan lagi belajar, tapi Papa kasih tantangan kalau nggak sanggup, maka ditarik semua asset dan aku disuruh cari kerja sendiri. Akhirnya aku bisa.”

“Terus sudah mulai berkembang perusahaan kamu?”

“Sangat pesat. Kamu tahu nggak, aku di banggain sama Papa dan Mama didepan keluarga besar Papa aku. Ya…kamu tahu sendiri kan keluarga papa aku yang semuanya sukses, jadi kalau a aku nggak sukses eyang akan menganggap papa aku gagal.”

“Terus kamu giamana nyaman kan dengan bisnis kamu?”

“Banget Al. Oh iya, kamu memang sudah mantap mau jadi dosen, siapa Al yang mau nerusin bisnis papa kamu, adik kamu?”

“Giman ya…sebenarnya aku mau cerita banyak sama kamu, tapi nggak disinilah. Aku mau kita cerita face to fece.”

“Tentang apa?”

“Ada sesuatu, ntar kita cari waktu ya, kapan bisa ketemu.”

“Ok..aku tunggu.”

Sementara Alvine hangout dengan teman-temannya, Ana dan Tari sibuk dengan tugas kuliahnya. Untung Ana anak yang pintar, dengan cepat ia bisa menyelesaikan tugas itu dengan baik. Besok Ia tinggal presentase dihadapan sang dosen. Usai semua tugas Ana dan Tari beristirahat, besok mereka ada kuliah pagi, jadi harus istirahat cukup supaya besok fresh.

Sementar itu, waktu sudah menunjukkan hampir pukul sebelas. Alvine mengajak Aril untuk out dari resto, kemudian memanggi Vito dan Hans yang masih ada di panggung.

“Al…bentar dulu, ada yang mau aku tunjukin ke kamu. Kok aku jadi lupa ya, karena keasyikan ngobrol tadi.”

“Apa sih…kamu mau pamer handphone baru? Mentang-mentang sudah jadi pengusaha mau ngejekin dosen lagi?”

“Nggak lah, nggak berani aku sama dosen, ntar dibuat nilai E pula.”

“Terus apa?”

“Ini yang mau aku tunjukin ada di handphine aku Al.”

“Apa sih Ril?”

“Ini…menurut kamu dia baik nggak? Kalau cantik sudah jelas lah yak an, tapi kira-kira di abik nggak ya?”

Alvine terkejut melihat foto yang ada di handphone Aril. Ia terdiam tak bisa berkata-kata.

“Kamu dapat foto itu darimana?”

“Mama aku, dia sangat suka denganperempuan ini, jadi aku disuruh berkenalan dulu, siapa tahu aku nyaman dan bisa jadi aku jatuh cinta kan? Kalau sekarang kan aku belum kenal?”

“Ya…kamu kenalan aja dulu, kan nanti bisa tahu giman sifatnya.Ya sudah kita pulang yok, itu Hans dan Vito sudah jalan.”

Mereka pun pulang ke rumah masing-masing. Pikiran Alvine melayang kemana-mana. Ia tak menyangka akan semua ini, benarkah selama ini Ia telah salah?

Siapakah sebenarnya foto yang ada di handphone Aril?

Ikuti kelanjutannya!

Asahan, 7 April 2024

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi!

07 Apr
Balas

Akan saya ikuti selanjutnya

07 Apr
Balas

Tulisannya keren dan inspiratif. Salam Literasi.

07 Apr
Balas



search

New Post