Sri Endang Hastini Hasibuan

Nama ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Menatap Senja

Mama Amel masih disibukkan dengan bisnisnya yang mulai menampakkan kemajuan meskipun tidak signifikan.Semuanya masih dalam tahap penjajakan. Terkadang mengalami fluktuasi yang tak menentu. Dunia bisnis memang selalu diingatkan akan konsekwensi byang harus diterima jika tak sesuai benefit yang diharapkan.

Syukurnya Ana terlahir dari seorang pebisnis handal yang sudah melalanglang buana di dunia bisnis, makanya Ia dan mamanya paham akan setiap konsekswensi yanh harus diterima.

Selama liburan Ana lebih banyak membantu bisnis sang mama, Tari juga tak mau ketinggalan, Ia bahkan ikut membantu memasarkan produk buatan Mama Amel. Hasilnya lumayan fantastis, bahkan beberapa kali Mama Amel mendapat pesanan gaun pengantin dari keluarga Tari.

Usai masa liburan, Ana kembali lagi ke kampus melanjutkan kuliah di semester genap. Ia akan berhadapan kembali dengan Pak dosen ganteng, karena ada mata kuliah lanjutan di semester sebelumnya. Ana mulai kurang respect terhadap Pak dosen, sebab nilai yang diberikan kepadanya seperti sebuah tamparan untuk Ana yang notebone mahasiswi terpandai di kelas itu. Meskipun Ana sadar, bahwa itu semua wewenang sang dosen, namun Ia masih merasa tak percaya.

“Ana…kita kan ketemu lagi sama Pak dosen ganteng di semester ini, kau tak mau bertanya tentang nilaimu rupanya?”

“Tari…kan sudah dikeluarkan nilainya, mana mungkin bisa dirubah. Lagian mungkin memang itu nilai yang aku dapat Tar, ya sudahlah.”

“Aku cuma tak percaya aja Na…masa nilaiku lebih tinggi daripada kau.”

“Sssst….Tar…ada dosen .”

Semua mahasiswa di ruang kelas itu terdiam seketika, begitu melihat Pak dosen ganteng masuk kelas.

“Pagi semuanya.”

“Pagi Pak.”

Semua mahasiswa kompak menjawab.

“Gimana? Kalian sudah siap mengikuti kulaih hari ini? dan ini adalah mata kuliah lanjutan di semester sebelumnya.”

“Siap Pak.”

Seru para mahasiswa.

“Sebelum kita mulai, saya mau tanya, bagaimana dengan nilai kalian di mata kuliah saya?”

Masing-masing mahasiswa berkomentar sesuai nilai yang mereka dapat. Ada yang berterimakasih, ada yang merasa senang dengan nilainya dengan beragam komentar sambil bercanda dan menggoda Pak dosen.

Dosen muda dan tampan itu pun sesekali mengumbar senyumnya pada para mahasiswa, yang membuat para mahasiswi di kelas itu menjadi baper.

Namun tidak dengan Ana, Ia hanya diam saja tak memberikan respon apapun. Dalam hati Ia berkata, Mungkin semester lalu Ia terlalu aktif dan terkesan menguasai kelas, bisa jadi Pak dosen tidak suka. Karena itu Ia kini memilih untuk diam.

“Anastasia…gimana dengan nilai kamu?”

“Baik Pak.”

Pak dosen terdiam, padahal Ia sudah memberikan nilai C, namun Ana tak berkomentar apapun. Ia terdiam dan menilai sikap Ana yang biasa itu. Padahal Ia berharap Ana akan protes dengan nilainya. Namun ternyata Ana menerimanya.

Pak Alvine pun merasa rikuh dihadapan Ana. Sedangkan Ana hanya tertunduk saja dan tak berani menatap wajah sang dosen, karena takut salah.

Perkuliahan hari itu berakhir, Ana bergegas pualng diikuti dengan Tari. Pak Alvine terdiam melihat Ana yang melintas didepannya sambil membungkukkan badannya.

“Na…kenapa kau tak bilang ke Pak dosen tentang nilaimu?”

“Nggak ada gunanya juga Tar,,sudah terjadi kan?”

“Tapi kutengok tadi dia sering melihat kearah kau Na. Nyesal mungkin dia nagsi nilai C sama kau.”

“Sudahlah, yok kamu mau pulang ke kost atau ikut ke rumahku.”

“Aku ke kost aja lah, lama-lama bosan juga kau nengok aku kalau di rumah kau terus-terusan.”

“Kan aku nggak bilang gitu.”

“Iya…perasaanku aja, eh tapi aku memang mau di kos dulu, nanti kalau bosan baru ke rumahmu.”

Mereka berjalan menuruni anak tangga dan akan menuju parkir sepeda motor. Namun langkah mereka terhenti.

Siapakah yang menghentikan langkah Ana?

Ikuti kelanjutan kisahnya!

Asahan, 31 Maret 2024

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren cerpennya bunda

01 Apr
Balas



search

New Post