Sri Endang Hastini Hasibuan

Nama ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Menatap Senja

Berbeda dengan Alvine yang masih menyimpan kebencian pada Ana, di lain hal Ana tak pernah berpikir untuk membenci Pak Alvine, karena Ia tahu mungkin semua itu ada alasannya.

Bahkan ketika sang Papa memutuskan untuk pergi bersama perempuan lain, Ana masih tetap menyayanginya dan selalu rindu akan pelukan papanya. Hati siapa yang tak kan bergetar melihat ketulusan Ana yang patut dikagumi. Meski tak banyak yang tahu, sebenarnya hatinya juga bisa merasakan sakit, namun Ia masih bisa menutupi semuanya.

Ana tak henti bersyukur, banyak orang-orang baik yang selalu ikut membantunya, Ada Tari, sahabat yang sudah seperti saudara kandung. Buk Dewi yang selalu baik dan banyak memberikannya peluang termasuk usaha mamanya.

“Ma…kita berangkat yok, jangan sampai kita telat.”

“Ayo…mama sudah siap kok, Tari mana?”

Ana langsung memanggil Tari.

Tari…ayo cepetan, ntar kita telat nih.”

Tari muncul sambil berlari-lari dari arah kamar.

“Wow….penampilan kamu hari ini kece banget.”

“Kamu cantik sekali Nak.”

“Aku jadi grogi ini Tan, Ana…”

“Kamu dandan banget, mau kemana sih.”

“Kan kita mau ke kantor perusahaan super hebat, Aku harus menyesuaikan penampilankulah, supaya kita nggak disepelekan Na.”

“Aku gini aja deh, cukup kamu aja yang dandan cantik.”

“Kamu pakai baju tidur aja pun cantik Na.”

“Ayo kita berangkat, taksinya dah didepan itu.”

Ana, Mamanya, dan Tari menuju kantor PT DW Gemilang, tempat dimana secara perdana karya Mama Amel nantinya akan dipakai oleh seluruh pegawai perusahaan hebat itu.

Berkat Bu Dewi, sepertinya jalan menuju keberhasilan itu sepertinya mulai terbuka.

“Kita sudah sampai, ayo kita turun.”

Kata Ana.

“Wow…luar biasa, ini betul-betul perusahaan kelas kakap namanya Na.”

“Makanya nggak sia-sia kan kamu dandan cantik”

“Betul juga aku kan Na…untung penampilan aku hari ini keren, siapa tahu aku diterima kerja disini hehe.”

Merekapun langsung disambut satpam didepan kantor tersebut. Kemudian mereka diantar menuju ruangan personal asisten pemilik perusahaan tersebut.

“Bu Amelia, ini berkas-berkas yang harus Ibu tandatangani, sebelum itu silakan Ibu baca dulu.”

Ana ikut membaca kontrak kerjasama antara perusahaan dan Bu Amel. Setelah setuju Mama Amel langsung menandatangani kontrak kerjasama tersebut.

Sejak hari ini Mama Amel terikat kontrak dan merupakan bagian dari PT DW Gemilang.

“Pak Arif, Bu Shinta…terima kasih atas kerjasamanya saya akan bekerrja secara maksimal.”

“Terima kasih juga Bu Amelia karena mau kerjasama dengan kami, dan kami tunggu hasil kerja Ibu sesuai perjanjian kita.”

“Kalau gitu saya dan anak saya permisi ya Pak, Bu.”

“Silakan Bu.”

Jawab Bu Shinta.

Mereka pun keluar dari ruangan Pak Arif dan menemui Tari yang sedang menunggu di lobi.

“Macamana Na…aman kan?”

“Aman, sudah selesai kok, yo kita pulang.”

“Bentar dulu, kau nggak bisa lihat aku senang sikit ya.”

“Apaan sih.”

“Aku lagi bahagia bisa melihat cowok ganteng.”

“Cowok ganteng? Yang mana sih.”

“Itu yang disana lagi berdiri sambil nelpon.”

“Oh…”

“Ganteng kan?”

Ana mengangguk.

“Yok kita pulang,ntar telat ke kampus.”

Merke pun berjalan keluar dari gedung megah tersebut dan taksi merekapun sudah tiba. Mama Amel pulang ke rumah, sedangkan Ana dan Tari lanjut kuliah.

Ikuti kelanjutannya!

Asahan, 18 April 2024

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post