Sri Endang Hastini Hasibuan

Nama ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Menatap Senja

Tak perlu waktu lama, disain Mama Amel untuk seragam PT DW Gemilang kian rampung dalam dua hari. Padahal ada banyak jenis yang harus digambar karena model yang berbeda antar bagian. Kesempatan ini tak disia-siakan oleh mama Amel, Ia ingin membuktikan bahwa kinerjanya patut diperhitungkan.

Setelah semuanya selesai, disain itu pun dikirim ke Sekretaris perusahaan dan tinggal menunggu hasil dari perusahaan. Ana dan mamanya sangat berharap proyek ini bisa jatuh ketangan mamanya, apalagi ini perusahaan besar, sebuah kesempatan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

“Ma…sudah aku kirim ke Bu Shinta, kita tinggal tunggu aja nanti, mudah-mudahan kita segera mendapat kabar baik ya Ma.”

“Amin..kita berdoa sama-sama, semoga ini langkah baik untuk kita.”

“Bu Dewi itu baik banget ya Ma?”

“Beliau selalu member solusi setiap aku kesulitan.”

“Belia memang orang yang baik, lihat saja Sekretaris, personal asisten, pegawai-pegawainya, bahkan satpam semuanya baik, ramah, dan sopan. Tentu itu semua kaderisasi dari suami Bu Dewi sebagai pemilik perusahaan kan?”

“Bener Ma, pasti keluarga mereka bahagia banget ya Ma, dan tentu harmonis sekali.”

“Iya sayang…dan kita harus bersyukur selalu ada diantara orang-orang yang baik.”

Seketika pikiran Ana menerawang jauh, mengingat akan sosok Papanya yang begitu menyayanginya. Papa Hermawan adalah sosok yang sangat disayanginya, papa yang selalu bisa membuatnya tetap tersenyum bahagia, membuat rasa nyaman, hingga membahagiakannya dengan apapun yang membuat Ana senang.

Tapi kini semua itu tak Ia dapatkan lagi. Semua telah pergi meninggalkannya, apa yang menjadi harapanya di masa kecilpun sirna sudah. Namun entah mengapa Ia tetap rindu akan sosok sang papa, meskipun beberapa kali mamanya mengingatkan untuk tak lagi mengingat papanya, namun bagi Ana papa tak pernah pergi dari hatinya.

Lantas bagaimanakah hati sang papa jika melihat anak sematawayangnya yang telah Ia tinggalkan tak pernah sedikitpun membencinya. Apakah hatinya masih tetap sama seperti Ana yang tetap menyayangi sang papa.

Membayangkan papanya saja Ana menangis menahan rindu, padahal pada orang yang sudah menghancurkan hidupnya.

……………………………………………..

“Ana…kamu mau kemana?”

“Aku mau ke kampus Ma, ini hari terakhir aku jadi asisten Buk Dewi, jadi Senin sudah Buk Dewi yang masuk kelas.”

“Oh gitu, kirain kamu kuliah, setahu mama nggak ada jadwal kan? ya sudah hati-hati ya.”

Ana pamit kepada mamanya.Ia mengendarai motornya melalui jalan yang mulai padat karena aktivitas masing-masing.

Ana tiba di kampus tepat waktu. Ia langsung menuju kelas, para mahasiswa sudah menantinya.

“Maaf semuanya, saya hari ini terakhir sebagai asisten Buk Dewi, jadi Senin Buk Dewi sudah masuk kelas kembali.”

Para mahasiswa heboh setelah Ana membuat pernyataan tersebut.

“Kenapa nggak kamu aja Dek?”

“Saya kan cuma asisten Kak.”

Jawab Ana.

Beberapa diantaranya agak kecewa karena sudah senang dengan keberadaan Ana, meskipun sebenarnya Ana junior mereka.

Satu mahasiswa berdiri.

“Tapi kami terimakasih ya Dek, kamu sudah bisa membuat kami merasa nyaman di kelas, tidak seperti nketika dosen masuk maka kami harus pasang muka serius, kalau sama kamu, hati kami jadi teduh bukan karena kamu cantik saja, tapi gaya kamu mengajar kami suka. Yak an kawan-kawan? Gimana menurut kalian?”

Semua kompak menjawab.

“Setuju……”

“Terima kasih untuk semuanya, kakak-kakak semuanya juga sangat baik, bisa menerima saya padahal saya nggak pantas ada di kelas ini mengajar didepan senior saya, tapi saya terima kasih sekali lagi atas apresiasinya.”

“Kalau kami mau belajar sma kamu, boleh kan?”

Seru mahasiswa lainnya.

“Boleh lah Kak.”

Semua bersorak, ada rasa yang tak bisa mereka ceritaan, intinya para mahasiswa sangat kehilangan sosok Ana. Mereka berharap akan bisa bertemu dengan Ana lagi dalam proses pembelajaran di kelas.

Usai mengajar, Ana meninggalkan kelas dan bergegas pulang. Namunlangkahnya terhenti dengan sosok yang berdiri tepat dihadapannya.

Siapakah gerangan?”

Ikuti kelanjutannya!

Asahan, 15 April 2024

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post