Kini di saat semua orang disibukkan melawan virus Corona, yang terus menyerang dunia dengan wujud yang tidak terlihat tapi mematikan itu, berbagai usaha yang dilakukan hingga menghabiskan uang milyaran rupiah, merugikan banyak aspek kehidupan, merubah tatanan yang sudah berlaku dan menguras pemikiran untuk dapat memusnahkan virus tersebut, ada dua hal yang terjadi di masyarakat kita:

1. Cuek

Sifat ini banyak yang melakukannya, bisa jadi ini berlaku karena musuh itu tidak tampak, sehingga mereka menganggap itu tidak ada. Atau karena tidak ada keluarga mereka yang terserang virus ini, sehingga mereka tidak peduli dengan himbauan-himbauan yang disampaikan oleh pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh agama ataupun Dinas Kesehatan.

2. Peduli

Sifat ini dilakukan oleh orang-orang yang terpanggil jiwanya karena kemanusiaan. Meskipun musuh (virus itu) tidak tampak, tapi jelas akibat penyebarannya menyerang hingga membunuh banyak orang dan merugikan ratusan negara di dunia ini. Mereka ikut berperang dengan menggunakan kemampuan dan cara sesuai yang mereka bisa.

Melihat banyaknya kerugian yang ditimbulkannya, marilah kita bertekad berjuang bersama untuk melawannya, agar situasi kembali normal lagi.

Namun begitu saat ini ada virus yang justru kita harapkan berkembang pesat penyebarannya. Virus ini tidak mematikan tetapi justru menghidupkan. Dalam situasi bagaimanapun virus ini diharapkan menular pada setiap orang. Bahkan saya sudah tertular. Nama virus ini adalah "Virus Menulis". Sejak bergabung dengan dua pengembang literasi salah satunya adalah Mediaguru, saya terus jadi ketagihan menulis. Menulis menjadi suatu kebutuhan, kebiasaan dan sangat menyenangkan. Karenanya pula kini saya sudah mempunyai buku-buku solo dan buku-buku antologi (nulis bareng). Nah...kalau virus menulis yang datang, jangan dibunuh ya. Biarkanlah terus hidup dan berkembang, agar hidup kita lebih hidup lagi. Salam literasi!

Helvetia Medan, 1/5/20, 13:59