Entahlah kenapa aku sendiri tak tahu

Namun sungguh benar benar tak mau lepas

sepatah kata itu dari setiap detik waktuku

terngiang ngiang sepanjang langkah perjalananku

walau sudah kucoba mengahalau jauh jauh dari ingatku

Kata yang biasa mungkin bagi banyak insan

atau malah tak banyak makna tercantum dalam kamus

namun, sangat menghantui semua sendi dan syarafku

menempel erat dalam kalbu dan makin saja menjadi hantu

yang sungguh... sangat mempengaruhi segala gerak pikirku

Mestinya kuabaikan saja kata itu

agar tak hendak jiwa ini makin terbelenggu

yang akhirnya mengimbas pada semua sendi

dan semua denyut nadi yang mengalirkan darahku

Mestinya tak usah kuingat lagi sepatah kata itu

Tapi rasanya semakin kubuang, semakin saja menempeliku

lantas teringat diri .. betapa mungkin itulah penanda akal pikirku

tak lagi jernih menilai sesuatu yang sungguh sangat merugikanku

Namun entahlah, saat saat seperti itulah yang memunculkan belenggu

Yang akupun tahu pasti tak kau rasakan sesuatu yang menyiksaku itu

Satu kata yang membuatku harus kembali belajar

Betapa ilmu kita tak adalah sekuku jari yang lemah ini

juga tak apa apanya dibanding semua nilai yang meraja

yang hanya dengan kemurahan-Nya semua dapat kita nikmati

Pergilah...enyahkanlah satu kata itu dari kepalaku

untuk segera kembalinya energi jiwaku yang terbelenggu

Demi tetap tersentuhnya dengan sejernih jernihnya nalarku

segala harap yang tertumpukan di atas pundak lemah ini

Hingga hanya kemanfaatan dan segala kerendahan hati yang terpatri

Dalam naungan jiwa jiwa penuh cinta yang selalu melekat dalam dada

Jogja Barat, 12 Januari 2018

Penetralisir jiwa yang penuh tanda tanya