SRI HARINI

Saya lahir dan sampai SLTA di kota kecil yang ada di bagian Barat Daya Provinsi Jatim, tepatnya di Kabupaten Ponorogo. Sebuah kota yang terkenal dengan sebutan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kemataraman
Berlatih Membatik

Kemataraman

Perjalanan sekolah berbasis budaya di seluruh Provinsi DIY sudah berjalan tahun ke delapan. Tepatnya sejak adanya Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) nomor 5 Tahun 2011 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Budaya. Implementasi dari peraturan daerah ini dalam kegiatan nyata salah satunya adalah pengenalan dan pendalaman tentang budaya kemataraman yang bercorak Yogyakarta. Gerak di sekolah-sekolah juga sudah bergeliat dari waktu ke waktu. Banyak ragam kegiatan yang dilaksanakan untuk memberi warna khas sekolah berbasis budaya di DIY.

Kemataraman, menjadi salah satu kegiatan berbasis budaya yang berusaha dikenalkan dan dikembangkan kepada semua peserta didik semua sekolah di wilayah Provinsi DIY. Ada banyak kegiatan yang dapat dilaksanakan dalam rangka memelihara dan menyelenggarakan pendidikan di sekolah yang berbasis budaya Yogyakarta. Salah satunya adalah budaya kemataraman. Kemataraman ini dikembangkan secara berbeda di masing-masing kabupaten dan kota di wilayah DIY dengan pakem yang sama sesuai dengan Perda Provinsi DIY nomor 5 Tahun 2011.

Secara umum dapat dikelompokkan antara lain, 1) Kebahasaan, meliputi penggunaan bahasa Jawa dan tata penulisan aksara Jawa 2) Kesenian, yang meliputi seni ukir, seni batik, seni suara/ musik jawa, geguritan, lagu dolanan Jawa, olah kanuragan, krida tradisional dan permainan tradisional serta masih banyak yang lainnya. 3) Sistem kemasyarakatan, meliputi pengenalan dan pembudayaan sistem kemasyarakatan Jawa dalam kegiatan ekstrakurikuler kemataraman, 4) Alat perlengkapan hidup, meliputi pengenalan berbagai alat pertanian, busana jawa gaya Yogyakarta dalam penggunaan dan pembiasaan dan 5) Budaya hidup keseharian, meliputi pengenalan hari-hari adeging/ berdirinya Kabupaten dan Kerajaan Mataram berikut segala aktifitas pengingatnya.

Berkaitan dengan Kemataraman, Kabupaten Kulon Progo menindaklanjuti dengan pengelolaan dan pembeudayaan secara tersendiri. Jauh sebelum pemerintah pusat lebih jelas aktualisasi program Ppenguatan Pendidikan Karakter (PPK), Kabupaten Kulon Progo sudah menerbitkan Peraturan Daerah Kabupaten nomer 18 tahun 2015 tentang pengelolaan pendidikan karakter. Perda ini kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 65 Tahun 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan.

Sesuai Perbup Kulon Progo nomor 65 Tahun 2017 dilaksanakan SOP (standar operasional Prosedur) masuk kelas pagi hari dan ketika mau pulang pada siang hari oleh semua satuan pendidikan dasar di kabupaten Kulon Progo. SOP ini dilaksanakan di semua satuan pendidikan sebagai acuan dasar saja, sekolah dapat mengembangkan sesuai dengan inovasi dan kreatifitas masing-masing satuan pendidikan. Intinya adalah untuk membiasakan dan menanamkan karakter menghormati guru dan menanamkan kedisiplinan sejak dini kepada semua peserta didik.

Implementasi Kemataraman dalam hal kesenian, khususnya seni lukis dan dan ketrampilan yang berkaitan dengan seni lukis ini dikembangkan ketrampilan membatik. Ketrampilan ini meliputi pembuatan desain batik dan ketrampilan membatik itu sendiri. Dalam implementasinya di sekolah, dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan yang dilaksanakan di luar jam pembelajaran dan menjadi salah satu pilihan dari ekstrakurikuler kemataraman. Ketrampilan membatik ini terus dikembangkan di setiap sekolah dengan ending pada akhir tahun ada gelar kreasi dan karya siswa berupa pameran batik dan lomba desain batik. Diharapkan dengan kegiatan ekstrakurikuler membatik dan pameran di akhir tahun dapat lebih menumbuhkan rasa cinta peserta didik pada budaya adiluhung yang telah diwariskan para pendahulu negeri.

Selain membatik, ekstrakurikuler kemataraman meliputi kebahasaan yang di dalamnya ada pilihan lagi yaitu geguritan, tembang macapat, menulis aksara Jawa. Kegiatan krida kemataraman yang meliputi permainan tradisional egrang dan juga Gobak Sodor. Pelestarian budaya tradisional di bidang seni tari juga dilakukan untuk kegiatan kemataraman. Kesenian tradisional Kabupaten Kulon Progo, yaitu Tari Angguk, wajib dikuasai oleh peserta ektrakurikuler bidang seni tari. Semua ekstrakurikuler kemataraman ini pada akhir dilombakan antar sekolah, dan semua sekolah wajib untuk mengikuti lomba berbagai jenis mata ekstrakurikuler kemataraman tersebut.

Pengembangan dan upaya penguatan karakter terus dilakukan oleh semua satuan pendidikan, khususnya di tingkat pendidikan dasar. Dengan demikian diharapkan semua generasi penerus ini mengenal dan yang lebih utama adalah mempunyai rasa cinta terhadap kesenian dan budaya seniri. Konsistensi dan kontinuitas harus tetap dijaga karena pasti akan banyak kendala yang ditemui sepanjang perjalanan.

Nanggulan, 25 Desember 2019

Mendamba negeri damai, dalam balutan keindahan tradisi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aamiin.. Terimakasiih Bu Siti, masih belepotan tulisan tanpa konsep saya.. salam kenal dari Jogja dan salam literasi bu..

25 Dec
Balas

Wow, Mataram luar biasa. Sukses selalu dan barakallahu fiiik

25 Dec
Balas



search

New Post