Sri Hartati

Pegangan Hidup dalam Diri Hidup adalah perjuangan, bersama perjuangan, sepasang suka dan duka selalu ada, kegigihan adalah modal, kesabaran ada...

Selengkapnya
Navigasi Web
SAHABAT PENA

SAHABAT PENA

Usai jam pelajaran ilmu mantiq dengan Buya Hj. Abdul Malik Khalidi, aku dipanggil oleh kepala sekolah ke ruang beliau. Aku jadi gemetaran. Aku bukan siswi beranian orangnya. Aku selalu berusaha untuk tidak melakukan kesalahan. Itu bukan karena ingin dipuji. Aku ingin menjadi hamba Allah yang baik. Aku juga ingin jadi anak yang selalu menjaga nama baik orang tua. Biasanya yang dipanggil ke ruang kepala sekolah adalah siswa berprestasi  atau yang bermasalah. Waktu aku SMA belum ada ruang  konsultasi dengan guru BK. 

Sepanjang perjalanan dari ruang kelas ke ruang kepala sekolah, aku sibuk memikirkan kesalahan apa yang telah aku lakukan. Sedangkan prestasi, tidak ada prestasi terkini yang kuperoleh.  Jantungku menjadi semakin tidak tenang. Teman dekatku Kakeni juga tidak mengetahui alasan apa yang membuat aku dipanggil ke ruang kepala sekolah. 

Kuketuk pintu ruang beliau. Kuucapkan salam dengan nada barang kali sangat sumbang. Kedua-dua telapak tanganku tidak henti kuputar- putar untuk menghilangkan ketakutanku. Aku tidak ingin bermasalah. Rasanya aku juga tidak ada keluar rumah memakai baju yukensi. Biasanya yang menjadi alasan siswi dipanggil ke ruang kepala sekolah karena bolos, pacar-pacaran, dan krluar rumah tidak menutup surat.  

Sebagai siswi sekolah madrasah, kami diberi ketentuan bahwa keluar rumah harus menutup aurat lengkap. Setelah salamku dijawab oleh kepala sekolah, aku dipersilakan duduk. Dengan sangat hari-hati aku duduk di kursi di depan meja kerja beliau. Ya, ampun! Tangan kiriku menyenggol tumpukan buku, "plappappapbuk". Suara buku berjatuhan karena tersentuh olehku. 

"Maaf, Pak!" Secepat kilat kuambil buku itu kutaruh kembali di tempatnya. Rupanya yang berjatuhan itu adalah buku laporan hafalan hadis kelas kami dengan beliau. Kepala sekolahku ini mengajarkan hadis dan ilmu hadis.  

Kepala sekolah membuka lemarri kayu yang ada di ruang itu. Ha...ada setumpuk surat dengan beraneka sampul. Aku jadi ingat surat-surat dari sahabat pena yang dibakar oleh Mamaku. Sebetulnya aku sedih juga surat-surat itu dibakar oleh Mama. Namun, demi kesuksesanku sebagaimana dinasihatkan oleh papa, aku berusaha ikhlas.  

"Tahu mengapa Bapak mempanggil?" 

Aku menggeleng. Dalam hati ada rasa berdosa menggelengkan kepala. Aku mulai merasakan bahwa surat-surat dari sahabat penalah alasan aku dipanggil. 

"Ini surat-surat untuk Anti. Semua ini keluarga Anti?" 

Aku lagi-lagi menggeleng karena memang itu bukan surat dari keluarga. Itu surat-surat dari sahabat pena.  

Sekitar 20 surat ada di depanku. 

"Bapak tidak akan memberikan surat-surat ini kepada Anti.Mengapa? Surat-surat ini bisa membuat Anti lalai dan kehabisan uang untuk membeli prangko. Nanti prestasi Anti juga bisa menurun. Jadi, mulai sekarang dan seterusnya, jika surat yang datang, bukan dari keluarga Anti, surat itu akan kami tahan. Bolehkan?"

Apa yang dikatakan kepala sekolah benar. Apalagi kedua orang tuaku juga sudah menasihati dengan nasihat serupa. Sejak aku punya sahabat pena, aku memang telah mulai kekurangan uang. Padahal uang dari upah membordirlah yang kugunakan untuk membeli perangko dan amplop surat. 

"Boleh, Pak!" aku menjawab dengan penuh hormat.

Sejak aku dipanggil kepala sekolah, aku tidak lagi membalas surat atas nama sahabat pena. Sebetulnya mempunyai sahabat pena tetap saja ada sisi positifnya. Namun, akan lebih banyak nilai positifnya jika berhenti. Sedikitpun sku tidak berkecil hati kepada kepala sekolahku. Semoga kepala sekolahku yang sudah almarhum itu selalu mendapat rahmat di peristirahatannya menuju surga.

 

 

 

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerita luar biasa. Koq, saya jadi terharu, sungguh. hix hix hix

02 Aug
Balas

Hi hi terima kasih Pak Ustaz! Sehat selalu

02 Aug

Terima kasih Admin

01 Aug
Balas



search

New Post