Sri Hartuti Husin

Nama Sri Hartuti Husin kepala TK Darussalam kecamatan tilatang kamang tugas lainnya Asesor BANP Provinsi Sumatera barat dan Instruktur Nasional kab agam pendidi...

Selengkapnya
Navigasi Web

Jadi Penulis Keren 8(Kisah Hidup Sang Penulis)

JADI PENULIS KEREN(Kisah Hidup Sang Penulis)

Menjadi Guru merupakan suatu pekerjaan yang tiada pernah saya cita-citakan semenjak kecil,diwaktu kecil sikap dan perilaku saya tomboi dan suka melakukan hal-hal yang penuh tantangan,seperti bersepeda seharian bersama teman teman,bermain di irigasi yang ada dikampung sebelah ,dan ikut latihan silat serta memiliki teman yang lebih banyak laki-laki.

Semasa kecil bercita- cita menjadi seorang polwan dan ini sebenarnya terinspirasi dari figur bapak, seorang pensiunan polisi di era jepang dan beliau sangat tegas dan disiplin dalam mendidik anak-anaknya kami kadangkala seperti prajurit namun beliau juga sangat menyayangi kami dan beliau sangat perhatian.

Masa kecil kami sebenarnya tidak terlalu susah secara ekonomi karena bapak seorang yang sangat rajin,beliau tidak menerima pensiun yang terputus disaat adik yang nomor tiga berusia tiga tahun ,dengan alasan beliau terlibat PRRI Peresta ,bapak sering bercerita bagaimana kejamnya para pemberontak PRRI terhadap aparat pemerintah,disaat beliau masih bertugas di daerah riau tepanya di kota rengat dengan jabatan sebagai kapolsek.Pemberontakan PRRI membuat beliau melarikan diri masuk ke hutan dari cerita yang beliau sering sampaikan ke pada kami beliau sempat akan di bunuh dengan keadaan mata tertutup,namun keajaiban Tuhan terjadi pimpinan pemberontak melihat wujut beliau sebagai sosok seorang bayi dan pembunuhan itupun gagal sampai akhirnya beliau ditinggal dalam keadaan terikat dan mata tertutup.

Cerita diatas adalah sekelumit cerita tentang bapak yang menginspirasi kehidupan kami anak-anaknya,Bapak bukan pemberontak PRRI tapi beliau adalah abdi negara yang selalu menjunjung tinggi negara NKRI sampai hari tuanya beliau sangat berperan besar membuat kkami memeliki rasa percaya diri dan pantang menyerah.

Masa kecil kami sebenarnya agak unik ,karena ibu yang asli minangkabau memiliki harta,rumah,sawah dan kolam ikan namun kami sebentar tinggal di rumah tidak lama kami pindah ,waktu kecil kami tidak mengerti apa sebenarnya yang terjadi ,kenapa mesti pindah padahal punya rumah dan kami sering tinggal di pondok pondok orang di kampung sendiri,walaupun kehidupan begitu trasgis namun kasih sayang serta kuatnya ikatan antara kami sekeluarga tiidak membuat kami menjadi rendah diri walaupun kami tinggal di pondok atau rumah yang sudah tidak dihuni lagi oleh yang punya.

Menulis masa lalu terkadang membuat air mata menetes tampa terasa,bapak dan amak sudah tidak ada namun kenangan indah hidup bersama membuat saya tidak bisa melupakannya,terkadang kami makan seadanya ,satu telur dibagi empat namun entah kenapa kami sangat senang dan tidak merasa kekurangan.

Bapak walaupun tidak pernah bertani seumur hidupnya namun disaat menukah dengan amak beliau berusaha menyesuaikan diri dan beliau bisa bertani seperti petani lainnya seandainya mertua beliau seorang yang tiada memandang sesuatu dengan uang mungkin bapak sudah membangun rumah untuk kami,namun itulah liku- liku kehidupan yang harus dijalani dengan sabar dan tawakal beliau menjalani hidup setia bersama amak dan anak-anaknya.

Kami bersaudara ada tujuh orang namun tiga yang sudah besar merantau dan sudah bekerja ,kami berempat dengan usia yang tidak jauh berbeda hidup dididik oleh pasangan suami isteri yang selalu senantisa berusaha membahagiakan kami,sejujurnya saya tidak pernah melihat apak dan amak bertengkar,beliau selalu rukun dan bahagia walau dengan keterbatasan ekonomi.

Bapak selalu menemani amak memasak di dapur dan setiap hari beliau berdua selalu bercerita kisah kisah yang sudah berlalu,bapak akan bercerita bagaimana beliau di saat masih bertugas dan bagaimana perjuangan beliau menjadi seorang polisi,beliau bercerita tentang bagaiman beliau berangkat dari kampung kecil di Bagan Siapi-Api Riau,beliau ingin merubah nasib tidak mau menjadi nelayan atau berkebun,dan cerita ini hampir selalu beliau ulang ulang sehinngga setiap saat saya mendengarnya saya hampir hafal dengan semua kisah bapak,dan bapak orang yang suka membaca,menulis ini merupakan kebiasaan beliau di sela sela menunggu Azan berkumandang.

Amak adalah seorang perempuan yang sangat baik dan sabar beliau tidak pernah melakukan perlawanan terhadap Ibu beliau,dengan ketidak adilan yang beliau terima.Amak seorang yang sederhana dan selalu membuat kami senang,pagi sebelum berangkat sekolah anak-anaknya makan pagi dan disaat pulang kami selalu makan bersama yang mmembuat saya heran setiap akan makan ada saja sambal yang terhidang padahal saya tahu kalau bapak tidak punya uang ,namun kegebiraan kami tidak pernah hilang walaupun hidup di pondok orang lain.

Kehidupan kami berpindah pindah sampai saya lulus SMA,dan akhirnya kami dapat kembali ke rumah sendiri sampai hari ini saya masih tetap berada di tanah milik keluarga amak,cerita dimasa kecil yang sebenarnya jauh dari kesenagan tidak membuat kami tumbuh menjadi pribadi yang lemah namun pendidikan ,motivasi,serta kasih sayang bapak dan amak membuat kami menjadi pribadi yang selalu berfikir untuk melakukan hal hal yang bermanfaat dan Alhamdulillah kami sudah menjadi orang tua dengan keluarga masing-masing namun kebersamaan serta silaturahmi kami jaga sebaik mungkin minimal semua saudara yang di rantau jika lebaran pulang kampung,dengan teknologi yang sungguh super canggih hubungan kedekatan dan kehangatan persaudaraan bisa dijaga dengan baik.

Kisah masa lalu adalah bahagian dari kehidupan kita dan masa lalu tidak membuat kita menjadi jauh dari nilai nilai moral ,tidak selalu hidup yang bergelimang dengan harta membuat pribadi yang sempurna ,namun keprihatinan,garis hidup yang berada dibawah kemiskinan tidak akan membuat kita tumbuh menjadi manusia yang lemah namun jadikan keprihatinan menjadi pemacu semangat untuk berkarya dan berdedikasi ,tiada yang mustahil bagi Allah semua ada hikmahnya ,kemiskinan,keterpurukan bukan semata mata membuat kita putus asa namun dibalik itu semua pasti ada maknanya.

Figur orang tua adalah teladan bagi anak-anaknya,jika orang tua mendidik anak-anaknya dengan baik ,disiplin dan selalu menanamkan nilai nilai kebenaran maka anak-anak akan tumbuh menjadi manusia

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Saya sepakat dengan paragraf terakhir, "Figur orang tua adalah teladan bagi anak-anaknya." Semangat Bu Sri

19 May
Balas

Terimakasih bapak yudha yang selalu memberikan semangat kepada saya he he setelah saya baca ulang akhirnya seperti tidak berujung maklum menulisnya kemaren dikirain sdh oke e ngak tahunya ada yang kurang bisa ngak pak di edit yg sdh terkirim

19 May
Balas

Bisa bunda. Masuk saja di menu, dan pilih manajemen artikel. Selanjutnya, tekan tombol edit pada artikel yang dimaksud. Mulai edit naskahnya.

20 May



search

New Post