Sebenarnya jam sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB. Sudah waktunya merebahkan tubuh dan memejamkan mata. Setelah mengambil wudhu, aku segera menuju ke kamar. Sesaat kemudian, merebahkan tubuh sembari menarik selimut.

Entah kenapa, rasa kantuk tiba-tiba hilang. Sehingga rencana untuk tidur pun ditunda. Aku raih gawai di samping bantal. Jaringan data yang sebelumnya aku matikan, ku nyalakan kembali.

Membaca tulisan dari bapak dan ibu gurusianer telah aku lakukan sebelumnya. Selanjutnya, entah apalagi yang ingin aku lakukan. Sementara mata belum juga mau terpejam. Hampir setengah jam buka tutup aplikasi. Tanpa jelas apa yang ingin dicari.

Tiba-tiba teringat tempat pengabdian di pelosok sana. Rindu ingin mengetahui info terbaru. Hampir 5 tahun sejak meninggalkan desa Mandeu Raimanus, kecamatan Raimanuk yang berada di kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur itu. Tentulah banyak perubahan yang terjadi. Apalagi saat menelepon seorang guru di sana beberapa waktu lalu. Beliau menceritakan beberapa perubahan itu. Seperti jalan yang sudah diaspal dan listrik yang sudah menerangi rumah-rumah warga. Perubahan yang sangat membahagiakan.

Jari-jari dengan cepat mengetik kata "Raimanuk". Berbagai berita terkait hal yang dicari, bermunculan. Jari berpindah menuju gambar. Melihat gambar yang bermunculan, rindu terasa sedikit terobati. Semakin ke bawah, semakin banyak gambar yang terkait berita tentang Raimanuk. Hingga pencarian terhenti pada semua gambar yang tidak asing. Ya, gambar tersebut masih tersimpan rapih pada album foto di laptop.

Langsung saja jari ini bergerak menyentuh gambar tersebut. Kemudian muncullah artikel dari "Cakrawala NTT". Saya ingat, saat di penempatan pernah mengirimkan tulisan pada wartawan media massa di Kupang. Robert Fahik, pernah mengunjungi sekolah tempat saya mengabdi ketika itu. Dalam sebuah acara menggiatkan majalah dinding (mading) di sekolah, beliau sempat membaca salah satu tulisan saya pada mading tersebut. Kemudian menawari untuk mengirim tulisan tentang pengalaman selama mengabdi.

Tentu saja saya tertarik dengan penawaran tersebut. Apalagi pengalaman pengabdian ini begitu berkesan. Ada baiknya bisa dibagikan kepada banyak orang. Untuk bisa dipetik hikmahnya.

Melalui surat elektronik, saya kirimkan tulisan tersebut kepada Kak Robert Fahik. Cukup lama email ini dibuka, mungkin karena kesibukan beliau. Hingga tanpa saya sadari, tulisan ini muncul pada media elektronik. Ungggahannya pun setelah saya menyelesaikan pengabdian di sana.

Terimakasih saya ucapkan kepada Kak Robert Fahik. Telah merekam jejak pengabdian ini. Semoga bisa menjadi pelajaran berharga bagi yang membaca. Untuk selalu mensyukuri hidup dan tidak pernah berputus asa dengan keadaan.

https://www.cakrawalantt.com/2016/06/catatan-seorang-guru-sm-3t-di-pedalaman.html