SRI HARYA NINGSIH, S.Pd.,Gr

Guru IPA Terpadu di SMPN Satu Atap Danau Lancang, Riau...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sehat dan Syukur

Sehat dan Syukur

Pagi itu, godaan lembut hembusan angin perbukitan telah menyapaku. Hingga menimbulkan rencana sehat. Sejak bangun dari lelapnya tidur, aku segera berwudhu, menunaikan kewajiban.

Dengan menggunakan celana dan sepatu olahraga, aku telah bersiap membelah pagi. Tak lupa pula menggunakan jaket tentunya. Atribut yang satu ini harus tetap melekat di badan jika keluar rumah. Angin perbukitan sangatlah dingin untuk seorang yang baru seperti saya. Setidaknya perlu beradaptasi dengan lingkungan baru.

Dengan semangat berolahraga, ku langkahkan kaki pelan-pelan. Hingga sampailah ke halaman sekolah tempatku mengabdi. Sebuah SMP di daerah perbukitan, tanah Timor, Nusa Tenggara Timur.

Kabut masih menyelimuti, dinginnya udara serasa menusuk ke tulang. Embun pun mulai memenuhi wajah. Aku mulai dengan lari-lari kecil mengitari halaman sekolah. Berolahraga sembari menikmati pemandangan alam yang indah. Segar, nyaman dan menenteramkan.

Puas mengitari halaman sekolah, rasa lelah pun mendera. Mentari pun telah beringsut meninggi. Udara menjadi hangat perlahan. Aku memutuskan untuk menuruni bukit untuk sekedar melihat pemandangan. Tiba-tiba pandanganku terhenti. Tiga orang bocah sedang mengais tanah di depan rumah mereka. Rumah berdinding pelepah lontar dan berlantaikan tanah.

Perlahan, aku mendekati mereka. Sadar didekati, mereka tersenyum malu-malu. "Pagi, Ibu," ucap mereka serentak. Aku membalas senyum lugu dari 3 orang bocah, yang kuprediksi berusia 6, 5 dan 4 tahun itu. "Iya, pagi," balasku. " Sedang apa?" Aku mencoba lebih mendekat, penasaran dengan aktivitas yang sedang mereka lakukan. "Gali ubi, Ibu," jawab bocah paling tua dengan logat khas NTT. Aku terperangah. Sepagi itu, mereka sudah menggali ubi untuk dimakan. Satu persatu ubi berhasil didapat. Tidak banyak, tapi cukup untuk keluarga mereka.

Di saat yang lain masih ada yang terlelap dalam mimpi, mereka telah mengais rezeki. Pelajaran berharga pagi itu, semangat mereka perlu ditiru. Rasa syukur pun menyeruak. Nikmat Allah yang begitu besar untuk kita, masih diberi rezeki lebih. Sehingga bisa berbagi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan inspiratif. Sukses selalu, Bunda. Salam literasi

09 Aug
Balas

Alhamdulillah, terimakasih, pak

09 Aug

Iya, bu. Terimasih, bu

09 Aug
Balas

Subhanallah..Iya patut bersyukur kitaterimakasih bu..salam literasi

09 Aug
Balas



search

New Post