New Normal dengan  Bantuan Langsung  dan Terserah ? 

#Tantanganhari 32

Selamat pagi sahabat gurusiana.

Sejak beberapa hari yang lalu kata-kata New Normal menjadi viral atau trending topik. Hampir setiap bincang-bincang, live streaming maupun media membahas tentang kondisi new normal. Kondisi yang sudah 3 bulan kita jalani ini, banyak situasi tak terduga yang terjadi secara individu, keluarga dan masyarakat. Banyak keterkejutan beradaptasi dengan kondisi ini.

Sering disebut-sebut, namun tahukah masyarakat kita tentang apa itu New Normal tersebut? Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmita menyampaikan pengertian New Normal  sebagai perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19. Prinsip utama dari new normal itu sendiri adalah dapat menyesuaikan dengan pola hidup.  (Dandy Bayu Bramasta dalam https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/16/164600865/sering-disebut-sebut-apa-itu-new-normal-)

Selain New Normal, Bantuan Langsung Tunai tak kalah viralnya. Beberapa hari yang lalu tersebar berita salah seorang warga yang mengamuk karena tidak mendapatkan dana bantuan tersebut. Hal yang dilakukan warga sampai pada perusakan properti. Sedemikian parahkah ekonominya ? tak tahulah kita. Semoga penyaluran dana bantuan langsung ini tepat sasaran. Karena tujuan dari penyaluran dana bantuan tunnai ini untuk membantu masyarakat yang terdampak.

Ada 7 macam dana bantuan yang diberikan pemerintah melalui berbagai program dengan persyaratan penerima. Ketujuh macam bantuan tersebut adalah ; program keluarga harapan(PKH), Bantuan Sembako atau bantuan pangan non tunai (pengganti Raskin), Tambahan Sembako, Bantuan langsung Tunai kementerian sosial, Bantuan langsung tunai Provinsi, bantuan langsung tunai Kabupaten dan Bantuan langsung tunai dana desa. Ketujuh program bantuan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda sehingga  pengelola, cara penyaluran dan waktu penyalurannya juga berbeda. Untuk penerima bantuan ini sendiri, ada aturan yang menyatakan bahwa satu keluarga hanya boleh menerima satu macam bantuan.

Nah, jika ada keluarga yang menerima lebih dari satu bantuan siapakah yang salah? Jika ada keluarga yang tidak menerima bantuan bolehkah mengamuk? Padahal sudah terdapat 7 macam bantuan dari pemerintah. Perlu adanya sosialisasi ini pada masyarakat. Bagi yang memang tidak layak, mohon dengan kesadaran untuk memberikannya pada yang benar-benar membutuhkan.

Lain halnya dengan new normal dan bantuan langsung tunai, kata terserah menjad viral dengan bentuk lagu. Kata terserah menjadi bentuk kekesalan warga indonesia atas apa yang dilakukan oleh masyarakat setelah 3 bulan berjuang melawan virus dengan mematuhi aturan sosial distancing, phisikal distancing dan Pembatasan sosial berskala besar dengan patuh hanya dirumah saja. Dan tiba-tiba dengan alasan persiapan lebaran, masyarakat berbondong-bondong pergi ke Mall dan pasar tradisional. Apa yang dilakukan oleh tenaga medis seakan tak ada artinya. Para medis yang berjuang demi kesehatan orang lain dan mempertaruhkan nyawanya seakan tak berharga pada kondisi ini. Ribuan orang telah terpapar virus mematikan, ratusan orang meninggal dengan sia-sia. Perjuangan tanpa batas masyarakat yang patuh akan aturan membuat geram seorang warga, sehingga memutuskan untuk menuliskannya dalam lirik lagu. Lirik yang menyentil mungkin saja pada pemerintah. Sedih dan kecewa, ketika bentuk kepatuhan 3 bulan untuk melakukan aktivitas dirumah saja. Sampai pada pembatasan ibadah pun dilakukan. Semua seakan menjadi sia-sia, dan kini TERSERAH lah.

Kesiapan New normal dengan pemberian Bantuan langsung Tunai berujung pada Terserahlah.

#tantanganmenulis

#Viral #newnormal

#BLT

#Terserah