MENGINTIP DESTINASI WISATA BOJONEGORO (2)

Tantangan hari ke-173

#Tantangan Gurusiana

By : Sri Hastuti, S.Pd.,M.Pd,

Pinarak Bojonegoro merupakan tagline bidang pariwisata Bojonegoro. Semua pecinta wisata dipersilakan melihat dari dekat lokasi wisata mulai dari pintu selatan, utara, barat dan timur.

Bumi Angling Dharma sangat welcome menyambut kedatangan para tamu yang ingin singgah. Tanpa menunggu waktu alias berlama-lama mari kita intip destinasi wisata yang ada di Kabupaten Bojonegoro berikut ini.

1. KAYANGAN API

Terletak di Dusun Ngembul, Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro, Propinsi Jawa Timur. Merupakan sumber api abadi yang tak pernah padam. Berada di kawasan hutan lindung diwilayah tersebut. Merupakan fenomena alam sejak zaman purba yakni faktor geologi berupa gas alam keluar yang tersulut api sehingga tidak pernah padam walaupun hujan lebat di tempat tersebut. Gas dari asap belerang yang tercium dari api yang menyala di sela-sela bebatuan yang membara.

Arti dari kayangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tempat dewa, surgaloka, kedewaan, pura dan kahyangan. Sinonim kayangan yaitu surga, adnan, firdaus, nirwana, indraloka, keindraan, suargaloka, suralaya, asilum, suaka, suraloka, serta banyak lagi persamaan kata dari kayangan tersebut.

Menuju lokasi tidaklah jauh, arah selatan kota kurang lebih hanya 15 km saja. Jalan untuk menuju lokasi sudah bagus karena sudah berpaving dan terpelihara. Lingkungan desa berupa ladang dan persawahan serta hutan jati mewarnai perjalanan. Sesampai di pintu masuk pengunjung akan disambut dengan pintu gapura besar yang kokoh dan penuh nuansa zaman dahulu. Lingkungan yang hening, artistik dengan pemandangan yang beraura positif bagi para penikmat sejarah. Menuju lokasi kayangan api dimana api terlihat dengan batu membara bisa dinikmati kesyahduannya pada malam hari. Sedangkan pada siang hari terlihat api berwarna biru lembut bahkan seperti tak terlihat nyalanya.

Kayangan api sebagai obyek wisata alam dan dijadikan tempat upacara sakral serta tempat upacara penting, seperti ruwatan massal dan wisuda waranggono, nyadranan atau bersih desa sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rezeki yang diberikan, atas keselamatan warga, juga bentuk rasa syukur atas panen yang berlimpah.

Memasuki kawasan Kayangan Api ada pendopo agung tempat beristirahat juga sebagai tempat acara atau pertemuan digelar. Sangat luas dan teduh terasa adem ayem bersantai di sana sambil menikmati jajanan khas warga setempat. Minum jahe panas ditemani jatah bakar juga sambil ngopi membuat pengunjung betah berlama-lama di sana. Berada di sekitar bara api yang terasa hangat dikala malam yang dingin sangat pas dan syahdu.

Selain untuk menghangatkan badan juga tempat menggali inspirasi, merenung tentang arti hidup dan kehidupan, akan penciptaan makhluk dan kembali kelak kepada Sang Kholik. Terkadang aura mistis kerap terasa di tengah hutan sepi dengan lambaian api yang menari-nari. Di sebelah Barat ada kubangan lumpur dalam sumur yang menyembulkan aroma asap belerang yang sangat kuat, bagi penderita sesak nafas atau asma tidak direkomendasikan sehingga bisa agak jauh dari sumur tersebut.

Kayangan Api sering sebagai lokasi outbond. Sangat cocok bagi para pelajar yang tergabung dalam kelompok dan organisasi seperti Pramuka, Pecinta Alam,Bela Diri atau hanya sekedar menikmati suasana di malam Minggu bagi para pemuda-pemudi, acara keluarga, orang berkunjung pun ada yang mempercayai kalau berada di Kayangan api untuk berdoa bermunajat kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk meminta jodoh, memperlancar rezeki, mendapatkan keberkahan dan kelancaran dalam berkarir, mendapat jabatan atau kedudukan dan lain sebagainya. Menurut warga setempat setiap malam Jumat terutama malam Jumat Pahing sangat ramai pengunjung untuk ritual dan tirakatan.

Gazebo yang berjajar menambah lengkap area bersantai bersama keluarga, hati menjadi tentram serta pikiran tenang. Tak ayal para pengunjung dari berbagai daerah ingin lebih dekat dan mengenal kayangan api ini. Menurut beberapa sumber Kayangan api ini adalah tempat bersemayamnya Mbah Kriyo kusumo atau Empu Supa yang berasal dari kerajaan Majapahit. Saat membuat pusaka, keris, peralatan pertanian, tombak, dan lain-lain dan melakukan pertapaan, ketika membawa api di dekat bebatuan dinyalakanlah api untuk menyempurnakan pusaka buatannya di tempat tersebut hingga api tidak pernah padam sampai sekarang. Sampai saat ini Kayangan Api merupakan tempat yang sakral dalam pengambilannya tidak boleh sembarangan, dan harus melalui upacara khusus. Seperti Upacara Jumenengan Ngarsodalem Sultan Hamengku Buwono X melaui persyaratan wilujengan dan tayuban.

Kayangan api atau api abadi di kawasan hutan wilayah Ngasem ini merupakan sumber api terbesar di Asia Tenggara. Dan populer sebagai tempat menyalakan api PON ( Pekan Olah Raga Nasional ke-XV pada tahun 2000. Lokasi sumber api yang berdiameter 10 meter ini kalau siang hari hanya terlihat bayang-bayang lingkaran api kalau tertiup angin kencang keluarlah api yang menyala nyala. Tetapi kalau dilihat di malam hari terkadang terlihat menyerupai keris panjang dan kadang seperti payung. Ujar pengunjung yang pernah melihatnya. Penasaran? Monggo pinarak di Kayangan api Bojonegoro. ***has***